Pages

Friday, January 11, 2019

Inilah Tujuh Alasan Kenapa Kamu Harus Kuliah di Semarang


Foto: Wikipedia

Tak terasa, sudah lebih dari separuh umur, saya habiskan di kota Semarang. Padahal waktu saya masih SMA dulu, mengenal Semarang sebagai kota yang panas, banyak nyamuknya, dan sering banjir. Jadi untuk kuliah di Semarang, terus terang nggak terpikir sama sekali, sampai.... saya ketemu sama Bapak saya dan akhirnya dengan berbagai pertimbangan saya memasukkan salah satu pilihan kuliah di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Takdir Allah, saya malah diterima kuliah di sana.

Hari pertama mengunjungi kampus, kesan panas menyengat membuat saya sedikit miris. Waktu itu baru beberapa tahun saja kampus Undip mulai dipindah ke wilayah Tembalang. Duh, di tempat yang gersang (dalam pandangan saya) ini saya bakalan menghabiskan setidaknya empat tahun kehidupan masa remaja, *drama. Tapi ternyata, kita memang nggak akan cinta kalau nggak kenal, sekarang setelah belasan tahun tinggal di sini, saya sudah jadi warga kota Semarang, dan jatuh cinta sama kota ini.

Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) pernah merilis daftar kota paling layak huni di Indonesia. Daftar-daftar kota ini didapatkan dari hasil survey yang dilakukan dua hingga tiga tahun sekali. Survey yang dilakukan IAP berbasis pada pendapat warga kota mengenai kota tempat tinggalnya sendiri dari beberapa aspek antara lain tempat ibadah, air bersih, pendidikan, fasilitas kesehatan, pangan, dan transportasi. Surveynya dilakukan di 26 kota dari 19 provinsi. Berdasarkan survey IAP ini Semarang berada di urutan ke-6.

Menurut Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018, Semarang berada pada urutan ke-2 dalam kategori Kota Metropolitan. Peringkat pertama dicapai Surabaya, dan peringkat ketiga Tangerang Selatan. Indikator penilaiannya adalah Lingkungan, Masyarakat, Ekonomi, Mobilitas, Pemerintah, dan Kualitas Hidup. Lingkup penilaian berdasarkan model yang dipakai dalam IKCI 2018 yakni Smart City Wheel oleh Boyd Wheel.  (Sumber IG: GNFI).

Nah, sekarang kan menjelang akhir tahun ajaran, sebentar lagi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) mulai dilaksanakan. Biasanya nih meski di waktu yang sudah mepet ini, masih ada saja calon mahasiswa baru yang belum mantap mau kuliah di mana. Saya merekomendasikan kepada kamu, wahai calon mahasiswa baru (hihi), kuliah aja di Semarang.

Mengapa Semarang?


1.       Banyak Pilihan Kampus Berkualitas


Bagi calon mahasiswa yang mengincar perguruan tinggi negeri, di Semarang ada 5 Perguruan Tinggi Negeri yaitu: Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Negeri Semarang (Unnes), Universitas Islam Negeri Walisongo (UIN Walisongo), Politeknik Negeri Semarang (Polines), dan Politeknik Maritim Negeri Indonesia (Polimarin). Selain perguruan tinggi negeri, di Semarang juga ada sejumlah Perguruan Tinggi Swasta berkualitas antara lain: Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Universitas Katolik Soegijapranata (Unika), Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Universitas Semarang (USM), Universitas 17 Agustus 1945 (Untag Semarang), Universitas Stikubank Semarang (Unisbank) dan masih banyak lagi.

Ada banyak jurusan yang bisa dipilih, yang bisa disesuaikan dengan cita-cita dan tujuan hidup kamu, wahai calon mahasiswa. Masing-masing kampus punya kelebihan masing-masing, diantaranya memiliki jurusan-jurusan unggulan yang menjadi favorit calon mahasiswa. Tapi berarti kalau kamu mengincar kampus dan jurusan favorit, harus lebih giat berdoa dan belajar, supaya bisa ditempatkan sesuai kampus yang terbaik buat kamu.  

2.       Banyak Pilihan Moda Transportasi


Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, kota Semarang tentu saja didukung dengan berbagai moda transportasi. Di tahun 2018, Bandara Internasional Ahmad Yani sudah memiliki wajah baru yang lebih kece. Berbagai jurusan pesawat ke Jakarta, Surabaya, Makassar, Bandung, Denpasar, Pangkalan Bun, dan beberapa kota lainnya bisa langsung diakses dari Semarang. Untuk penerbangan internasional sementara ini sudah tersedia penerbangan ke Singapura dan Malaysia.

Untuk moda transportasi kereta api, letak Semarang di pantai Utara, otomatis dilalui kereta-kereta yang melewati jalur pantura. Kereta jurusan kota-kota wilayah tengah di pulau Jawa seperti Bandung dan Malang, juga bisa dicapai dari Semarang. Sekarang ada kereta Joglosemarkerto, yang menghubungkan kota Semarang dengan kota Solo, Purwokerto, dan Yogya.

Bagaimana dengan jalur darat? Dengan tersambungnya tol-tol di pulau Jawa, untuk menuju Solo dari Semarang hanya perlu waktu tempuh kira-kira satu jam, untuk ke Jakarta enam jam, dan ke Surabaya empat jam. Tersedia bus-bus mulai ekonomi sampai eksekutif juga yang melayani trayek dalam pulau Jawa hingga luar Jawa.

Banyaknya pilihan moda transportasi ini jadi keunggulan kota Semarang, karena berarti mahasiswa akan mudah untuk bepergian, dan mudah dikunjungi oleh orang tua atau keluarganya. Ini sih berdasarkan pengalaman pribadi. Rasanya kalau si anak berada di kota yang bisa dengan mudah didatangi akan membuat hati orang tua lebih tenang.

Untuk bepergian di dalam kota, ada fasilitas bus (BRT) yang melayani rute-rute dari kawasan kampus di Semarang hingga ke banyak tujuan di kota dengan harga sangat terjangkau. Bahkan ada harga khusus untuk mahasiswa, hanya seribu rupiah saja (2018). Tentu saja, layanan taxi dan ojek online juga tersedia di Semarang. Nggak bisa nyetir sendiri? Aman.


3.       Makanan Enak dan Terjangkau


Tahu kan kalau kota Solo itu banyak makanan enak dan banyak orang berburu kuliner di sana, nah sebagai anak yang besar di kota dengan segudang makanan sedap, tinggal di Semarang terasa ‘fine’ buat saya. Cita rasa makanan Semarang cocok di lidah karena cenderung gurih, tidak terlalu manis.
 
Lumpia Semarang nan sedaaap!
Kuliner di kota Semarang merupakan perpaduan Budaya Jawa, Tionghoa, dan Arab yang kental. Jadi makanan-makanan perpaduan tiga budaya itu banyak bisa ditemui. Lunpia salah satunya, adalah kudapan lezat hasil perkawinan budaya Jawa dan Tionghoa. Aneka soto khas Semarang juga bisa jadi pilihan lezat, mengenyangkan dan sehat untuk sarapan. Selain makanan Indonesia, makanan-makanan kekinian juga sudah menjamur terutama di wilayah sekitar kampus. 

Untuk urusan perut, enak deh tinggal di Semarang. Harga makanan juga masih relatif terjangkau buat anak kuliahan. Warteg bertebaran, warung Padang, pecel lele, dan burjo mudah ditemui.

4.       Lalu Lintas Ramah


Sebagai kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia, menurut saya lalu lintas di kota Semarang masih bisa ditoleransi. Jalanan di kota Semarang relatif dalam kondisi baik, dan cukup lebar. Banyak jalan alternatif untuk menuju ke satu lokasi, sehingga tidak menyebabkan jalanan tertentu terlalu padat. Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah kontur tanah kota Semarang yang berbukit. Jadi untuk yang baru belajar mengendarai kendaraan bermotor, bisa jadi tantangan tersendiri. Kalau buat saya sih, malah menarik, karena kalau bisa mengendarai mobil di Semarang, berarti terlatih untuk berkendara di segala medan. 

5.       Aneka Ragam Tempat Wisata


Semarang sangat terkenal dengan warisan bangunan-bangunan tuanya. Kawasan Kota Lama, juga Lawang Sewu, menjadi ikon kota yang menarik wisatawan dari berbagai daerah. Kawasan Simpang Lima juga masih menjadi magnet karena dikelilingi aneka jajanan terutama di malam hari, dan adanya car free day di hari Ahad.

Di Semarang kamu bisa menemui wilayah pantai, laut, pelabuhan, yang asyik buat nongkrong dengan biaya super terjangkau, atau malah mau duduk-duduk manis di wilayah perbukitan buat melihat kerlip lampu kota di malam hari. 

Wilayah Kota Semarang mencapai lebih dari 370 kilometer persegi, dengan aneka keunikan yang nggak akan habis untuk dieksplorasi sepanjang masa kuliahmu.  

6.       Ongkir Murah


Di zaman belanja secara daring seperti sekarang, ongkos kirim menjadi pertimbangan kan kalau mau memesan barang secara daring. Apalagi sebagai mahasiswa yang merantau, yang masih mengharap kiriman masakan buatan ibu di rumah. Belum lagi aneka kebutuhan kuliah seringkali lebih murah jika dipesan daring. Semarang lokasinya di tengah-tengah pulau Jawa, jadi biaya ongkir barang relatif lebih terjangkau dari segala daerah di pulau Jawa. Hihi.


7.       Komunitas Positif


Kalau jadi mahasiswa ada baiknya bersosialisasi juga dengan orang-orang lain di luar kampus, supaya pengetahuan berkembang, dan pengalaman bertambah. (Supaya nggak cupu! *eh ada yang teriak). Masyarakat Semarang kadang dibilang cuek, tapi sebetulnya orang Semarang itu justru menggemaskan. *hehe. Kalau buat saya pas, karena nggak kepo-kepo amat, tapi tetap ramah dan perhatian. Sejak dulu kota Semarang menerima banyak pendatang kan, jadi ada banyak ragam suku dan budaya yang melebur di sini. 

Nah, di kota Semarang aneka komunitas mulai tumbuh subur bak jamur. Tinggal rajin-rajin cari info di sosmed. Semua tinggal dipilih sesuai hobi. Bagi yang suka budaya tradisional, bisa gabung di Sobokarti. Ada juga komunitas-komunitas penggemar otomotif, pekerja sosial, olahraga, dan lainnya.

Kalau kamu suka nulis, suka ngeblog bisa dong gabung di Gandjel Rel dan jadi GRes. Gandjel Rel ini adalah komunitas positif di Semarang yang beranggotakan perempuan yang hobi, dan atau berprofesi sebagai bloger.
 
Wahai para calon mahasiswi yang hobi ngeblog, gabung ya dengan keseruan kami-kami ini.
Jadi daripada menghabiskan waktu luang untuk kegiatan tak berfaedah macam: ..... (isilah titik-titik sesuai pengalaman pribadimu), nanti di Semarang bisa tuh bergabung dengan komunitas.
Kegiatan-kegiatan positif dalam komunitas bisa mengembangkan kemampuan tersembunyi kamu, melatih diri berhadapan dengan banyak orang dengan beraneka sifat, juga mengembangkan relasi, semua hal yang sangat bermanfaat untuk kehidupan. *wejanganEmak

Jadi, itu tadi tujuh alasan (versi saya) buat calon mahasiswa untuk memilih kuliah di Semarang.  Ini juga bisa jadi pertimbangan buat para orang tua yang anaknya sudah mau kuliah, tak perlu ragu mengirim  anaknya untuk kuliah di Semarang. Kota Semarang sudah terbiasa menerima pendatang dari berbagai ragam budaya, sehingga lebih terbuka untuk menerima perbedaan.

Selamat belajar dan memilih universitas, kota Semarang bisa jadi pilihan untuk menjadi tempat tinggal sementara, atau barangkali nanti malah seperti saya, jadi warga Semarang, soalnya sudah kadung cinta!



#roadto4thgandjelrel
#blogchallengegandjelrel



35 comments:

  1. Ih toss dulu dong aku saking cintanya sama Semarang sekarang sudah jadi warga Semarang, dan itu hanya karena dulunya kuliah di Semarang, dapet jodoh di Semarang, kerja di Semarang sampai akhirnya menetap :)

    ReplyDelete
  2. Wah sempet punya KTP Semarang jaman rumah ngontrak, terus itu dompetnya ma KTP-nya ilang, terakhir sebelum pindah Jakarta KTP-nya masuk Kabupaten Demak hehe, iya biaya hidup di Semarang mah murmer, banyak nyisa bisa nabung banyak, sudah mau setahun di Jakarta lalu pindah Cibinong, penghasilan besar tapi biaya hidup juga besar heuheu..

    ReplyDelete
  3. Aku dari lahir sampai kuliah di Semarang. Sering banget bandingin Semarang dengan Yogya dan Solo. Semarang itu kurang ini lah itu lah. Eh sekarang kerja di Yogya, tiap dua minggu sekali pulang Semarang kok selalu ada ajaa yang makin bagus :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi.. semoga setiap hari semakin bagus terus

      Delete
  4. Makanan enak dan harga terjangkau. Setujuuuu, apalagi area kampus. Variasi menu banyak, murah, meriah.

    ReplyDelete
  5. Pas banget buat referensi anakku mo lanjut kuliah Win. Udah kls 3 SMA aja dia. Hihii
    Semarang emang slalu ada dalam daftar pilihan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sip Mbak Din, kalau jodoh semoga kuliah di kampus pilihannya di Semarang

      Delete
  6. Rumahku d semarang menyenangkan. Semoga makin berkah. Berbeda dengan ketujuh rumah terdahulu yang kami tempati. Cuacanya pun cocok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rumahnya kayaknya deketan sama saya, ya. Hihihi. Adeem, Mbak kalo tinggal di atas.

      Delete
  7. Kirain Mba Winda Semarang tulen, hehe.

    Aku juga dulunya nggak suka Semarang, panas. Eh, ternyata malah rejekinya kuliah di Semarang, nikah sama orang asli Semarang dan jadi warga Semarang juga ��

    ReplyDelete
  8. Lumpia emang enak banget ya Mba Wind. AKu juga kerasan tinggal di Semrang coret, wkwkwk bagian Kendal.
    Mba Wind, aku terharu ada fotoku di blogmu. Ah, jadi kangen ketemu mba Wind

    ReplyDelete
  9. Konturnya Semarang tuh yg khas. Ngga lurus2 aja, butuh energi lebih buat naik turunnya �� aih, baca tulisannya mba Win bikin ngangguk2 setujuu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha.. sesama orang "atas" kita angguk-angguk bareng.

      Delete
  10. Keren ya kota terbaik kedua, memnag sekarang perkembangan kota Semarang makin oke ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huum Mbak Mun, semoga makin baik dari hari ke hari

      Delete
  11. Keren ya kota ini, pengen sih tinggal di Kota Semarang, tapi suami lebih suka tinggal di pedesaan. Jadi mau gak mau tinggal sama suami di desa. Ke Semrangnya kalau ada event atau dolan aja

    ReplyDelete
  12. Iya bener Mba... Paling enak emang kuliah di semarang, makanan murah dan ada universitas yang bagus" kayak Unnes, undip, udinus, unika. Lulusannya bagus bagus. Banyak komunitas yg berfaedah kayak Gandjel Rel...

    ReplyDelete
  13. Aku dulu pengen Mbak kuliah di Semarang, tapi nggak kesampaian. Eh ndelalahe, Allah itu baik. Kelar kuliah aku malah sering ke Semarang, salah satunya ya ketemu deh dengan teman2 GRes.

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  15. Wha... baca artikelnya aku jadi pingin merasakan kuliah or kerja di Semarang juga. Dulu pernah acc kerja sana tapi nggak kuangkatin Mbak. Untuk kuliah memang banyak pilihan ya, rekomendasi si krucil kalo dah saatnya nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbak. Krucilnya berapa tahun lagi niih? Semoga nanti nemu tempat kuliah yang cocok di Semarang

      Delete
  16. Iyaaaa,,, makanan di Semarang enak & murah. Kalo udah kena makanan Semarang, trus ke kota lain jd banding2in & seringnya berakhir kecewa.
    I love Semarang pokoknya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha.. meski sering jalan-jalan tetep sambil ingat Semarang yaa..

      Delete
  17. Aku loh jago kandang kata sepupuku yang tinggal di Medan. Gara-gara nggak mau nibggalni kota Semarang. Yo wes ben lah, wes kadung tresno karo kota kelahiran ����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Wati ini super duper tulen Semarangnya hihihi

      Delete
  18. aku udah hampir 14 tahun mbak. sejak 2004.
    udah nyaman banget. seumpama pindah juga rasanya nggak bisaa. udah cinta

    ReplyDelete