Thursday, November 10, 2022

Film Seri Favorit

 


Kemarin habis ngomongin film-film yang cocok buat healing. Eh, tema minggu ini soal film favorit. Kalau di post kemarin udah film Indonesia, sekarang saatnya ngomongin film berbahasa asing. Paling gampang ya, film berbahasa Inggris.

Oke, mari lihat akun Netflix, ada film apa aja di sana.

Kalau di kategori film/ drama seri, bertengger serial Friends dan Gilmore Girls. Masing-masing sudah tak terhitung berapa kali keduanya saya tonton berulang-ulang. Mulai dari musim pertama, sampai musim terakhirnya.

FRIENDS

Serial Friends merupakan serial komedi situasi, karya dari David Crane dan Marta Kauffman. Selama hampir 10 tahun, tayang di NBC mulai dari 22 September 1994 sampai 6 Mei 2004.

Bercerita tentang kisah hidup enam orang sahabat di Manhattan, serial ini menjadi favorit banyak orang di banyak negara. Di tahun 2021, dibuatlah Friends: The Reunion, yang dibintangi masih oleh keenam tokoh sentralnya.

Karena ceritanya berlatar belakang kehidupan anak muda di Amerika, tentu saja banyak nilai-nilai yang muncul tidak sesuai dengan prinsip hidup kita (orang Indonesia).

Tapi kenapa favorit? Ceritanya memang bergenre komedi, jadi serial ini bisa “ditonton” sambil kerja, bikin makan lebih lahap, dan bisa menaikkan mood meski cuma didengarkan saja bak dengerin radio. Saya punya episode-episode favorit. Kebanyakan kalau mereka sedang melakukan piknik keluar kota.  

GILMORE GIRLS

Yang kedua, serial Gilmore Girls. Saya nontonya waktu zaman kuliah, di kontrakan. Serial ini sempat tayang di televisi lokal. Gilmore Girls terdiri dari tujuh musim, sebanyak 153 episode, mulai tayang di tahun 2000, dan episode terakhirnya tayang di tahun 2007.

Tokoh sentralnya adalah seorang perempuan (single mom) bernama Lorelai Gilmore dan anak remaja perempuannya (namanya sama, tapi dipanggil Rory) yang berjuang ingin masuk kuliah di Harvard University. Mereka tinggal di kota (fiksi) kecil bernama Stars Hollow, di Connecticut.

Kotanya ini unik banget dipenuhi tokoh-tokoh yang agak absurd. Tokoh-tokohnya dibuat jauh dari sempurna. Walaupun si tokoh utama, tetep ada nyebelin-nyebelinnya. Kadang saya geregetan, ngapain sih dia kayak gitu, dan sebel sendiri, tapi memang jadinya terlihat nyata.

Banyak episode yang asyik untuk ditonton, meski tetap ada drama-drama terutama karena konflik antara Lorelai dan orang tuanya yang kaya raya.

Salah satu episode favorit saya waktu diadakan makan malam dengan tema abad pertengahan di hotel tempat Lorelai bekerja, dengan mengundang seluruh warga kota. Episode favorit lainnya adalah hari pertama Rory kuliah, waktu Lorelai mengadakan pesta makan untuk seluruh penghuni asrama perempuan.

Demi tetap bisa nonton meski sudah nggak tayang di televisi, saya sampai nitip dibelikan DVD Gilmore Girls ini sama teman saya di Jakarta. Nggak asli, tentu saja. Tapi saya punya satu musim yang asli. Musim ke enam, saya beli di Gramedia. Waktu itu buat beli satu paket DVD serial yang asli mesti merogoh kocek 400 ribuan. Udah gitu barangnya jarang ada.

Serial ini menjadi “teman sejati” saya semasa hidup di kos-kosan. Pulang kantor di Jumat sore, berbekal belanjaan untuk memenuhi jatah makan, saya nggak keluar-keluar kos sampai berangkat kerja lagi di hari Senin pagi, sambil nonton Gilmore Girls lewat DVD.

Seperti juga serial Friends, di tahun 2016, dibuatlah film “revival”nya. Gilmore Girls, A Year in the Life. Ceritanya seolah ingin menjawab pertanyaan penonton tentang nasib Rory selepas lulus kuliah di Yale (iya, dia nggak jadi masuk Harvard).  Saya cuma nonton sekilas di akun Netflix orang lain, karena di akun saya nggak bisa. Ternyata tidak menarik. Saya lebih suka nonton serialnya saja.

Sempat sedih karena salah penyimpanan, beberapa DVD Gilmore saya rusak. Akibatnya saya cuma bisa nonton beberapa episode aja. Berakhir super hepi karena Girlmore Girls tersedia di Netflix. Semoga serial ini tetap bisa saya tonton selamanya.

 

 


Tuesday, November 1, 2022

Lima Film Indonesia Buat Naikin Mood Kamu

 


Bad mood bisa terjadi karena banyak hal. Urusan kerjaan yang nggak kelar-kelar, invoice belum cair, anak nangis melulu, dosen pembimbing sulit ditemui, atau simply because PMS. Kalau bad mood dipelihara, bisa-bisa kita nggak produktif, dan akibatnya justru menambah bad mood. Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mereduksi perasaan yang sedang tidak “good”. Salah satunya dengan mencari hiburan lewat menonton film.

Buat saya, nonton film sekarang menjadi pilihan kegiatan penghilang bad mood yang mudah dan murah. Sekarang banyak pilihan wahana nonton, tidak melulu harus ke bioskop. Bermanfaat banget buat orang-orang mager tapi tetap kepingin hiburan tanpa harus kemana-mana.

Meskipun film disebut hiburan, tidak semua film akan bikin mood kita membaik setelah menontonnya. Saya sendiri misalnya, nggak akan nonton film bergenre horor atau thriller, bahkan film romance yang sad ending kalau pengen mood membaik. Yang ada setelahnya jadi mikir, atau tambah depresi. Ada beberapa film Indonesia yang stay di playlist saya, sering saya tonton ulang, baik seluruhnya maupun sebagian, dan biasanya bikin mood membaik. Ini lima diantaranya ya.

1.       Ku Lari Ke Pantai (7+)

Film ini bisa ditonton mulai dari usia anak-anak. Pemeran utamanya mama cantik Marsha Timothy dan dua gadis remaja Maisha Kanna dan Lil’li Latisha. Ceritanya dua anak perempuan itu punya karakter yang bertolak belakang. Salah satunya anak pantai, dan satunya remaja ibu kota. Kita akan diajak mengikuti petualangan mama Marsha bersama anak gadis dan ponakan perempuannya, road trip dari Jakarta, Temanggung, Pacitan, Bromo, sampai ke Banyuwangi.

Tokoh-tokoh lain juga hadir diperankan Dodit Mulyanto dan yang bikin surprise Ligwina Hananto (iya yang financial planner itu). Keduanya lucu abis.

Nonton film ini rasanya diajak jalan-jalan gratis menikmati tempat-tempat yang indah di Indonesia.

 

2.       Perahu Kertas 1 dan 2 (16+)

Diadaptasi dari novel best sellernya Dewi Lestari. Konon novelnya dibuat dalam waktu yang sangat singkat, hanya beberapa minggu saja. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Saking filmnya ingin bisa mencakup sebanyak mungkin kisah yang ditulis di novelnya, sampai dibikin jadi dua seri. Ceritanya tentang Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken), dan upaya mereka untuk menggapai mimpi, meski realita terus menghalangi.

 

Kenapa saya menjadikan film ini hiburan yang naikin mood, salah satunya karena saya merasa relate banget dengan setting ceritanya yang dibuat di zaman saya. Jadi latar belakangnya berawal dari masa-masa Kugy dan Keenan kuliah di Bandung, di tahun 2000. Senangnya melihat masa itu orang saling berinteraksi tanpa banyak diinterupsi kehadiran ponsel dan internet. Setting Balinya juga asyik buat dinikmati, karena menampilkan suasana Bali yang adem dan artistik.

 

Salah satu kehadiran aktor yang paling saya sukai adalah Titi DJ, yang berperan jadi ibunya Kugy. Meski munculnya cuma sebentar-sebentar, tapi alami banget dah.

 

3.       Cek Toko Sebelah (18+)

Film besutan Ernest Prakasa ini enak banget ditonton karena kehadiran tokoh-tokoh pendamping yang lucu dan alami. Dialognya juga enak buat diikuti. Kalau konflik utamanya sebetulnya agak sedih gitu sih. Tapi sepanjang film saya terhibur karena hadirnya para pembantu toko dan teman-temannya tokoh utama, yang bertebaran di sepanjang film.

 

4.       Aruna dan Lidahnya (13+)

Sebetulnya bukan karena Dian Sastro atau Nicholas Saputra, saya udah baca duluan novelnya, dan sebetulnya nggak terlalu mengikuti alur utama tentang wabah flu burungnya, jadi ya udah deh, nonton. Buat saya film ini menghibur karena petualangan kuliner yang mengiringi mbak Dian menyelidiki tentang virus yang sempat viral di Indonesia di tahun 2000an. Rawon, Lorjuk, Rujak Soto, macam-macam kuliner akan bikin kita auto laper.

 

5.       Belok Kanan Barcelona (13+)

Film yang saya baru tahu setelah nonton kalau adaptasi dari novel ini lucu deh asli. Ceritanya klasik tentang cinta yang tak berbalas, dibalut pertemanan masa SMA. Hadirnya Anggika Bolsterli dan Deva Mahendra yang lucu dan konyol abis bisa mengimbangi kisah romans antara Morgan Oey dan Mikha Tambayong. Nggak banyak drama-drama ga penting, mengalir pake romans-romans tapi tetap bisa guyon. Nonton!

Sunday, October 30, 2022

Kamu Suka Drama Korea?

 


Kamu Suka Drama Korea?

Nggak banyak sih, film Korea yang sudah saya tonton. Apalagi drama Korea (Drakor) yang biasanya sampai ber-season-season. Waktunya yang belum tersedia untuk bisa deal with alur cerita yang biasanya sengaja dibuat panjang dan banyak konflik. Rasanya kurang bisa menikmati film yang terlalu banyak “drama”. Nonton itu, (menurut pendapat saya) mestinya bikin kita happy, dan releived. Bukannya nambahin stress.

Dengan alasan kendala bahasa, saya juga jarang memilih Drakor buat ditonton. Karena waktu nonton seringkali dilakukan sambil mengerjakan hal lain, mulai beberes rumah atau kerja di depan laptop, saya lebih suka bisa sesekali cuma “mendengar” film, ketimbang “menonton” dengan mata harus terus mantengin layar. Inilah salah satu sebab di playlist Netflix saya isinya cuma film-film yang sudah pernah saya tonton (berulang kali). Macam playlist musik zaman Winamp dahulu kala. Eh, bahkan ketimbang mendengarkan musik, saya lebih suka “mendengarkan” film sambil bekerja.

Kembali ke Drakor, satu-satunya drama Korea yang ada di playlist Netflix saya adalah Hometown Cha Cha Cha. Meski saya nggak paham bahasa Korea, “mendengar” film ini sudah memberi efek yang mirip seperti saya sedang “nonton” film kesukaan saya yang lain.

Trus, kenapa kok Hometown Cha Cha Cha?

Ceritanya tentang hubungan antara seorang dokter gigi perempuan dan seorang laki-laki serba bisa. Setting cerita berada di daerah pedesaan Korea yang terletak di tepi laut.

Saya tahu Drakor ini dari perbincangan teman-teman SMA di grup WA, dan baru benar-benar tergerak nonton karena ada bapak-bapak yang ikutan merekomendasikannya. Saya pikir pasti ada yang beda dari ceritanya sampai dia mau nonton Drakor ini diantara banyaknya film lain padahal waktunya nggak banyak.

Setelah saya nonton, pertama kali tentu saja ada bagian-bagian yang ke-skip. Alias saya nggak mantengin bener, cuma sekilas-sekilas aja dilihat. Kalau saya nggak suka, baru satu atau dua episode, si Drakor sudah hilang dari playlist. Biasanya karena alur cerita terlalu “drama” atau tokoh yang “sok keren”. Kadang konflik yang terlalu kentara di awal bisa bikin males nerusin nonton juga.

Tapi Drakor yang ini, saya menikmati alur cerita yang mengalir pelan, seolah-olah cerita sehari-hari. Belum lagi tokoh-tokohnya yang terlihat alami. Nggak sok cantik, nggak sok keren, seolah biasa aja. Settingnya pun demikian. Rumah-rumah yang jadi tempat tinggal para tokohnya kelihatan riil.

Biasanya lagi, kalau jumlah tokoh dalam film terlalu banyak, saya juga males nerusin nonton. Apalagi ini film asing dengan nama-nama asing. Dijamin nggak akan hafal siapa itu siapanya siapa. Tapi di Hometown Cha Cha Cha tokoh yang banyak itu dilengkapi dengan karakter yang kuat. Masing-masing bahkan punya cerita latar belakang, yang bisa melengkapi cerita si karakter utama, tanpa bikin pusing.

Tokohnya komplit mulai dari anak SD sampai nenek-nenek. Masing-masing punya cerita. Dan meski Drakor ini bergenre komedi dan romance, tetap ada kisah-kisah yang bikin mewek. Terutama kisah yang relate banget sama saya. Yang mana, ya rahasia aja dah.

Meski akhirnya setelah lewat sepuluh episode, drama mulai meruncing, plus kejadian-kejadian yang dibikin serba kebetulan, tapi tetap Drakor ini masih jadi Drakor yang saya simpan di playlist.

Sesudahnya saya sampai mantengin grup setiap ada pembicaraan soal Drakor, berharap ada lagi Drakor yang semacam ini. Tapi belum ada tuh, yang ngena seperti yang satu ini.

Kalau ada yang mau kasih rekomendasi, boleh ya kasih tahu saya.

 

 


Saturday, October 15, 2022

Lima Kumpulan Berita Viral - yang Masih Jadi Angan-angan





Kadang, membaca berita viral di berbagai kanal media, membuat kita bosan. Dalam satu waktu, beritanya itu-itu saja. Kadang juga kita mengrenyit, kok ya bisa gitu aja viral, karena buat kita berita-berita itu seringkali terasa nggak mutu dan nggak relate.

Kadang, saya berharap, ada berita-berita viral semacam ini, yang bisa membuat hati bahagia.

Kumpulan berita viral di bawah ini, masih dalam angan-angan saya. Dibayangkan boleh, diharapkan, ya rada susah bisa terwujud. Tapi berangan-angan memang hobi banyak orang. Dan kalau sudah bisa bikin hepi meski beritanya cuma khayalan, ya lumayan.

1. Sembarangan parkir mobil di jalan warga, wajib bayar tarif Rp500 ribu per jam. Parkir lebih dari satu jam tanpa izin, mobil otomatis menjadi milik warga setempat.

Ehm, di negara mana gitu, aturan ini pasti akan membuat para warga yang selama ini terzolimi karena susah keluar dari garasi rumah sendiri bisa bernafas dengan lega.

2. Mulai bulan depan, setiap tagihan listrik Rp250 ribu dan kelipatannya, mendapatkan voucher belanja Rp100 ribu di minimarket pilihan Anda.

Ya kali ada yang nggak seneng dengar berita ini di tengah kenaikan tarif listrik, dan harga barang yang terus naik. Sarana promosi macam ini, bisa membuat pelanggan aktif menggunakan perangkat listrik, meningkatkan pembelian kompor, dan mobil listrik. Minimarket akan ramai, otomatis, karena daya beli masyarakat meningkat. Tapi bagi perusahaan penyedia listrik, akibatnya mungkin akan sangat fatal.

3. Setiap siswa yang belum memiliki KTP, mendapatkan layanan antar jemput gratis yang wajib disediakan oleh setiap sekolah.

Dipastikan para ibu yang setiap pagi berjibaku mengatur jadwal antara mengantar anak dengan jadwal yang berbeda-beda, sementara di rumah setrikaan numpuk, sayur dan tempe belum dimasak, akan bersorak gembira. Hal ini juga bisa mencegah banyaknya anak-anak di bawah umur, yang tentunya belum punya SIM, berkeliaran di jalan mengendarai kendaraan bermotor.

4. Setiap pengantin baru, akan diberikan fasilitas rumah gratis yang bisa ditempati selama sepuluh tahun.

Banyak hal positif dari hal ini, diantaranya bisa menambah waktu nabung biar akhirnya bisa punya DP buat beli rumah, tanpa habis duluan karena mesti bayar kontrakan. Dan bisa mengurangi konflik dengan para mertua yang seringkali terlaporkan dan viral (beneran) di media sosial.

Kadang kita juga harus hati-hati ya sama berita yang viral. Karena nggak semua yang viral itu benar adanya. Seperti saya ini. Judulnya ada 5, kok isinya ternyata cuma 4.

Cita-cita saya memang nulis lima berita viral, tapi malam ini barusan banget mendarat di kasur habis setir menyetir dan nyeberang pakai kapal dari bumi Sriwijaya balik ke Ibu kota. Jadi ya agak pegel-pegel raganya, dan jiwanya cuma pengen mainan di laptop, ngeliatin IG story sambil menahan kangen sama kucing-kucing di rumah. Ini barangkali salah satu tulisan paling cepet yang saya bikin di blog ini. Mulai ngide sampai jadi nggak ada sejam. Empat aja dulu deh berkhayalnya. Selamat beristirahat, semoga bahagia, kita semua.

Thursday, October 6, 2022

Menang

 



“Kalau nggak suka bola, kok nonton bola?”

“Aku suka melihat orang yang menonton pertandingan sepak bola.”

“Semacam hobi gitu nontonin orang? Aneh banget sih, nggak ngerti.”

Memang banyak yang dia tidak mengerti.

“Aku suka melihat wajah-wajah penonton bola.”

“Ada apa emangnya di muka mereka?”

“Ada berbagai macam emosi.”

Dahinya berkerut.

“Kalau mukanya penonton bulutangkis kamu tontonin juga?”

Aku menggeleng.

“Basket? Voli?”

“Tidak.”

“Aneh. Kamu ini orang paling datar. Tapi hobinya nontonin muka orang.”

“Malam minggu besok ada pertandingan. Kamu mau ikut?”

Sorot matanya langsung berubah. Sejurus kemudian berganti lagi.

“Nggak deh, makasih. Mana mungkin. Aku ini sakit.”

“Dokter bilang kamu boleh keluar rumah.”

“Buat apa, toh bentar lagi mati.”

“Kamu tidak boleh menyerah.”

“Kamu nggak liat apa keadaanku ini? Kalau hidup ini pertandingan, aku udah kalah.”

Rautnya masygul.

“Di pertandingan sepak bola kamu bisa melihat wajah-wajah yang kalah seperti apa. Bukan seperti kamu.”

Bibirnya mengerucut, alisnya yang tebal bertaut.

“Kalau kamu ikut, aku akan menemani kamu ke mana saja kamu mau.”

“Ke mana aja?”

Aku mengangguk.

Dia terdiam. Tangannya sibuk memainkan ponsel, meski aku tahu pikirnya telah bertualang.

“Kalau aku mati, emangnya kamu mau nemenin?”

Dikiranya aku tak mendengar.  

*

“Aduh! Kemasukan gol lagi!”

Pekikmu terurai oleh marah yang menggemuruh. Kerumunan raut menjadi geram dan gusar.

Aku beranjak.  

“Ayo pulang.”

“Nanggung, sekalian nonton sampai selesai, ya!”

Paras yang telah berminggu-minggu pucat itu merona.

“Aku mengajakmu bukan untuk menonton pertandingan.”

“Minta minum!”

Aku menyodorkan air dalam botol yang telah surut separuh.

Dia menenggaknya sampai habis.  Pandangannya beralih ke lapangan. Rakus melahap kembali hidupnya yang sempat terenggut senyap.

Menit-menit berlalu. Aku mengedarkan pandangan. Mengamati aneka rupa. Mengintai gerak-gerik. Kecewa, amarah, frustrasi.

“Kita pulang sekarang.”

Tanganku menangkap tangannya. Siap menariknya pergi.

Matanya membola menatapku.

“Kamu… takut?”

Iya.

“Lebih baik pulang sekarang.”

Senyumnya tersungging.

“Tapi aku masih mau di sini. Ayo, tepati janjimu, temani aku.”

Aku berhitung.

“Tidak akan menang.”

“Seperti aku.”

“Bukan.”

“Kamu tahu rasanya berminggu-minggu cuma teronggok seperti lap gembel?”

Aku menggeleng.

“Sekarang aku nggak peduli kalah atau menang. Aku cuma mau nonton pertandingan ini sampai selesai!”

Dalam kekuatannya aku melesak. Terus menatapnya. Tak seguratpun cemas.

Orang-orang mulai merangsek. Dia makin merona diantara berang.

Asap menyesakkan membumbung. Aku menyeret langkahnya menerobos kemelut.

Tapi ujung jalan pun pampat.

Aku sudah tak bisa melihat dia. Hanya mendengarnya terus tertawa meski terjejal di dekatku. Sedekat kudengarkan degupan jantungnya.

Aku merenungkan parasnya sekali lagi. Dia tidak pernah kalah.


Foto dan Gambar:

Freepik

Friday, July 1, 2022

Kamu Malas? Cari Tahu Seberapa Malasnya Kamu

 


Waktu didera rasa malas, sebetulnya perasaan akan menjadi tidak tenang. Malas itu buat saya artinya enggan atau menunda-nunda melakukan satu hal yang semestinya dikerjakan. Saya tidak akan merasa malas harus mencuci mobil, misalnya, karena itu bukan tugas saya. Tetapi saya mungkin akan sesekali malas mencuci piring, karena yah, cuci piring kan tugas saya.

Kalau kamu gimana? Pengen tahu kadar kemalasan kamu? Kuis ini bisa jadi rujukan (yang kurang valid) untuk  mengukurnya.

1.       Pagi pagi, cuaca mendung, dingin dan adem. Kamu memilih untuk:

a.       Bikin kopi, duduk cantik di meja sambil sarapan

b.       Tidur lagi

c.       Pegang hape, lihat sosmed

2.       Baju-bajumu setelah selesai dicuci, biasanya akan:

a.       Disetrika dong!

b.       Teronggok di atas sofa sampai beberapa minggu ke depan

c.       Langsung dijejalkan ke lemari.

3.       Jika kamu diberi tambahan PR, apa yang kamu lakukan?

a.       Senang karena mendapatkan kesempatan untuk mendapat tambahan nilai

b.       Ya udah lah ya, yang kemarin aja lupa.

c.       Nunggu teman selesai mengerjakan lalu pinjem PRnya

4.       Ketika staycation di hotel, mana aktifitas favoritmu?

a.       Mencoba semua fasilitas hotel seperti kolam renang dan gym

b.       Goler-goler di kamar yang adem

c.       Breakfast

5.       Kalau bisa memilih jadi panitia suatu acara, maka kamu akan memilih untuk jadi:

a.       Ketua panitia

b.       Penggembira

c.       Seksi konsumsi

6.       Ketika akan membeli suatu barang, ini yang akan kamu lakukan:

a.       Survey harga barang di berbagai marketplace, lalu beli di tempat yang paling murah

b.       Titip belikan teman

c.       Beli di toko terdekat

7.       Jam berapa biasanya kamu mandi pagi?

a.       Sebelum matahari terbit.

b.       Apa itu mandi pagi?

c.       Ya liat-liat, kalau ada acara baru mandi.

8.       Coba lihat kuku jari tanganmu sekarang. Gimana kondisinya?

a.       Pendek dan rapi

b.       Macam kuku mak lampir

c.       Lumayan nggak panjang-panjang amat

9.       Kalau salah satu kerabatmu tiba-tiba mengabarkan akan berkunjung ke rumah, apa yang kamu lakukan?

a.       Siapin dia suguhan yang enak.

b.       Ga usah bales pesannya, biar dikira nggak di rumah.

c.       Gedabrukan beresin rumah

10.   Coba lihat blogmu sekarang, kapan terakhir kali update?

a.       Barusan

b.       Nama blog gue apa, ya?

c.       Beberapa bulan yang lalulah.

Nah, kalau udah dicatat jawabannya, ini dia analisisnya:

Kalau jawabanmu kebanyakan A, maka selamat, kamu adalah orang yang jauh dari rasa malas. Keep up the good work!

Kalau jawabanmu kebanyakan B, maka kamu harus segera insyaf. Potong dong kukunya, kuku panjang bisa jadi biang penyakit.

Kalau jawabanmu kebanyakan C, sebenarnya kamu adalah pemalas yang cukup kreatif. Jadi, coba cari motivasi yang kuat, supaya rasa malas bisa berkembang ke arah yang positif.




Meski terindikasi malas, bukan berarti 100% kamu akan jadi orang yang gagal. Konon roda sebagai penggerak utama yang masih dipakai oleh orang-orang masa kini, ditemukan karena nenek moyang kita dulu “malas” harus membawa-bawa barang berat. Roda ditemukan sebagai metode yang lebih efisien.

Bahkan banyak juga dikutip bahwa Bill Gates, pendiri Microsoft lebih memilih orang malas untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit, karena mereka akan mencari cara paling cepat untuk mengerjakannya.

Orang-orang yang malas, bisa jadi lebih efisien dalam menggunakan energi, jadi akhirnya justru menemukan cara-cara kreatif dalam mengerjakan sesuatu.

Semoga ya!

Wednesday, June 30, 2021

ASUS, KEDAI KOPI DAN MIMPI

Kapan terakhir kali kamu pergi ke kedai kopi favoritmu? Memesan segelas cappuccino dan sepotong brownies. Menyepi dari ramainya rumah yang penuh keponakan, berusaha menyelesaikan tulisanmu yang mendekati deadline.

Kamu duduk di sudut  sofa biru yang paling empuk. Di atas meja dari gelas pesananmu mengepul aroma kopi segar yang baru saja diseduh. Laptopmu terbuka di atas pangkuan, tapi pikiranmu melayang ke pertemuanmu dengan seseorang di sore itu.

Atau ingatkah waktu kamu melerai debat kusir sahabat-sahabatmu di kedai langganan kalian? Kalian menguasai meja paling besar sejak sore hingga malam hari. Sebagian temanmu ingin tugas dari dosen killer itu selesai secepat mungkin. Mereka protes karena selama berjam-jam jemari mereka terus menari di atas keyboard, sementara sebagian lainnya justru santai menonton series terbaru di laptop yang lain.

Atau kamu dan kolegamu sedang berdebar-debar.  Berulang kali kamu menghafal bagian demi bagian presentasi kalian. Laptop itu terbuka, dengan proyektor menyorot ke satu dinding ruang privat di kedai kopi yang espressonya terkenal di seantero kota. Sebentar lagi seorang calon investor akan tiba. Nasib usaha kalian tergantung dari hasil presentasi siang hari itu.

Inspirasi Ruang Bekerja dari Kedai Kopi

Selain dikenal sebagai mesin pencari paling populer, Google juga terkenal punya desain kantor yang keren dan modern.  Selain menyediakan fasilitas-fasilitas tak biasa seperti salon, studio musik, sampai gym, Google menyediakan kedai-kedai kopi sebagai fasilitas untuk para pekerjanya. Semua karyawan bahkan tamu Google bisa bekerja sambil menikmati aneka menu dan tentu saja, kopi segar dengan gratis.


Salah satu sudut Goggle cafetaria di Tel Aviv
Sumber: https://www.dezeen.com/


Google berhasil membuat suasana kantin kantor menjadi suasana “work cafe” sehingga kantor Google dikenal menjadi tempat yang menyenangkan untuk bekerja.

Desain kantor ala kedai kopi ini kemudian banyak menjadi sumber inspirasi para arsitek dan desainer interior karena dipercaya bahwa di ruangan dimana semua orang bisa bekerja sembari mengobrol santai bahkan makan dan minum, kreatifitas dan produktifitas justru semakin meningkat.

Work in a cafe is more than good coffe.

Seiring dengan semakin pesatnya teknologi khususnya perangkat komputer dan internet, tren orang melakukan pekerjaan di kedai kopi memang semakin meningkat. Ternyata tidak semata karena kedai kopi menyediakan kopi dan camilan favorit, tapi ada hal-hal khusus yang membuat kedai kopi menjadi tempat favorit tidak hanya untuk hang-out, tetapi juga untuk bekerja.

Termasuk kamu, kan?



Salah satu sudut kedai kopi favorit di Semarang
Foto: Dok Pribadi

Sensory Experience

Ada alasan yang ternyata terbukti ilmiah bahwa bekerja di kedai kopi membuat produktifitas dan kreatifitas kita meningkat. Sebuah penelitian di tahun 2012 yang dipublikasikan di Journal of Consumer Research menunjukkan bahwa “low-to moderate level of ambient noise“ alias bunyi-bunyian yang terdengar seperti di kedai kopi dapat meningkatkan kreatifitas. 

Suara orang-orang mengobrol, suara mesin espresso, sayup musik, ditambah semerbak harumnya kopi, menjadi atmosfer tersendiri yang sulit ditemukan di tempat lain.

Peneliti di University of Illinois menemukan bahwa “noise” atau bunyi-bunyian dengan frekuensi sekitar 70 desibel, yang mirip dengan bunyi-bunyian di kedai kopi bisa meningkatkan kreativitas dan produktifitas.

Bahkan sekarang ada aplikasi yang sengaja membuat bunyi ala kedai kopi lengkap dengan suara musik, orang-orang mengobrol, dan mesin kopi. Saya juga sejak setahun belakangan sering bekerja di depan laptop sambil mendengarkan suara-suara dari video ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response) tentang aktivitas di kedai kopi. Mendengar secara berulang-ulang denting gelas beradu dengan sendok, desis uap dari steamer, gesekan pisau yang mengiris aneka kue, membuat perasaan saya nyaman.

Kafein, Tentu saja ;)

Tidak ada kedai kopi yang tidak menyediakan kopi (tentunya), dan salah satu zat yang dikenal banyak terkandung di dalam kopi adalah kafein.

Kafein bekerja dengan cara menstimulasi sistem saraf pusat. Kandungan kafein di dalam kopi yang kita minum akan menimbulkan berbagai reaksi yang ternyata bermanfaat untuk tubuh.  Salah satu manfaatnya adalah untuk meningkatkan fokus dan kewaspadaan.

Mungkin itu sebabnya banyak orang yang mengaku belum benar-benar bangun jika belum menyeruput kopi di pagi hari.

Kopi jika diminum dengan tepat dapat juga dapat menstimulasi endorfin atau “hormon bahagia” yang dibutuhkan otak kita. 

Kalau lagi hepi, bukankah rasanya kita bisa melakukan segalanya?

Jadi terbayang dengan gelas-gelas kopi  yang menemani saya dan teman-teman ketika mesti lembur menyelesaikan tugas-tugas atau berkutat membuat maket. Ketika kuap mulai menyerang, menyeruput kopi seakan menjadi obat penghilang kantuk. Untuk orang yang bukan maniak kopi seperti saya-pun, mencium aroma kopi saja sudah cukup membuat tubuh kembali berenergi.  

Selain kafein, siapa yang tak tergiur dengan aneka kue yang terpajang di display?
Foto: Dok Pribadi

Stimulasi

Di komunitas penulis yang saya ikuti, tak terhitung banyaknya kisah “writer’s block” yang membuat si Penulis merasa kehabisan ide sehingga berbulan-bulan lamanya mandeg berkarya.  

Kadang-kadang ketika sedang mendesain rumah, layar monitor saya juga seakan membeku. Tidak ada bayangan desain rumah yang denahnya baru setengah rampung itu akan menjadi apa. Yang ada saya malah jadi main Solitaire karena tak juga bisa membuat desain yang bagus dan menarik.

Di era internet saat ini, ide atau inspirasi memang lebih mudah untuk didapatkan dari berbagai sumber. Tinggal buka laptop atau smartphone, inspirasi bertebaran di mesin pencari. Terkadang saya juga menonton film atau membaca buku, sebagai stimulasi agar ide kembali mengalir. Atau, salah satu yang paling mujarab: mencari suasana kerja yang berbeda untuk mendapatkan penyegaran. Pergi ke kedai kopi adalah salah satu pilihan yang mudah dan murah ketimbang harus pergi keluar kota.

Tapi kita mungkin tak sadar, salah satu sebab yang membuat ide terasa deras mengalir ketika bekerja di kedai kopi adalah karena di sana kita mendapatkan stimulasi dari segala penjuru. 

Di kedai kopi,  percakapan kecil dari orang yang duduk di seberang kita atau outfit keren dari seorang gadis yang baru muncul dari balik pintu bisa menjadi ide tulisan. Motif dan warna bantal-bantal sofa, indahnya lukisan yang dipajang atau pemandangan dari balik jendela, bisa menjadi inspirasi desain. Bahkan legitnya brownies, atau lagu yang diputar, tiba-tiba bisa membangkitkan energi.  

Suasana yang dinamis di kedai kopi adalah stimulasi kuat yang bisa membuat ide kembali mengalir.


Networking

Bekerja di kedai kopi terkadang membuka kesempatan untuk bertemu dan bahkan berkenalan dengan orang-orang baru. Obrolan rutin dengan barista di kedai kopi langganan kita, tak sadar bisa jadi sarana promosi sehingga jasa kita bisa tersebar ke pelanggan lain.

Kedai kopi juga menjadi tempat favorit ketika akan bertemu dengan klien. Saya juga semakin sering mengadakan pertemuan terkait pekerjaan di kedai kopi langganan. Di sana fasilitas dan peralatan tersedia, makanan dan minuman favorit mudah dipesan, jadi saya tidak perlu lagi repot menyiapkan banyak hal. Suasana yang casual, terkesan santai, justru membuat topik serius bisa dibahas lebih maksimal, ketimbang harus dirapatkan di kantor yang terkesan kaku.

Dulu Semua Hanya Mimpi

Di era 90-an, ketika laptop masih menjadi barang langka dan mahal, tidak terbayang bisa bekerja di di luar rumah atau di luar kantor. Sewaktu masih jadi mahasiswa arsitektur, membuat PC rakitan yang masuk buget tapi bisa memenuhi kebutuhan grafis khususnya AutoCAD, CORELDraw dan 3D Max, menjadi kelaziman. Waktu itu dengan spesifikasi yang sama, harga laptop dibandingkan PC rakitan bisa empat-lima kali lebih mahal.

Kamar kos menjelma bunker tempat berhari-hari kami berkutat dengan tugas-tugas. Dulu bisa mengerjakan tugas sambil ngopi-ngopi cantik di tempat yang keren sungguh jauh dari mimpi. Tentunya di masa lalu tidak leluasa membawa perangkat seperti PC ke mana-mana, kan?

Tapi seiring kemajuan teknologi, segudang fasilitas yang tersedia di kedai-kedai kopi mulai dari kursi yang nyaman, kopi segar, ditambah fasilitas internet, dan terutama laptop yang semakin canggih dan ringan, mimpi itu sudah jadi kenyataan.

ASUS sebagai produsen laptop terkemuka juga makin terdepan dalam membuat mimpi semakin nyata dengan meluncurkan seri VivoBook 15 A516 berlayar lebar yang canggih dan andal.

BIGGER – WIDER SCREEN

Buat arsitek yang sering menggunakan aplikasi grafis seperti AutoCAD dan 3D Max, laptop dengan layar yang lebar akan sangat membantu pekerjaan. Bidang gambar yang lebar membuat bekerja terasa lebih nyaman dan mudah.

Seperti taglinenya: Bigger Dream, Wider Screen, Asus VivoBook 15 A516 jadi pilihan tepat karena punya layar berukuran 15 inchi plus resolusi Full HD. Sudut pandangnya lebar sampai dengan 178°. Bidang kerja yang luas ini cocok banget untuk kerja grafis, karena dengan demikian obyek di dalam monitor bisa terlihat lebih jelas.

Laptop ini juga cocok kalau sedang butuh hiburan nonton serial favorit. Ekspresi si Aktor kesayangan jadi terlihat lebih jelas, kan?

Selain itu, kalau biasanya ketika kerja di tempat yang ramai seperti kedai kopi, kadang kita terganggu karena bayangan orang yang berseliweran terpantul di monitor kita, Asus VivoBook 15 A516 ini dilengkapi dengan lapisan anti glare atau anti silau. Lapisan optik ini akan mereduksi pantulan cahaya di monitor. Kita bisa bekerja dengan lebih fokus.

Fokus itu penting gaes. Jangan kelamaan diam-diam memandangi bayangan gebetan dari layar monitor sementara gambarmu nggak kelar-kelar.

RINGAN DAN STYLISH

Punya laptop dengan layar lebar adalah kemewahan yang di masa lalu seringkali harus dibayar dengan ukuran laptop yang besar dan bobot yang lebih berat.  Tapi membawa Asus VivoBook 15 A516 pundak dan punggung dijamin aman karena laptop ini punya teknologi Nano Edge Display, sehingga ukuran bezelnya lebih tipis ketimbang laptop lain yang berukuran sama. Jadi meskipun layarnya lebih lebar, ukuran Asus VivoBook 15 A516 tak jauh beda dengan laptop berukuran 14 inchi.

Bobot Asus VivoBook 15 A516 ini cuma 1,8 kilogram, termasuk paling enteng untuk ukurannya. Ditambah penampilannya keren dengan dua pilihan warna yaitu Transparent Silver atau Slate Grey. Mau dibawa ke kedai kopi favorit sih hayuk aja. Cukup dimasukkan ke tas cantik yang biasa kamu bawa.

Zaman dulu rasanya malas harus pergi sambil bawa laptop tapi sekarang laptop sudah layaknya ponsel yang selalu dibawa kemana-mana.

“Komputer masa kini memiliki tampilan berbeda karena mereka memang berbeda. Dengan solid-state drive (SSD) dan teknologi terkini, Anda mendapatkan kecepatan, keamanan, ketahanan, dan desain yang cantik. Kami telah melakukan jajak pendapat, dan hasilnya, orang-orang lebih senang saat bepergian dengan PC modern.”

Pasti nyaman menjinjing Asus VivoBook 15 A516 ketika bepergian karena yang namanya kebutuhan bekerja bisa muncul setiap saat. Ketika sedang berlibur saja, tiba-tiba klien bisa menelepon dan minta denahnya diubah hari itu juga.

Catatan: Foto ini pinjamlaptop si Sulung

Prinsip saya: Selalu sedia ASUS sebelum klien minta revisi.

SIAP SUPPORT KERJA CERDASMU

Selain ukuran slim, ringannya bobot, ditambah penampilan yang oke, Asus VivoBook 15 A516 juga siap dipakai kerja cerdas.

 “Laptop dengan prosesor Intel® Core™ 10th Gen series ke atas didesain untuk performa dan mobilitas. Dengan efisiensi yang tinggi serta dimensi thin and light, laptop menawarkan peningkatan performa dan produktivitas untuk penggunanya. Konektivitas WiFi generasi terbaru juga memungkinkan transfer data 3x lebih cepat dibanding generasi sebelumnya.”

Asus VivoBook 15 A516 dilengkapi dengan prosesor intel terbaru ditambah RAM 8GB dan grafis diskrit NVidia(R) MX330. Nggak bakalan masuk lemot-lemot klub kalau lagi buka AutoCAD bareng aplikasi lain.   

Foto: ASUS


Selain dibawa kerja, laptop ini juga nggak nolak kalau diajak main game. Tetap tangguh dan seru! Keyboard Asus VivoBook 15 A516 ini full size dengan desain yang ergonomis, dilengkapi fitur backlit dan ada lampunya gitu jadi bisa dipakai mengetik meski sambil gelap-gelapan. Buat bekerja atau main game, Asus VivoBook 15 A516 tetap nyaman dan asyik.

APLIKASI OFFICE ASLI

Zaman saya kuliah dulu, punya aplikasi office yang asli di perangkat komputer adalah sebuah kemewahan. Harganya itu lho yang kurang bersahabat buat kantong mahasiswa. Jadilah aplikasi yang dipakai hanya seadanya, yang tentunya tidak sehandal aplikasi yang asli.

Semua tipe ASUS Vivobook 15 A516 sudah mamakai sistem operasi Windows 10 Home Edition dan Microsoft Office 2019. Praktis tinggal pakai tanpa harus repot membeli dan menginstal software dulu.

“Nikmati semua manfaat dengan PC yang lengkap – PC sudah termasuk Office Home & Student 2019. Aplikasi Office versi lengkap (Word, Excel dan PowerPoint) memberikan semua fungsi yang dibutuhkan dan diharapkan oleh penggunanya. Penggunaan aplikasi Office seumur hidup dapat memastikan Anda untuk selalu memiliki akses ke fitur yang Anda kenal dan sukai. Dilengkapi dengan 100% aplikasi Office asli, software juga akan terus mendapatkan pembaruan keamanan yang rutin untuk melindungi perangkat, program dan data Anda.”

Dengan aplikasi yang asli di laptop kita, rasanya lebih aman dan nyaman ya dalam bekerja.

RUANG PENYIMPANAN YANG AMAN

Kebutuhan akan ruang penyimpanan yang besar di laptop terus meningkat seiring dengan semakin tingginya resolusi foto, belum lagi file presentasi berupa video, dan file-file grafis lainnya. ASUS VivoBook 15 A516 bisa memenuhi kebutuhan akan ruang penyimpanan yang lega dan aman.

Laptop ini didesain dengan penyimpanan ganda menggunakan SSD Pcle(R) hingga 256 GB dan HDD hingga 1TB. SSD memang punya banyak kelebihan, diantaranya adalah proses booting laptop yang lebih cepat. Cocok sekali untuk software grafis yang terkenal bisa membuat laptop jadi lemot.

Kalau menggunakan ASUS VivoBook 15 A516 ini, aplikasi-aplikasi bisa diinstal di SSD, supaya kinerjanya jauh lebih cepat. Sementara itu file-file pekerjaan, foto-foto dan koleksi film kita bisa disimpan di HDD yang kapasitasnya lebih besar.

Diedit dari Foto ASUS

Bagaimana dengan keamanan data di HDD? ASUS VivoBook 15 A516 memiliki peredam guncangan E-A-R(R) HDD yang melindungi data dari setiap benturan. Perlindungan ini akan bekerja secara otomatis dalam mendeteksi getaran sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan HDD. Kalau sedang kepepet kerja di kendaraan misalnya, kita tidak perlu khawatir HDDnya akan rusak.

SOCKET DAN PORT LENGKAP

Foto: ASUS

Saya termasuk orang yang lebih sering menggunakan mouse ketika bekerja di laptop. Terutama ketika sedang bekerja dengan aplikasi grafis.

Di masa seperti sekarang di mana seringkali ada rapat online, kerapkali saya juga harus menghubungkan laptop sekaligus ke layar proyektor, webcam tambahan merekam peserta di ruangan, speaker, dan printer. Belum lagi ada flashdisk yang menancap karena harus mengambil data-data penting dari laptop lain. 

ASUS VivoBook A516 bisa memenuhi kebutuhan ini karena memiliki Port yang lengkap yaitu:

  • Satu port USB-C 3.2 yang 10 kali lebih cepat dari USB 2.0
  • Satu port USB 3.2 type A
  • Dua Port USB 2.0
  • Satu port HDMI
  • Satu slot microSD reader
  • Audio jack

KEAMANAN AKSES

Foto: ASUS

Untuk keamanan tambahan di Laptop ASUS VivoBook 15 A516, kita bisa mengombinasikan fitur Fingerprint Sensor dan Windows Hello sehingga hanya dengan satu sentuhan, bisa langsung mengakses laptop. Dengan begini, orang lain tidak bisa sembarangan mengakses laptop tanpa seizin kita. Mana tahu dalam koleksi foto itu ada si Dia yang rahasia, ya.   


BANYAK PILIHAN

Ada berbagai pilihan varian Asus VivoBook 15 A516 yang bisa disesuaikan dengan buget dan kebutuhanmu, nih.

 

My ASUS

Dukungan ASUS tidak berhenti hanya pada saat laptop berpindah ke pangkuanmu. Dengan aplikasi MyASUS kita bisa mengakses banyak aplikasi ASUS yang bisa membantu kita memaksimalkan fungsi laptop kita.

Dengan bantuan MyASUS kita juga bisa update software, multitask dengan iOS atau ponsel Android, bahkan menghubungi layanan purna jual. Semuanya untuk kenyamanan pengguna laptop ASUS.


When Past Time Became Dreams


Di sebuah kedai kopi di Edinburgh, sebuah dongeng yang tersohor seantero bumi: “Harry Potter” lahir. Penulisnya: JK Rowling, memang sering menghabiskan waktunya untuk menulis di kedai kopi. Tak ada yang tahu pasti apakah pada waktu itu, ditingkahi aroma kopi dan dengung orang mengobrol, Rowling pernah bermimpi bahwa kisah yang tengah ditulisnya akan jadi salah satu kisah yang paling populer di dunia.

Ada kutipan dari Paul Valery, seorang penyair dan filsuf dari Perancis: 

The best way to make your dreams come true is to wake up.

Mau mimpi terwujud seperti kisah Rowling dan Harry Potternya? Kita memang harus bangun dari mimpi, lalu bekerja keras mewujudkannya. Seperti Rowling yang setiap hari mendatangi kedai kopi lalu menulis halaman demi halaman dengan tekun.

Tapi ini kan pandemi, mana bisa kerja dengan leluasa sambil ngopi cantik di kedai kopi seperti dulu? Para pekerja kantoran saja diminta untuk kerja dari rumah.

Memang setelah merasakan hidup di era pandemi Covid-19 selama satu setengah tahun, banyak dari kita ingin hidup kembali seperti dulu. Bisa bepergian dengan leluasa dan bebas dari kekhawatiran. Siapa sangka hal sesederhana ngopi cantik sekarang kembali jadi mimpi?

Well, kata Mike Tyson: 

I'm a dreamer. I have to dream and reach for the stars, 

and if I miss a star then I grab a handful of clouds.

Tidak ada yang salah punya mimpi kembali duduk di sofa biru kesayangan itu sambil menyeruput cappuccino dan mengunyah brownies. Manusia selama berabad-abad terbukti sebagai makhluk adaptif dan kreatif. Sementara belum bisa terwujud karena pandemi, kenapa tidak menghadirkan “kedai kopi” di rumah?

BONUS :) TIPS Menciptakan Suasana Kedai Kopi di Rumah

Foto: ASUS


Siapkan:

1. Tempat duduk paling nyaman.

Tempat duduk paling nyaman ini tidak harus kursi atau sofa.  Ada beberapa orang yang lebih suka kerja sambil lesehan. Silakan saja kalau kamu lebih suka kerja di atas karpet. Salah satu tempat duduk favorit saya untuk kerja di rumah adalah di kasur! Karena kasur ukurannya luas dan dilengkapi dengan bantal-bantal, saya bisa mengubah posisi dari duduk bersandar, bersila, bahkan selonjor dan tengkurap dengan nyaman. Pastikan ruangan tempat kerja ini mendapatkan cahaya yang cukup dan memiliki penghawaan yang baik.

2. Meja untuk meletakkan laptop dan perangkat kerja lainnya misalnya buku catatan. 


Meja ala kedai kopi versi saya. 
Foto: Dok Pribadi

3. Musik/ ambiance yang cocok. 

Salah satu tips dari saya, cobalah bekerja sambil “mendengarkan” video ASMR kedai kopi. Di Youtube ada banyak pilihan suasana kedai kopi dari berbagai negara.

4. Kopi Favorit

Nah, kalau semua sudah siap, silakan melipir ke dapur dan bikin kopi kesukaan, dan jangan lupa camilannya. Nggak mantap kalau bukan kopi segar dari mesin espresso? Di era sekarang kopi dari kedai favorit yang beken itu juga bisa dipesan-antar sampai ke rumah. 

5. Setelah semua siap, -sambil berdoa supaya mimpi ini terwujud- siapkan Asus VivoBook 15 A516nya.

Kerja sambil ngopi cantik di rumah versi ASUS
Foto: ASUS


Kerja sambil ngopi cantik (? ) di rumah versi saya
Foto: Dok Pribadi

Viola! Coffe and best laptop. What more do you need? 

 

“Artikel ini diikutsertakan dalam ASUS - 15 Inch Modern PC. Bigger Dream, Wider Screen Writing Competition bersama dewirieka.com”

 

Sumber:

https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/Everyday-use/A516

https://www.bbc.com/worklife/article