Monday, December 4, 2017

Sowan Guru


Pesan Bu Guru BP kami.
Kesempatan bertemu dengan teman-teman sekolah entah itu SD, SMP, SMA, atau kuliah adalah hal yang sangat berharga. Pertemuan yang terkadang tidak ada juntrungannya atau tidak ada tujuan apa-apa selain bertemu itu sendiri. Makanya mungkin ada yang enggan karena reuni hanyalah ajang makan-makan sambil ngobrol yang “tidak berfaedah”.

Tapi bukankah pertemuan itu mendekatkan nurani? Bertemu kawan lama bisa juga menjadi “obat seger” dari rutinitas yang membuat kita kehilangan spontanitas. Apalagi teman-teman sekolah adalah teman-teman di masa kita masih muda, bergairah, dan menganggap masalah hidup terberat adalah ketika di atas rapor ada nilai 5, atau baru ditolak gebetan.

Itulah mengapa acara reuni masih menjadi agenda yang ditunggu-tunggu.

Di setiap reuni, selain bertemu dengan teman-teman, kadang ingin juga hadir sosok yang tak bisa dipisahkan dari sejarah kita bersekolah, yaitu Bapak dan Ibu guru. Guru memang sosok yang selalu mengesankan, bahkan meskipun jika waktu itu kenangan yang tercipta bukan kenangan yang melulu indah.

Begitu, ya, Mbak Relita dan Mbak Yuli, dua orang blogger dengan tutur halus yang membuat saya memikirkan kembali tentang sosok guru-guru saya. Begitu banyak yang bisa diceritakan, tapi saya memilih tentang hal yang satu ini.

Bapak mertua saya adalah seorang guru. Dan setiap kali saya pulang mudik lebaran, undangan untuk menghadiri reuni bertumpuk di atas meja. Beliau selalu bersemangat untuk hadir, meskipun dalam kondisi yang kurang sehat, atau meskipun di rumah masih banyak saudara dan tamu. Bertemu dengan murid-murid, ternyata adalah hal yang juga menyenangkan bagi beliau. Meskipun seringkali pertemuan murid dan guru ini hanya terbatas pada reuni. Kesempatan yang hanya bisa terulang sekian tahun kemudian.

Entah pada pertemuan yang mana, beberapa teman saya semasa SMA mencetuskan ide yang, sesungguhnya tidak baru, tapi keren. Sebuah program untuk memberikan sumbangsih kepada guru.

Jika selama ini guru-guru mentok diingat pada saat reuni, bagaimana kalau kita memberikan perhatian khusus kepada para guru ini, tidak hanya setahun sekali, atau bahkan sepuluh tahun sekali. Tergantung seberapa sering angkatan kita reuni.

Berkat keberanian dan kenekadan teman-teman yang didukung oleh teman-teman (hampir) satu angkatan di SMA, maka lahirlah: Celengan. Ada beberapa orang yang menjadi “pengurus” celengan, dengan dukungan teman-teman seangkatan yang berada di dua grup Whatsapp. Seperti namanya, celengan ini serupa dana sosial, isinya bersumber dari teman-teman satu angkatan di SMA Negeri 3 Solo. (Duh, sebutin angkatannya nggak yaaa…)

Salah satu program utama Celengan adalah: Sowan Guru. Alias datang ke rumah-rumah guru-guru kami, terutama adalah guru yang mengajar selama periode kami bersekolah.

Program sowan guru ini tidak sekedar menjalin hubungan yang telah lewat belasan tahun, tapi juga berusaha mendata tentang kondisi terkini pamong kami semasa remaja itu, dan apakah diantara guru-guru kami ini, ada yang memerlukan sesuatu yang bisa kami haturkan.

Mencari data guru, ternyata tidak mudah juga. Dengan bantuan beberapa guru yang masih aktif mengajar, kami dapat juga kontak berupa nomor telepon dan alamat rumah. Guru-guru kami ini juga memiliki semacam paguyuban guru, rutin bertemu secara berkala. Apakah waktu berkumpul itu para guru membicarakan kami juga para muridnya, entahlah. Hehe.

Ujung tombak sowan guru tentunya teman-teman yang masih berdomisili di Solo. Tentu saja karena sebagian besar guru-guru kami juga masih tinggal di sana. Beberapa kali sowan guru juga dijadwalkan jika ada teman yang sedang mudik. Intinya kami mendatangi rumah guru-guru kami (ada juga beberapa yang ditemui di tempat mengajar), untuk bersilaturahim. Syukurlah, setelah lebih dari dua puluhan guru kami temui, semuanya memberikan kesan positif.
Sowan Pak Koes, ngobrol diantara rumus-rumus fisika

Saya, baru berkesempatan ikut satu kali. Bersama dua orang sahabat mendatangi seorang guru Fisika yang tentu saja waktu saya SMA, bukan guru favorit saya karena pelajarannya waktu itu bikin pusing. Beliau saat ini sudah pensiun, tapi masih aktif mengajar ilmu Fisika, membuka les, dan mempersiapkan anak-anak sekolah yang akan mengikuti olimpiade.

Bapak Koesmanto, guru fisika saya itu, masih sama seperti terakhir kali saya mengingat beliau.

Ketika bertemu. langsung terbayang ketika menuliskan rumus-rumus fisika dengan begitu cepatnya di papan tulis. Ketika saya cuma menatap dengan nanar karena tidak bisa mengikuti penjelasannya yang kalau diingat-ingat lagi, sebetulnya sangat runut. Saya ingat Bapak Koesmanto lengkap dengan kacamata yang agak melorot, dengan sorot mata yang mengingatkan saya pada Einstein. Hanya kali ini rambutnya lebih banyak yang memutih.

Tentu saja Pak Koes, begitu beliau dipanggil, tidak mengingat saya. Saya bukan murid yang menonjol di bidang fisika, selain pernah jadi penulis kelas yang menuliskan lembar-lembar catatan fisikanya di papan tulis. Tapi pak Koes menyebutkan nama beberapa teman seangkatan saya, yang salah satunya sekarang jadi dosen di ITB.

Pembicaraan dengan pak Koes, yang tidak terbayang bisa saya lakukan belasan tahun yang lalu, ternyata menyenangkan. Saya lupa waktu itu nge-teh atau tidak, tapi dalam gerimis hujan, saya tahu, bahwa seorang guru yang benar-benar mencintai profesinya, sampai puluhan tahun kemudian tidak akan pernah kehilangan semangat. Beliau hidup, meski tidak lewat dirinya, tapi juga hidup lewat harapan-harapan yang beliau titipkan pada murid-muridnya.

Salah satu harapan pak Koes yang jadi nyata, tentu saja ketika mengenang teman saya, yang kini menjadi dosen di universitas ternama itu. Dalam hati kecil saya berharap, pak Koes juga bisa merasa bangga untuk saya, yang tidak pernah dapat nilai 10 dalam pelajaran fisika, dan kini tidak ingat lagi tentang teori Newton atau gelombang elektromagnetik. Barangkali iya, tapi tak bisa terungkap lewat bahasa Fisika.

Pada waktu reuni SMA yang kami adakan tahun 2016 pada musim mudik lebaran, kami juga mengundang guru-guru kami sebanyak yang kami bisa. Lokasinya di sekolah, yang sudah berubah 80% dari sejak kami meninggalkannya. Ada beberapa guru yang urung datang karena meskipun sudah akan dijemput, menolak karena enggan merepotkan. Ah, sampai kapanpun guru-guru adalah sosok yang tak ingin membuat repot siapapun.

Di acara reuni itu kami bercerita tentang program sowan guru dan menyampaikan permohonan maaf jika ada guru-guru yang belum sempat kami sowani. Ketika acara selesai, seorang guru kami, yang jujur saja tadinya saya tidak ingat mengajar apa, mendekati saya. Beliau berkata sambil tersenyum: “Mbak, saya ini belum pernah didatangi, lho.”

Beliau adalah Bapak Sri Santoso, guru olahraga kami. Dalam waktu singkat kami berupaya supaya teman-teman yang masih ada di Solo untuk liburan lebaran itu bisa mengatur waktu kunjungan ke rumah Bapak Sri Santoso. Seperti biasa, setelah kunjungan, teman-teman memberikan “laporan” yang secara umum berisi kondisi kesehatan, kondisi keluarga, dan sejauh apa kami bisa menyampaikan titipan untuk beliau.

Tentunya kami bahagia dan lega jika para guru dalam kondisi sehat dan tak kurang suatu apa. Tapi guru-guru kami ini, dalam berbagai kondisi, secara garis besar tidak menyampaikan keluhan apapun .

Takdir Allah, tak lama setelahnya, kami mendengar kabar bahwa Bapak guru kami itu meninggal dunia.

Seorang guru matematika kami yang sangat disegani, juga kami dengar kabar sedonya, tak lama setelah “Celengan” sempat sowan ke ndalem beliau. Beliau dalam kondisi sehat, dan sedang berolahraga ketika Allah memanggil. Kami selalu mengenang beliau karena tak banyak dari kami yang berhasil lolos dalam ulangan mingguan matematikanya. Saya pribadi sepertinya cuma lolos satu kali. Bahkan untuk mendapatkan nilai tujuh saja, sulitnya bukan main.

Ketika menyadari begitu banyak guru-guru kami dipanggil Allah, kami bersyukur bahwa kami sempat sowan. Bapak dan ibu guru kami ini, tentunya telah berpuluh tahun mengabdi menjadi pendidik. Tidak hanya mengajar, tidak hanya menjejalkan rumus-rumus ke kepala kami yang penuh dengan rencana dolan dan colut. Bapak dan ibu guru kami juga semakin tua. Seperti juga kami, yang meskipun selalu berasa masih pakai seragam putih dan abu-abu, kini juga telah menderita encok, dan tak kuat begadang.

Dalam waktu sowan yang demikian singkat, kami ingin menyelipkan sedikit kenangan kepada bapak dan ibu guru tentang kami. Bahwa murid-muridnya yang tak seberapa pandai, dan selalu merepotkan ini, meski barangkali cuma sekali ini sempat bertemu, kami ingat.
Pesan Pak Hartadi

Tak banyak yang kami bawa. Barangkali hanyalah sekotak roti, selembar kain, atau sekeranjang buah. Tapi sungguh banyak yang kami dapatkan. Di akhir pertemuan selalu kami minta bapak dan ibu guru ini menuliskan pesannya untuk kami. Dan diantara pesan-pesan itu selalu terselip doa untuk kesuksesan kami semua.

Semua guru, tetap memandang kami sebagai murid-muridnya sekian belas tahun yang lalu. Semuanya selalu menitipkan pesan dan doa, supaya kami semua menjadi orang yang berguna. Tak ada yang mengingat kemarahan, tak ada yang tidak membuat kami menjadi semakin tidak bersyukur.
Pesan Pak Darsono, guru Sosiologi

Teman-teman yang sempat sowan, sesudahnya selalu menyampaikan kisah yang indah. Selalu ada hal baru yang kami dapatkan. Sampai kapanpun kami adalah murid yang selalu belajar.

Sowan guru juga mendekatkan kami, anak-anak lulusan sebuah SMA yang jumlahnya ratusan, yang dulu nge-geng dan tak begitu kenal satu sama lain. Ada banyak kondisi yang membuat mengurusi Celengan dan tetek bengeknya membuat kami seperti benar-benar kapok, musuhan, pundung, mutung, dan marah. Tapi kami seperti segerombolan landak yang ingin tetap hangat karena dekat, meski kadang kecubles duri.

Saya pribadi jadi lebih mengenal teman-teman SMA saya, yang dulu bahkan tidak tahu kelas apa, rumahnya di mana, kuliah di mana. Seorang pemilik perusahaan di Solo mau blusukan ke pasar untuk belanja kelengkapan warung di rumah guru yang dibuka lewat program Celengan ini. Atau teman yang lain yang mau manjat-manjat demi memasang rak dan spanduk untuk warung pak guru.

Saya juga cuma bisa menyemangati lewat grup WA, teman-teman yang menempuh hujan badai, literally, untuk sampai ke rumah guru-guru kami. Saya juga jadi tahu, cerita-cerita teman-teman tentang guru-guru kami ini yang tak se-cetek kisah saya. Saya cuma bisa terharu bahwa pada masa sekian belas tahun yang lalu, ada teman-teman yang benar-benar menjadikan kehadiran para guru ini sebagai orang tua. Dan kedekatan antar mereka tak sekedar dihubungkan pada lembar-lembar kertas ulangan.

Begitu banyak yang kami dapatkan, hingga sadar sepenuhnya bahwa Celengan dan “Sowan Guru”nya, bukanlah persembahan dari kami, tapi adalah sesuatu yang kami dapatkan.






Friday, December 1, 2017

Memahami UHC Kota Semarang di Acara Temu Blogger Kesehatan


Di penghujung bulan November yang dingin dan basah karena siraman hujan, 35 Blogger dari wilayah Semarang dan sekitarnya dikoordinasi oleh TitikTengah Partnership, mendapatkan kesempatan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk mendapatkan informasi seputar kesehatan di The Wujil Resort, Ungaran. Informasi tentang kesehatan ini sebagian besarnya belum banyak dipahami oleh kami sebagai masyarakat kota Semarang. Mulai dari Program Universal Health Coverage (UHC) Semarang, sampai metode Rockport. Awam banget nget nget.

Puskesmas Gayamsari Semarang
Ayo ke Puskesmas!

Apa yang terlintas ketika dengar kata Puskesmas? Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr Widoyono, MPH, membuka perjumpaan siang dengan para blogger di The Wujil Resort, dengan pertanyaan itu. Jawaban dari peserta jadi bermacam-macam, mulai dari: Peralatan yang jadul, ruangan kotor, antri lama, obat generik, pelayanan lambat, dan lain-lain meluncur dari mulut teman-teman. Hehe. Maafkan, Pak Kadinkes, karena memang sebagai awam, terlanjur mencap Puskesmas sebagai tempat untuk memeriksakan kesehatan yang cenderung kuno. Tapi ada juga yang mengakui sangat terbantu dan puas dengan pelayanan di Puskesmas di dekat tempat tinggalnya. Meskipun bukan Puskesmas yang sama dengan KTP, tapi tetap melayani dengan baik.

Nah, sebetulnya Puskesmas itu gimana, sih?

Pak Widoyono yang humoris secara lugas memaparkan bahwa Puskemas adalah layanan kesehatan, bukan “kesakitan”. Jadi begini, dalam terminologi dunia kesehatan, ada dua hal yaitu: sehat dan sakit. Nah orang sehat diurusi oleh puskesmas, sementara orang sakit diurusi oleh rumah sakit (dan teman-temannya).

Jadi Puskesmas itu sejatinya bertugas mengurus orang sehat, bukan orang yang sakit.

Oleh karenanya, diharapkan masyarakat mau datang ke Puskesmas, justru untuk memeriksakan dirinya atau berkonsultasi ketika sehat. Hal ini terkait dengan paradigma sehat itu sendiri. Bahwa kegiatan Promotif dan Preventif, alias kegiatan pencegahan lebih baik dibandingkan kuratif dan rehabilitatif, atau pengobatan. Salah satu kegiatan promotif adalah penyuluhan kesehatan, misalnya tentang kesehatan gigi dan mulut. Contoh kegiatan preventif adalah kegiatan pemberian vitamin A untuk balita.

Puskesmas di seluruh kota Semarang jumlahnya hanya 37 unit. Puskesmas sejumlah itu memiliki tanggungjawab yang sangat luas untuk memelihara kesehatan masyarakat kota Semarang melalui tindakan-tindakan yang diharapkan bisa mencegah sebelum terjadi sakit. Belum lagi dengan jumlah tenaga dan sumber daya lain yang lebih terbatas. Bandingkan dengan institusi yang berhubungan dengan orang sakit, seperti Apotik, RSUD, RS, Toko Obat, Klinik, Dokter Praktek, dan lain-lain. Jumlahnya tentu jauh lebih banyak. Apalagi “layanan kesakitan” dipandang lebih bernilai ekonomi dibandingkan “layanan kesehatan”.

Selain itu, Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), masih juga wajib mengurusi orang sakit. Ada 144 diagnosis penyakit yang harus bisa ditangani oleh Puskesmas. Misalnya: batuk, pilek, dan diare. Jadi, warga masyarakat juga diharapkan pengertiannya, jika menderita penyakit-penyakit tersebut untuk memeriksakan diri ke Puskesmas terlebih dahulu, dibandingkan langsung merujuk pada Rumah Sakit.

Tapi segala tantangan itu justru menjadikan Puskesmas bersemangat untuk terus meningkatkan pelayanannya. Seperti ketika pagi sebelum ke Ungaran untuk bertemu Bapak Widoyono, rombongan blogger sempat mendatangi Puskesmas Gayamsari. Puskesmas Gayamsari ini adalah satu-satunya Puskesmas di Kota Semarang yang mendapatkan predikat Paripurna. Fyi, beberapa tahun belakangan memang sedang dilakukan akreditasi untuk puskesmas-puskesmas di seluruh penjuru Indonesia, untuk mengetahui sejauh mana semua sumber daya yang dimiliki Puskesmas tersebut.

Puskesmas Gayamsari melayani wilayah 7 kelurahan, didukung oleh 50 tenaga kerja. Jenis-jenis pelayanan yang ada adalah pemeriksaan umum, pemeriksaan kesehatan gigi, pemeriksaan balita sakit, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, farmasi, laboratorium, dan layanan inovasi berupa klinik VCT, klinik rehabilitasi narkoba, dan klinik kesehatan tradisional.

Salah satu program unggulan Puskesmas Gayamsari antara lain Gomil atau Gojek Ibu Hamil yaitu program penjemputan untuk ibu-ibu hamil yang hendak memeriksakan dirinya ke Puskesmas. Puskesmas Gayamsari yang memiliki motto: “Sehat Anda Kebahagiaan Kami” saat ini sedang berupaya terus meningkatkan pelayanannya baik secara fisik, dengan mengajukan rencana dan rancangan bangunan gedung Puskesmas yang baru untuk tahun 2020, maupun dengan terus meningkatkan profesionalitas setiap tenaga kerja yang terlibat di dalamnya. Semoga Puskesmas Gayamsari terus berbenah, semakin baik, dan prima dalam pelayanan kesehatan untuk masyarakat Gayamsari khususnya dan kota Semarang pada umumnya.

Selain Puskesmas Gayamsari yang sempat kami kunjungi, 36 Puskesmas lainnya di seluruh wilayah kota Semarang semakin hari juga terus berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan kesehatannya.

Nah, dengan informasi tersebut, kita sebagai warga kota Semarang tidak perlu ragu untuk berkonsultasi ke Puskesmas, terkait dengan kesehatan diri, keluarga, dan lingkungannya. Ingat, ke Puskesmas tidak perlu menunggu sakit, ya!

Program UHC (Universal Health Coverage) Kota Semarang

Nah, ini adalah program kesehatan yang sedang hangat bahkan hot banget di kalangan warga kota Semarang. Bayangkan aja, pesan berantai yang sampai ke aneka sosmed ini sungguh memikat hati. Setiap warga kota Semarang, mulai November 2017 bisa berobat gratisss! Hal ini membuat warga berbondong-bondong mendatangi faskes untuk mendapatkan pengobatan. Tapi tak sesederhana itu, lho!

Sesungguhnya apa sih, program UHC itu?

Nah, pada sesi sore, para blogger bertemu dengan ibu Lilik Farida, beliau adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Kota Semarang. Ibu Lilik menjelaskan bahwa UHC ini adalah program kesehatan kota Semarang yang bekerjasama dengan BPJS. Program UHC membuat masyarakat kota Semarang tidak perlu membayar premi BPJS sendiri, melainkan dibayarkan oleh pemerintah kota Semarang. Waaaw!

Tapi tunggu dulu, premi BPJS yang akan dibayarkan itu khusus untuk BPJS kelas 3. Nah, catatannya begini, setelah mendapatkan program UHC, masyarakat berarti telah setuju untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan plafon BPJS kelas 3. Jika nanti terjadi sakit dan ingin naik ke kelas 2 atau 1, maka otomatis keikutsertaan dalam program UHC dinyatakan gugur.

Jadi UHC ini adalah program bantuan pembayaran iuran (bantuan iur) BPJS (kelas 3) untuk masyarakat kota Semarang. Apa saja syarat kepesertaan UHC? Yang pertama, punya dokumen kependudukan kota Semarang, setidaknya 6 bulan. Kedua, mau mendapatkan pelayanan kesehetan tingkat pertama di faskes di kota Semarang. Selanjutnya dan yang penting, pendaftaran tidak dapat diwakilkan, alias no calo!

Bagi satu keluarga dalam satu KK dapat didaftarkan oleh kepala keluarga atau salah satu anggota keluarga di dalam KK tersebut. Bagi lansia atau siapapun yang sudah tinggal sendiri, dan dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk mendaftar sendiri ke dinas kesehatan kota Semarang, misalnya karena sakit, bisa mendaftarkan program UHC melalui Puskesmas setempat.

Ingat yaa, UHC akan gugur jikalau peserta ingin naik kelas pelayanan BPJSnya. Dan bagi yang masih memiliki tunggakan BPJS juga harus melunasinya dulu.

Dengan demikian, UHC ini semua warga kota Semarang adalah penerima bantuan iur. Meskipun demikian, mengingat bahwa bantuan iur yang diberikan berupa layanan untuk BPJS kelas 3, masyarakat diharapkan bisa mempertimbangkan sendiri, sasaran dari program UHC ini untuk siapa.

Selain menyampaikan tentang program UHC, bu Lilik juga menjelaskan tentang program PIS-PK. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK). Program ini adalah melakukan kunjungan ke seluruh keluarga di Kota Semarang untuk mendata tentang kesehatannya. Jadi bentuknya berupa kegiatan survey ke rumah-rumah. Indikatornya ada 12, sebagai berikut:
  1. Keluarga mengikuti program KB
  2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
  3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
  4. Bayi mendapat ASI eksklusif
  5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
  6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
  7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
  8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
  9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
  10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN
  11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
  12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Atas dasar ke 12 indikator tersebut, keluarga dinyatakan sehat bila >80% tergolong baik. Nah, sebagai warga kota Semarang harus dukung PIS-PK ini ya. Jadi kalau ada petugas kesehatan yang datang, harap diterima dengan tangan terbuka. Tidak perlu disuguhi teh anget atau cemilan kok, hehe, yang penting sampaikan informasi dengan sejujurnya. Data-data ini penting untuk mengembangkan rencana kerja dan program kesehatan yang penting dan cocok untuk warga kota Semarang.

Yuk, cek kesehatanmu secara rutin

Dukung GERMAS dengan Cek Kesehatan Secara Rutin

Naah, sesi malam adalah sesi yang cukup mendebarkan sebetulnya. Hehe. Bukan karena agak ngantuk, tapi karena semua peserta akan dites gula darah dan kolesterolnya. Buat saya, yang tidak pernah rutin memeriksakan kesehatan, hal ini bikin deg-deg-an. Bukan karena takut jarum, tapi takut angka hasilnya. Meski sejujurnya saya nggak terlalu mudeng, angka yang bagus itu berapa. Alhamdulillah, tekanan darah, gula darah, juga kolesterol normal bahkan low. Tapi berat badannya masih belum normal. Uhuk.

Sejatinya, pemeriksaan kesehatan rutin ini salah satu program yang penting dalam pemeliharaan kesehatan. Melalui Program GERMAS atau Gerakan Masyarakat Sehat yang dicanangkan secara nasional, Cek Kesehatan secara Rutin adalah fokus program di tahun 2017 ini selain Aktivitas Fisik, dan Perbanyak Makan Sayur dan Buah.

Keterangan tentang GERMAS bisa baca: Hidup Sehat dengan GERMAS

Padahal rasanya males ya, wong nggak sakit kok harus cek kesehatan. (Helow judulnya aja cek kesehatan, bukan cek kesakitan)

Jadi seperti disampaikan oleh Ir. Purwati, kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan juga informasi dari dr Widoyono siang harinya, bahwa penyakit-penyakit tidak menular itu semakin merajalela. Bahkan secara ekstrem menghabiskan porsi yang besar dari dana BPJS Kesehatan. Nah lho. Jadi dengan GERMAS, salah satunya kita secara sadar memeriksa kesehatan diri sendiri, bisa mengurangi terjadinya penyakit-penyakit tidak menular yang menggerogoti dana kesehatan bangsa ini. Penyakit-penyakit itu antara lain stroke, diabetes, gagal ginjal.

Mau cek kesehatan di mana? Ke Puskesmas aja! Jadi, jangan malaassss! Yuk GERMAS!

Rockport, bukan sebangsa Musik Metal.
BBB - Blogger-Blogger Bahagia Hehe

Pagi hari yang dingin di Ungaran, tapi hari cerah. Kami sudah digiring ke parkiran The Wujil untuk mengukur kebugaran tubuh dengan metode Rockport. Beberapa hari sebelumnya sempat cari tahu tentang metode ini. Takutnya badan yang kaku kaku karena jarang olah raga ini tak akan sanggup menanggung deritanya. Hihi, lebay.

Tapi ternyata metode Rockport ini sederhana, dan bisa kita lakukan sendiri. Metode ini juga bukan sebangsa ospek, karena benar-benar menyesuaikan dengan kondisi badan masing-masing peserta. Jadi intinya adalah peserta melakukan aktivitas lari/ jogging/ jalan cepat/ jalan lambat/ jalan santai semaksimal yang bisa dilakukan oleh tubuhnya, sejauh 1mil, atau sekitar 1,6 km. Setelahnya bisa diukur tingkat kebugaran masing-masing.

Mengapa tes kebugaran ini penting? Karena dengan menilai kebugaran seseorang dapat digunakan untuk mencegah atau bahkan mengobati penyakit-penyakit yang menyebabkan kemunduran kesehatan akibat gaya hidup yang tidak sehat dan atau penuaan

Tes Kebugaran dapat mengukur tingkat kebugaran seseorang dengan mengukur volume seseorang dalam mengkonsumsi oksigen saat latihan dan kapasitas maksimum (VO2 Maks). VO2 Maks adalah Oksigen maksimal yang dapat digunakan oleh tubuh manusia untuk melakukan aktivitas yang intensif. Biasanya VO2 Maks dinyatakan dalam satuan liter per menit atau mililiter/menit/kgBB.

Tes kebugaran ini juga dipakai untuk calon jamaah haji.



Nah, sebelumnya kami sempat mengisi kuesioner tentang kondisi tubuh masing-masing. Beberapa dari kami yang pernah mengalami atau menderita masalah kesehatan seperti sering mengalami nyeri dada di bagian kiri, atau pernah dinyatakan menderita sakit tertentu oleh dokter, akan diberi pengawasan khusus.

Alurnya begini:

1. Sebelum memulai pemanasan, dilakukan penghitungan denyut nadi permenit. Denyut saya 88.
2. Pemanasan/ peregangan ringan.
3. Lari/ jogging/ jalan di lintasan sejauh 1,6 km. (Waktu tempuh dihitung) Kaki saya lagi bengkak tidak memungkinkan dibawa lari, akhirnya jadi jalan cepat.
4. Di garis finish dilakukan penghitungan waktu tempuh, dan denyut nadi. Waktu tempuh saya 14 menit dan denyut saya (cuma) 100. Haha. Nambah dikit banget.
5. Mencocokkan hasil waktu tempuh dan denyut nadi dengan tabel yang ada di formulir kebugaran.

Selain data-data di atas, hasil metode Rockport ini di pengaruhi oleh jenis kelamin, dan usia. Nah, hasilnya, berdasarkan usia saya, kebugaran saya ada di kelas: Cukup. Yaa lumayaaan. Daripada Kurang atau Kurang Banget. Sedihnya sebagian besar dari kami, meskipun masih muda –ehm-, justru punya tingkat kebugaran yang Kurang. Kalaah dengan ibu-ibu dari Dinas Kesehatan yang lebih senior tapi tingkat kebugarannya “Sangat Baik”. Hoho. Larinya aja jauh lebih cepat dari sayaaa. Beliau 11 menit. Huhu.

Tapi kami semua, sepulang dari acara temu blogger kesehatan ini, bertekad di dalam hati untuk menjadi lebih bugar dan sehat! Dalam rentang 3 bulan, bisa dilakukan tes dengan metode ini secara mandiri. Semoga hasilnya lebih baik.

Selama dua hari bersama Dinas Kesehatan Kota Semarang, membuka wawasan saya tentang hal-hal yang sebelumnya tidak terpikirkan, atau ada di depan mata tapi enggan merhatiin. Padahal setiap diri kita bertanggung jawab dan memberikan kontribusi entah negatif atau positif untuk kesehatan tidak hanya diri sendiri dan keluarga, tapi juga lingkungan. Karena akan jadi apa masalah kesehatan di kota kita, bahkan di alam semesta ini, dipengaruhi oleh diri kita. Be A Healthy Hero!
Semua pengen bahagia dan sehat, sisters, roomie, dan rombongan
Satu kepakan sayap kupu-kupu, bisa jadi awal badai yang dahsyat.

Monday, November 13, 2017

Dari HIJUP dan Arisan Resik untuk Keluarga Harmonis


Tinggal di negara beriklim tropis lembab membuat tubuh kita mudah berkeringat dan kotor. Apalagi sebagai perempuan, aktivitas kita tidak terbatas pada urusan pekerjaan, tapi juga urusan rumah tangga. Biasanya salah satu kegiatan paling mujarab untuk mengembalikan kesegaran dan kebersihan tubuh adalah dengan mandi dengan sabun.

Tapi tentunya tidak semua bagian tubuh kita bisa dibersihkan dengan produk yang sama. Misalnya sabun untuk badan, tidak pas jika dipakai untuk wajah. Alih-alih bersih, kulit wajah kita bisa kering, gatal atau teriritasi. Wajah memang seringkali dianggap sebagai aset kecantikan yang paling berharga. Sudah lazim kalau setiap orang khususnya perempuan memiliki aneka produk perawatan untuk wajahnya.

Sayangnya kaum perempuan sering melupakan perawatan salah satu bagian tubuh yang tak kalah pentingnya, yaitu area kewanitaan. Sebagai bagian dari kecantikan perempuan, area kewanitaan seringkali hanya dirawat dengan produk seadanya. Padahal kalau kita tidak cermat menjaga kebersihannya, kesehatan tubuh bisa terganggu. Area kewanitaan yang tidak sehat bisa juga berakibat pada berkurangnya keharmonisan keluarga. 
HIJUP Bloggers Meet Up X Arisan Resik
Nah, bagaimana agar aktivitas super padat jalan terus, tapi kesehatan area kewanitaan dan keharmonisan rumah tangga tetap terjaga?
Semua itu dibahas dalam kegiatan penuh manfaat dari HIJUP dan Resik-V Godogan Sirih di Semarang pada tanggal 28 Oktober 2017.

HIJUP Bloggers Meet Up x Arisan Resik
Semarang menjadi salah satu kota yang beruntung disinggahi #HIJUPevent, yaitu HIJUP Bloggers Meet Up X Arisan Resik yang diperuntukkan khusus untuk para perempuan. Saya juga merasa sangat beruntung bisa terundang dalam acara ini. #HIJUPmeetupsemarang ini digelar di satu venue baru dan keren di Semarang yaitu Verve Bistro and Cafe.
Peserta arisan sumringah menanti acara Arisan Resik dimulai.
Segarnya nuansa hijau mendominasi suasana #HIJUPbloggersmeetup mulai dari penataan meja, Hampers cantik dari HIJUP dan Resik-V, sampai pakaian yang dikenakan oleh peserta arisan. Arisan Resik bukan arisan biasa, tapi arisan sarat ilmu. Forum ini berisi komplit mulai dari ilmu bisnis dari mbak Fitri Aulia, founder brand muslimah KIVITZ, ilmu kecantikan dan kesehatan dari ibu Yuna Eka Kristina, Senior Public Relation PT Kino Indonesia, juga ilmu kreatif tentang hand lettering dari mbak Mila bersama komunitas DudukNyeni dan Semarangcoret.

Bisnis Manis, Keluarga Harmonis
Ibu Yuna dan mbak Fitri Aulia
Para peserta arisan terinspirasi ketika Mbak Fitri Aulia mengungkapkan kisahnya ketika merintis brand baju muslimah KIVITZ. Brand yang mengusung konsep Syar’i and Stylish ini dibangunnya bersama sang suami. Meskipun suami istri, Mbak Fitri dan suami tetap berusaha profesional dalam mengurus usaha bersama ini. Pembagian tugas yang jelas diantara keduanya membuat perusahaan yang dirintis sejak tahun 2010 telah berhasil dikenal sebagai salah satu brand baju muslim terkemuka di Indonesia.

Mbak Fitri membagikan tips bagi yang ingin memulai bisnis, terutama bisnis fashion. Diantaranya, ketika akan memulai suatu bisnis, harus paham betul passion kita apa, lalu kompetitor kita siapa. Setelah tahu itu semua, kita harus bisa menunjukkan karakter atau kelebihan kita. Proses untuk mengawali bisnis bisa dibilang cukup panjang, karena setelah melalui semua perhitungan yang cermat barulah kita bisa menghasilkan produk yang baik.

Sebagai founder dari brand baju muslim terkemuka, aktivitas Mbak Fitri tentunya sangat padat. Tapi meskipun sibuk bekerja, Mbak Fitri tetap mengalokasikan waktu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan tubuhnya. Terbukti dengan penampilan Mbak Fitri yang selalu memesona. Menurut Mbak Fitri, menjaga kecantikan tubuh penting untuk tetap menciptakan keluarga yang harmonis. Jangan sampai bisnis melejit, tapi kita lupa dengan tubuh sendiri. Keharmonisan keluarga juga terletak pada kesehatan dan kecantikan tubuh.

Selain kecantikan wajah, Mbak Fitri tak pernah alpa menjaga kesehatan organ-organ tubuh lainnya termasuk organ reproduksi, terutama area kewanitaan.

Jangan sampai wajah atau penampilan kita cantik,  tapi tidak resik.

Merawat Area Kewanitaan dengan Resik-V Godogan Sirih
Resik-V Godogan Sirih yang Praktis dan Aman
Untuk urusan merawat area kewanitaan,  ibu Yuna memperkenalkan salah satu produk unggulan dari PT Kino Indonesia yaitu Resik-V Godogan Sirih. Resik-V Godogan Sirih adalah antiseptik alami yang terbuat dari air rebusan daun sirih, dan diperkaya dengan Ekstrak Rumput Fatimah. Sejak zaman dahulu nenek moyang bangsa Indonesia memang sudah mengenal #manfaatdaunsirih sebagai pembersih kewanitaan. Di rumah eyang saya, ada ember khusus berisi air rebusan sirih yang disediakan di kamar mandi untuk keperluan membasuh area kewanitaan sehabis buang air. Karena Resik-V Godogan Sirih terbuat dari air rebusan daun sirih asli, aromanya juga persis dengan buatan eyang saya dulu.

Kini dengan adanya Resik-V Godogan Sirih, untuk membersihkan dan memelihara kesehatan area kewanitaan menjadi semakin praktis. Tinggal tuang secukupnya ke telapak tangan, diusapkan ke area kewanitaan, lalu bilas dengan air hingga bersih.

Resik-V Godogan Sirih mampu #mengatasikeputihan, gatal-gatal, serta mengurangi bau tak sedap di area kewanitaan. Secara mikrobiologi, produk ini sudah teruji dapat membantu mengurangi jumlah Jamur Candida Albicans yang menyebabkan #keputihan. Dan yang bikin tambah mantap, Resik-V Godogan Sirih sudah mendapatkan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Ibu Yuna menyarankan Resik-V Godogan Sirih digunakan dua kali sehari, terutama jika sedang menstruasi. Produk ini aman karena tidak membunuh flora normal di area kewanitaan. Jadi tidak menyebabkan kering seperti yang sering dikhawatirkan selama ini. Untuk kerabat perempuan yang sudah mensturasi, meskipun belum menikah, bisa menggunakan Resik-V Godogan Sirih untuk membantu menjaga kebersihan area kewanitaan.

Belajar Hand Lettering 
Perlengkapan Hand Lettering dalam HIJUPxArisan Resik
Ilmu ketiga yang dibagikan dalam HIJUP Bloggers Meet Up X Arisan Resik kali ini adalah ilmu hand lettering. Para peserta Arisan Resik antusias mencoba setelah mendengarkan penjelasan dari Mbak Mila tentang seni menggambar huruf ini. Singkat saja pemaparannya, karena yang penting praktek!
Semangat berlatih hand lettering
Peralatan komplit sudah dipinjamkan kepada semua peserta arisan, tapi kami masih deg-degan menorehkan kuas ke atas kertas. Menulis dengan media cat air ini memang tricky. Karena tekanan tertentu akan mengakibatkan tebal dan tipisnya huruf yang berbeda. Intinya sih semakin konsisten semakin baik. Kuncinya: naik tipis, turun tebal. Hehe.

Akhirnya setelah berlatih beberapa saat, tangan mulai terbiasa. Meskipun rada belepotan, jadi juga karya hand lettering saya yang pertama.

Tipsnya: tangan memang harus nyaman ketika memegang kuas, dan sebaiknya posisinya berbeda dari posisi ketika kita menulis pakai pulpen. Agak miring-miring gitu, deh.

Embrace our femininity, pakai Resik-V Godogan Sirih.
Arisan Resik akhirnya ditutup dengan bagi-bagi hadiah. Alhamdulillah, selain hampers cantik yang dibagikan untuk seluruh peserta arisan, saya dapat hadiah dari karya hand lettering, dan dapat “kocokan” arisan berupa voucher belanja dari HIJUP sebesar Rp 250.000. Wah, senangnya bisa belanja di situs yang komplit menyediakan aneka busana muslimah dari brand-brand terkemuka.

Tapi hadiah yang dibagikan tidak hanya untuk peserta arisan, karena HIJUP juga bagi-bagi voucher belanja sebesar Rp 50.000 dengan ketentuan belanja minimum Rp 250.000 buat kita semua. Caranya gampang, masuk ke situs HIJUP dengan klik banner di bawah ini untuk membuka situs HIJUP. Setelah belanja, masukkan Kode Voucher:HIJUPBMUSEMARANG di menu pembayaran. Segera dipakai vouchernya, ya!
Klik dan dapatkan Voucher Belanja 50.000!

Terima kasih HIJUP dan Arisan Resik, acaranya menyenangkan dan sarat manfaat. Semoga semakin berkah, dan silaturahim antara kita terus terjaga.


Tuesday, October 31, 2017

Outbound di Wana Wisata Penggaron Ungaran


Ingin merasakan sejuknya berkemah di bawah naungan pohon-pohon pinus? Atau berbaring di lapang yang luas sambil memandang bintang-bintang di malam hari? Pernahkah merasakan adrenalin meningkat karena menyeberangi  dua pohon setinggi 30 meter di atas seutas tali, atau atau menahan debar jantung karena mempertahankan benteng dalam permainan paintball? Semuanya adalah aktivitas yang biasa dilakukan dalam kegiatan yang sering disebut sebagai outbound activities atau lazim disebut oleh kebanyakan orang: outbound.

Outbound atau kegiatan dengan menggunakan metode experential learning yang memanfaatkan alam memang menjadi salah satu pilihan kegiatan masyarakat. Mulai dari institusi pemerintahan, sekolah, sampai keluarga untuk acara reuni. Untuk mewujudkan kegiatan outbound sangat bergantung pada beberapa hal. Salah satu yang terpenting adalah lokasi yang memadai. Untuk itu, Wana Wisata Penggaron adalah tempat yang tepat.

Menuju Wana Wisata Penggaron Ungaran

Bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya, nama Penggaron merujuk ke dua tempat. Yang satu adalah lokasi terminal di wilayah Pedurungan, Semarang Timur, sementara lokasi yang lain adalah sebuah kawasan hutan wisata yang terletak di Ungaran, ibukota Kabupaten Semarang.

Kabupaten Semarang yang terletak 18 kilometer dari pusat kota Semarang ini memang kaya dengan potensi alam. Salah satunya adalah kekayaan flora dan fauna yang tersimpan di hutan kawasan Penggaron. Hutan yang kemudian disebut Wana Wisata Penggaron ini adalah kawasan hutan wisata seluas kurang lebih 500 hektare yang saat ini dikelola oleh Perum Perhutani KPH Semarang.

Wana wisata ini tepatnya terletak di desa Susukan, Ungaran Timur. Dari arah Semarang bisa dicapai melalui Jalan Perintis Kemerdekaan (Jalan raya Semarang-Solo) menuju ke arah Ungaran atau Solo. Selepas melewati gerbang batas kota, mulailah mengamati rambu-rambu jalan di sebelah kiri. Tak jauh dari batas kota Semarang dan Ungaran akan ada petunjuk arah menuju Wana Wisata Penggaron.

Jika menjumpai gerbang Komplek Taru Budaya, berarti sekitar seratus meter dari sana, akan bertemu dengan pertigaan Jalan DI. Panjaitan. Jalan beraspal ini lebarnya sekitar 8 meter.  Dari pertigaan ini, untuk mencapai Wana Wisata Penggaron hanya 1,5 kilometer jauhnya atau sekitar lima menit berkendara. Bagi yang tidak mengendarai kendaraan pribadi, ada pos ojek di sekitar pertigaan jalan ini. Selepas melalui jembatan di atas jalan tol Semarang-Solo, Gerbang Wana Wisata Penggaron akan menyambut di sebelah kiri jalan.

Fasilitas Wana Wisata Penggaron

Wana Wisata Penggaron dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00. Harga tiketnya sangat terjangkau yaitu enam ribu rupiah per-orang. Untuk sepeda motor akan dikenakan tarif dua ribu rupiah dan lima ribu rupiah untuk kendaraan beroda empat. Untuk aktivitas outbound, tiketnya adalah 10 ribu rupiah per-orang. Selain itu bisa juga melakukan foto prewedding di lokasi ini dengan tarif khusus sekitar 200 ribu rupiah. Jangan lupa meminta tiket di loket karena selama berada di wilayah Wana Wisata Penggaron, setiap pengunjung yang memiliki tiket akan terlindungi dengan asuransi wisata.

Area Driving Range Penggaron
Di kawasan hutan ini terdapat kawasan Bumi Perkemahan dan Driving RangeDriving Range ini pada awal dibangunnya sempat dipakai untuk latihan golf,  tapi kini tidak lagi digunakan untuk itu. 

Gazebo di area Bumi Perkemahan
Untuk masuk ke hutan menuju wilayah Bumi Perkemahan dan Driving Range, pengunjung akan menuruni jalanan yang berkelok-kelok sejauh kurang lebih satu kilometer, atau 15 menit berjalan kaki. Jalanan selebar kurang lebih lima meter untuk masuk ke kawasan hutan sudah banyak lubang. Meski demikian suasana khas hutan yang sejuk dan lembab akan langsung menyergap begitu menuruni jalan. Pepohonan tinggi menjulang di kanan dan kiri jalan, dengan sulur-sulur panjang yang saling membelit. Suara burung yang melintas akan terdengar jelas dan kalau beruntung dapat melihat hewan-hewan kecil seperti landak atau tupai yang menyeberang jalan.

Para pelajar dan mahasiswa di sekitar wilayah Kabupaten Semarang, -bahkan hingga ke kota Semarang, Kudus, dan Boyolali-,  khususnya anggota Pramuka dan pecinta alam sering memanfaatkan Wana Wisata Penggaron untuk kegiatan berkemah, khususnya di hari-hari libur. Tempat berkemah pada umumnya di area Bumi Perkemahan dan Driving Range. Untuk area Bumi Perkemahan, suasana lebih teduh karena lebih banyak pepohonan tinggi dengan lahan lebih bervariasi tinggi rendahnya. Fasilitas MCK tersedia dan ada satu buah gazebo di atas bukit yang dapat disewa.

Pondok kayu berisi dua kamar dan dua kamar mandi yang dapat disewa di area Driving Range
Sementara di wilayah Driving Range, lapangan berumputnya lebih luas, fasilitas MCK juga relatif lebih baik. Jalan untuk mencapai Driving Range lebih curam, meski dengan demikian kendaraan dapat masuk hingga ke lapangan. Di sana ada bangunan eks- club house dan satu pondok dari kayu yang dapat disewa untuk berbagai keperluan. Tetapi karena berupa lapangan berumput yang luas dengan pepohonan di tepiannya, jika siang hari akan terasa lebih panas dibandingkan di Bumi Perkemahan.

Aktivitas Outbound di Penggaron

High rope
Pohon-pohon tinggi dan kokoh untuk instalasi tangga tali

Pepohonan di Wana Wisata Penggaron yang besar dan tinggi, memungkinkan untuk dipasangnya aneka instalasi high ropes seperti flying fox, two line bridge, elvis brigde, dan trapezee. Pohon-pohon itu telah cukup umurnya sehingga kuat untuk menyangga beban. Jarak antar pohon juga ideal untuk dihubungkan dengan tali karmentel atau sling. Untuk permainan flying fox, dapat memanfaatkan kontur tanah yang bertingkat-tingkat, sehingga tanpa harus membuat instalasi yang tinggi di atas pohon, sling baja dapat membentang hingga 100 meter.
Two Line Brigde
Aktivitas Two Line Bridge di Penggaron
Memang belum ada instalasi high ropes permanen yang dipasang di wilayah Penggaron. Untuk aktivitas tersebut dapat menghubungi penyedia jasa Outbound terlatih yang sudah terbiasa memasang instalasi di Wana Wisata Penggaron.
Paintball game
Paintball game war lebih seru karena seperti di arena peperangan sungguhan. 
Selain itu kondisi lahan yang berkontur dengan semak-semak dan pepohonan juga sangat cocok untuk aktivitas jelajah hutan atau trekking dan paintball game. Paintball game atau kegiatan simulasi perang dengan senjata peluru berisi cat memang merupakan salah satu kegiatan outbound yang sangat rekreatif. Khusus untuk aktivitas paintball hanya bisa dilakukan di area tertentu karena terkadang penduduk di sekitar masih melintas untuk keperluan sehari-hari.  Jika bermain paintball di Penggaron, jangan lupa memasang safety net untuk mencegah peluru terlontar ke arah yang tak diinginkan.
Outbound fun game bisa dimainkan di bawah teduhnya pepohonan di Penggaron.

Beberapa komunitas penggemar olahraga ekstrim seperti bersepeda gunung, dan motorcross beberapa kali mengadakan acaranya di Penggaron. Kondisi medan di Penggaron yang naik turun dan beberapa jalanan masih cukup terjal, ideal untuk kegiatan semacam itu. Pihak pengelola akan menentukan jalur-jalur mana saja yang bisa dilewati. Tindakan itu perlu untuk tetap menjaga kondisi hutan sebaik mungkin.

Tips Outbound di Wana Wisata Penggaron

Untuk menambah kelancaran pengunjung yang hendak beraktivitas outbound di Wana Wisata Penggaron, berikut tipsnya: 

Tips Umum:
  • Bagi yang pertama kali datang ke Penggaron, mintalah bantuan pengelola untuk menemani ke lokasi yang dicari. Mungkin saja akan kesulitan mencari tanda-tanda di sepanjang jalan, khususnya jika menjumpai persimpangan.
  • Jika hendak beraktivitas di Penggaron baik menginap ataupun tidak, bawalah kantung sampah sendiri, karena tidak ada tempat sampah yang memadai. Terutama untuk membuang bekas wadah air mineral atau kemasan makanan lainnya. Menjaga alam adalah kewajiban kita semua. 
  • Saat hari mulai gelap, (terkadang di petang hari pun sudah gelap karena pepohonan yang rimbun di tepi jalan), tidak ada lampu penerang jalan. Jadi pastikan menguasai medan. Untuk aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik, dapat meminta sambungan listrik kepada pengelola dengan dikenakan tarif tertentu.
  • Untuk kebutuhan air,  terutama jika menginap dengan rombongan, sebaiknya berkoordinasi dengan pengelola. Karena di waktu-waktu tertentu jika debit air kurang, perlu air tambahan dengan memesan air dalam tangki untuk mengisi tandon dan bak-bak kamar mandi.
  • Ingin berkemah tapi tak punya tenda? Jangan khawatir karena pengelola Wana Wisata Penggaron bisa membantu untuk mencarikan tenda yang dapat disewa, mulai dari tenda doom sampai tenda pleton.
  • Untuk aktivitas yang cukup beresiko tinggi tidak ada salahnya meminta bantuan pengawasan dari tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat atau ke Palang Merah Indonesia di Ungaran.


Tentang Kendaraan
  • Kondisi jalan di dalam hutan kurang baik. Banyak lubang, cukup berliku dan kadang curam. Karena itu persiapkan kendaraan dengan baik jika hendak masuk ke wilayah hutan Penggaron.
  • Kendaraan roda dua pada umumnya bisa menjangkau seluruh area Penggaron. Tapi perhatikan kondisi kendaraan terutama ban dan rem karena jalanan berliku, dan terdapat beberapa tanjakan dan turunan. Jika habis hujan, kondisi jalan akan licin dan ada potensi longsor atau pohon tumbang, jadi harap waspada.
  • Kendaraan roda empat yang ground clearance-nya rendah, apalagi yang dibuat ceper, sangat tidak disarankan turun ke area Bumi Perkemahan, Driving Range atau area lain di Penggaron. Untuk itu mobil bisa parkir dengan aman di area sekitar loket.
  • Bus besar (kapasitas diatas 30 orang) hanya bisa parkir di area loket. Terdapat area yang cukup luas untuk menampung 4 sampai 5 bus berkapasitas 50 tempat duduk.
  • Truk kecil dan mikrolet bisa turun dan menjangkau area parkir Bumi Perkemahan dan Driving Range.

Makanan dan Minuman
  • Di dalam area hutan wisata tidak ada warung permanen penjual makanan. Tapi terkadang di hari Minggu/ libur atau jika ada aktivitas khusus di dalam hutan, akan ada pedagang yang berjualan makanan di dekat Bumi Perkemahan atau di area Driving Range.
  • Di depan gerbang Wana Wisata Penggaron ada warung  yang menjual kopi, teh, aneka minuman dan menu nasi ramesan. Untuk memesan makanan dan minuman di dalam hutan dapat menghubungi pemilik warung tersebut. Makanan dapat dipesan dalam kemasan nasi bungkus atau nasi box. Selain itu dapat juga memesan teh, kopi atau jahe panas di dalam termos. Sangat praktis bagi yang hendak berkemah, karena penjual di warung mau mengantarkan sampai ke lokasi di dalam hutan di jam-jam yang disepakati, bahkan di malam hari sekalipun.
  • Kurang lebih 500 meter dari gerbang Wana Wisata  juga ada perusahaan catering profesional yang sudah biasa menyediakan makanan untuk aktivitas di Penggaron. Tapi catering tersebut belum dapat melayani pemesanan makanan prasmanan di dalam hutan wisata.


Informasi Obyek Wana Wisata Penggaron:
1.  Alamat: Desa Susukan, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
2. Kontak pengelola Wana Wisata Penggaron: Pak Utomo (dapat dihubungi di loket)
3. Jam Buka: Setiap hari pukul 07.00 – 17.00 (kecuali untuk menginap 24 jam, hubungi pengelola)
4. Htm (Oktober 2017): Rp 6.000 Outbound: Rp.10.000. Parkir motor Rp 2.000. Parkir mobil Rp 5.000

Wana Wisata Penggaron memang mengandung sejuta potensi yang cocok untuk mewadahi aneka kegiatan outbound. Hutan ini adalah wahana yang sangat penting bagi masyarakat sebagai tempat rekreasi dan belajar. Apalagi dengan harga terjangkau, masyarakat Kabupaten Semarang dan sekitarnya, dapat menikmati segarnya hutan tak jauh dari rimba beton di kota. Semoga kelestarian alam dan hutan di Penggaron tetap terjaga, dan fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya dapat terpelihara.




Monday, October 30, 2017

Rumah Idaman

Tiga dari lima kenalan yang datang ke rumah saya untuk pertama kalinya selalu bertanya, “Rumahnya didesain sendiri, ya?” Alasan mereka tentu saja karena tahu kalau saya kuliah di jurusan arsitektur. Sepertinya lazim bertanya seperti bertanya pada desainer kondang: bajunya bikinan sendiri, ya?

Sayangnya sementara ini jawaban saya: tidak. (Belum)

Dari hari pertama usai menikah saya langsung tinggal di rumah kontrakan. Awalnya selama dua tahun, lalu pindah di rumah kontrakan lain juga selama dua tahun juga. Di tahun ke lima, kami pindah ke rumah yang dibeli dengan mencicil. Karena kebutuhan akan rumah berjalan linier dengan kebutuhan lain dan pendapatan, jadinya kami nggak sempat benar-benar menabung untuk membangun rumah “from scratch”. 

Idealnya membangun rumah yang benar-benar idaman membutuhkan waktu setidaknya satu tahun. Kalau selama setahun itu kami juga masih harus bayar kontrakan, sungguh tidak ekonomis. Belum lagi proses mencari tanah, mendesain, dan lain-lain. Kalau saja selama empat tahun pertama kami bisa numpang tinggal (misal di rumah keluarga) nggak usah bayar kontrakan, mungkin –mungkin lho ya- uang yang terkumpul bisa buat nyicil beli tanahnya sekaligus nambah-nambahin uang beli pasir dan batu.
Tempat nongkrong idaman. Sumber gambar: Pinterest

Jadi, di rumah sekarang, desain saya sendiri paling top adalah ketika membuat dapur tambahan. Itupun setelah lima tahun rumah ini saya tinggali. Sebelumnya “dapur” saya nangkring di atas meja komputer yang sudah saya pakai sejak zaman kuliah. 

Daripada panjang-panjang cerita soal sejarah rumah, saya mulai saja kisah “rumah impian” seperti diminta oleh mbak Archa Bella, seleb blogger dari Semarang yang cuantik bin ajaib, dan mbak Dian Nafi, seleb penulis dari Demak yang sudah melanglang buana. Keduanya adalah lulusan jurusan arsitektur. 

Apakah saya punya desain rumah idaman?

Saya sudah pernah menggambar rumah idaman saya pakai aplikasi AutoCAD. Sayangnya nggak bisa saya tampilkan di sini karena PC yang ada AutoCAD nya sedang eror. Tiga kali saya menggambarnya. Yang pertama rumah idaman dari rumah sederhana (sekali) yang sempat kami beli waktu masih ngontrak dulu, lalu desain pengembangan dari rumah yang sekarang saya tinggali, dan yang ketiga rumah dari lahan di ladang mimpi yang luasnya 500 meter persegi. Seperti apa kira-kira?

Teras yang luas. 
Teras idaman, tidak pakai gebyok. Sumber gambar: Houzz

Meski model rumah masa kini justru meminimalkan bahkan meniadakan teras, buat saya teras itu penting sebagai ruang peralihan, dan utamanya privasi penghuni rumah. Teras juga baik untuk sirkulasi udara di dalam rumah. Karenannya, di rumah yang saya idamkan, teras harus luas dan teduh. Saya termasuk penyuka bentuk atap teras dengan tritisan lebar dan panjang. Teras idaman saya biasanya memasukkan satu set kursi andong, berlapis tegel merk kunci ala zaman dulu, dengan pot-pot tanaman di sekelilingnya. Di sana setiap tamu bisa duduk dengan nyaman, tapi privasi penghuni rumah tetap terjaga. 

Dapur yang bersih dan terang. 

Di beberapa rumah, dapur sering diletakkan di bagian paling belakang dan kurang diperhatikan. Ada yang menyatukan dapur dengan tempat cuci pakaian, (yang pakai sumur) dan berhadapan dengan pintu kamar mandi, atau letaknya jauh di belakang. Akibatnya acara memasak di dapur sangat tidak nyaman. 

Padahal, dari mana energi satu keluarga itu berasal kalau bukan dari dapur? Mengapa kegiatan dapur dianggap kegiatan kotor yang hanya pantas diletakkan di tempat seadanya? 

Di rumah impian saya, dapur harus cukup luasmya. Lantainya bersih, terang, dan bersirkulasi udara baik. Dapur mesti punya jendela besar yang terbuka ke arah taman, supaya orang yang bekerja di dapur merasa nyaman. 

Di Indonesia, acara memasak memang sepertinya membutuhkan dapur yang mudah dibersihkan. Kalau hanya mengikuti desain pantry ala orang Barat saya kira kurang pas, karena aneka jenis masakan ala Indonesia yang dimasak memakai minyak, santan, rempah, dan lain-lain. Jadi dapur dengan material yang mudah dibersihkan is a must! Percuma kalau di dapur kita jadi kudu ekstra tenaga karena takut dapur ternoda minyak, kecap, takut tepung menyembur, takut bau terasi menguar, dan lain-lain. Memasak harus dilakukan dengan tenang, karena selepas itu toh dapur bisa dibersihkan. 

Halaman Belakang yang Lapang

Rumah idaman saya menyertakan halaman belakang yang luas. Luasnya tak terbatas alias seluas-luasnya kalau bisa menampung semua aktivitas yang tidak bisa dilakukan dengan bebas di luar. Barangkali karena dulu waktu kecil sering main di kebun belakang orang. 

Halaman belakang ini juga sarana yang bagus buat seluruh aktivitas penghuni rumah di ruang terbuka, tapi tetap terjaga privasinya. Kecuali sih, kalau ada yang iseng nerbangin drone dan memata-matai dari atas.
Kolam idaman anak-anak. Sumber gambar: Pinterest
Halaman belakang yang ideal banget ada kolam renangnya. Supaya anak-anak dan temannya, atau kerabat, bisa bermain dengan senang. Supaya emaknya bisa berenang dengan bebas tanpa ribet ke kolam renang umum. 

Selain itu di halaman belakang harus ada bagian berumput dan pohon-pohon peneduh. Bisa buat kemping. Bisa buat menanam pisang. 

Beberapa halaman belakang orang ada pasir pantai dan dermaganya. Jelas ini tidak mungkin kecuali kalau rumah idaman saya ada di pinggir pantai Kemujan Karimun Jawa. 

Musala

Idealnya musala idaman berbentuk gazebo rumah kayu, berada di dekat kolam dan air yang bergemericik. Ukurannya sekitar 5x5 meter persegi. Lantainya dari kayu, jendela kayu. Tempatnya di bagian depan rumah, supaya bisa dijangkau banyak orang, terutama teman-temannya anak-anak. Musala ini tidak perlu ada banyak barang. Cukup lemari untuk meletakkan peralatan ibadah. 

Perpustakaan

Di Indonesia, tanpa bantuan sistem pengatur udara rasanya sulit mewujudkan ruangan yang bebas debu. Meski beberapa desain rak buku yang tak berpintu terlihat menawan, saya lebih memilih ruangan untuk perpustakaan menggunakan lemari buku dengan pintu kaca. Alasannya? Tentu saja supaya buku-buku di dalamnya lebih terlindung dari debu.
Betah berlama-lama di sini. Sumber gambar: Pinterest
Perpustakaan idaman tidak harus luas banget, tapi cukup untuk menampung koleksi buku dan ada jendela dengan sofa dan bantal-bantal empuk. Saya suka banget dengan model “window seat”. Rasanya sangat nyaman duduk sambil membaca di sana. 

SOHO (Small Office Home Office)
Ruang kerja idaman. Sumber gambar: Pinterest
Karena saya sekarang lebih suka kerja di rumah supaya bisa sambil mengurus dan mengawasi anak-anak, keberadaan SOHO ini jadi penting. Sepertinya beberapa belas tahun kedepan, dengan semakin padatnya lalu lintas, dan semakin canggihnya cara manusia berkomunikasi, orang-orang akan semakin banyak yang bekerja dari rumah. SOHO merupakan bagian dari rumah, tapi cukup “terpisah” sehingga aktivitas pekerjaan dan rumah tangga bisa saling terjaga privasinya. 

Rumah yang Melindungi

Hm, sedari tadi rumah idaman selalu menyebutkan kata privasi. Rumah, pada dasarnya memang pelindung bagi penghuninya. Rumah bisa melindungi secara lahiriah, dari cuaca, dari orang lain, dari gangguan binatang, dan lain-lain. Untuk itu rumah haruslah berada di lokasi yang nyaman dan aman. Sejatinya rumah tak perlu luas atau mewah. Secara fisik, rumah cukuplah memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan. 

Yang terpenting, rumah adalah pelindung batin seluruh penghuninya. Rumah idaman, adalah tempat yang selalu dirindukan untuk pulang. Seluruh kenyamanan dan kemewahan fisik tak akan ada artinya jika nyawa dari rumah yaitu para penghuninya tidak kerasan. 

Actually, as long as I’m with my beloved ones, any house would be a home for me.



Friday, October 27, 2017

Selaras di Obyek Wisata Watugunung Ungaran

Kolam renang watugunung
Selamat Datang di Watugunung

Tidak ada papan nama besar jika itu pertanda yang dicari. Ketika menginjakkan kaki di tempat ini, gemerisik dedaunan dan gemercik air adalah musik yang menyambut. Bongkah-bongkah bebatuan beraneka bentuk dan ukuran terhampar di hadapan, serasi dengan sejumlah bangunan bermaterial kayu dan bata eskpos. Angin berembus mengantarkan kesejukan, seolah membisikkan pesan: selamat datang di Watugunung.
Pintu Gerbang watugunung
Pintu Gerbang Watugunung
Watugunung bukanlah sebuah nama Desa, meski ketika mendengar nama itu, angan akan berkelana ke kisah suatu desa dalam kisah persilatan ratusan tahun yang lalu.
Loket masuk di Watugunung
Watugunung, adalah nama tempat wisata berupa kolam renang, danau, dan restoran yang terletak di desa Lerep, Ungaran Jawa Tengah. Desa Lerep dikenal sebagai wilayah dataran tinggi di lereng bukit dengan pesona keindahan tersendiri. Selain dikenal sebagai desa wisata, udara sejuk dan segar menjadi salah satu ciri khas kawasan Lerep. Ungaran sendiri adalah ibu kota Kabupaten Semarang yang berjarak 18 kilometer dari pusat kota Semarang, Jawa Tengah.

Air terjun watugunung
Sejuknya air terjun di Watugunung
Lokasi Watugunung terletak sekitar 1,6 kilometer ke arah Barat dari Alun-alun Lama Ungaran. Dengan kendaraan pribadi, waktu tempuh dari alun-alun tak sampai sepuluh menit. Jika naik kendaraan umum, dengan Bus Trans Semarang/ Trans Jateng, berhentilah di Shelter Alun-alun Ungaran lalu menuju lokasi dengan ojek. Jalan menuju ke Watugunung sudah diaspal halus, dengan lebar yang cukup untuk dua mobil yang berpapasan. Untuk menuju ke lokasi ini, pastikan kendaraan dalam kondisi baik, karena ada beberapa tanjakan yang cukup curam.

Halaman parkir watugunung
Area parkir di Watugunung

Mengapa Watugunung

Batu-batu beraneka bentuk dan ukuran yang tersebar di seluruh area tempat wisata ini memang seakan menegaskan nama Watugunung. Nama yang dipilih oleh Bapak Erry Sadewo, pemilik tempat nan sejuk dan asri ini. Pak Erry, seorang karateka nasional, memiliki kegemaran mengoleksi bebatuan. Beliau mengumpulkan aneka batu-batu unik dari penjuru Indonesia lalu diletakkan di lahan yang dimilikinya ini. Ketika hendak membangun dan mengembangkan lahan menjadi obyek wisata Watugunung, Pak Erry menambahkan lagi batu-batu dari Magelang, Kebumen, Malang, dan berbagai daerah lainnya.
Pemilik Watugunung
Kini ribuan bebatuan menjadi jalan setapak, membentuk bukit-bukit, kolam renang, air terjun, dan menjadi hiasan di seluruh penjuru. Pantaslah nama Watugunung tersemat di tempat asri ini.

Danau Kethek Lorek

Danau Kethek Lorek yang menawan
Selain bebatuan, sebuah embung menjadi daya tarik Watugunung. Embung ini diberi nama Danau Kethek Lorek. Barangkali di sekitar wilayah ini pernah menjadi habitat kera belang, entahlah. Danau berair tenang membuat suasana di Watugunung serasa berada di pedesaan. Sejumlah saung berjajar di sekelilingnya. Saung-saung ini dapat digunakan sebagai tempat makan dan bersantai para pengunjung. Tiga buah sampan kayu tertambat di tepian danau. Di waktu-waktu tertentu, dengan izin dan pengawasan petugas, pengunjung bisa menggunakannya untuk bersampan.

Danau Watugunung
Saung-saung di tepi Danau Kethek Lorek
Seperti juga pohon-pohon besar yang dibiarkan tumbuh alami, seluruh wilayah Watugunung adalah sebuah ekosistem yang selalu diupayakan untuk dijaga kelestariannya. Selain menjadi habitat bagi berbagai ikan tawar, Danau Kethek Lorek sedalam dua meter ini juga dibiarkan tak berdinding beton. Dengan demikian air danau secara alami dapat terserap ke dalam tanah dan mengaliri wilayah yang berada di sekitarnya. Di rumah-rumah warga yang lokasinya berada di bawah Watugunung, air mengalir jernih bagaikan sumber mata air.

Fasilitas di Watugunung


Fasilitas di Watugunung
Fasilitas di Watugunung

Selain danau dan saung-saung di sekelilingnya, di Watugunung berdiri beberapa bangunan lain. Diantaranya beberapa bangunan berbentuk joglo yang berukuran cukup besar. Joglo-joglo ini bisa mewadahi beraneka aktivitas, antara lain digunakan sebagai restoran. Kapasitas joglo bervariasi, bisa menampung puluhan hingga ratusan pengunjung.
Joglo di Watugunung
Joglo untuk berbagai aktivitas di Watugunung
Bangunan utama restoran terletak di bagian depan, dekat dengan loket dan pintu masuk. Untuk saat ini restoran hanya dibuka pada hari Minggu dan hari libur nasional. Sedangkan di hari biasa, para pengunjung diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri selama berwisata di Watugunung.

Selain menyediakan restoran, saat ini Watugunung juga sudah beberapa kali menjadi lokasi untuk pernikahan, mulai dari akad hingga resepsi. Tentunya menikah di tempat unik ini sangat cocok bagi pengantin yang menyukai suasana alam yang asri. Hmm, terbayang syahdunya menggelar pernikahan bersama lantunan suara alam di Watugunung.
Lansekap Watugunung
Lansekap nan asri di Watugunung
Keindahan penataan lansekap di Watugunung juga membuat banyak pihak mengadakan sesi foto untuk berbagai keperluan di lokasi ini.

Selain saung dan joglo, ada beberapa bangunan tradisional serupa paviliun yang berisi kamar untuk menginap. Rumah-rumah tradisional itu adalah hasil “buruan” pak Erry selama bertahun-tahun ke berbagai wilayah. Rumah-rumah lama yang kadang sudah tak terawat itu bersinar kembali di tempat barunya di Watugunung.
Penginapan di Watugunung
Rumah tradisional berisi kamar di Watugunung
Pembangunan dan pembenahan di Watugunung juga masih terus dilakukan. Harapannya di tahun 2018 Watugunung sudah dilengkapi sarana penginapan dan Glamping. Glamping alias “glamorous camping”, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut aktivitas berkemah dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk para pelancong.

Jernih dan Segarnya Kolam Renang Watugunung
 
Kolam Renang
Kolam renang  di Watugunung
Bagi sebagian besar pengunjung, daya tarik utama Watugunung adalah keberadaan empat kolam renang yang memiliki sumber air dari mata air pegunungan. Empat kolam renang itu dibangun dengan bentuk organik, tentunya dengan bebatuan menghias tepiannya, membuat pengunjung seakan berenang di kolam mata air sesungguhnya.

Kolam renang Watugunung
Suasana asri dan sejuk di sekitar kolam renang
Terdapat dua buah kolam renang dengan kedalaman air 130 cm, sedangkan dua kolam lainnya sekitar 60 cm. Kedalaman kolam ini diperhitungkan sedemikian rupa untuk mengurangi risiko tenggelam namun pengunjung tetap bisa berenang dengan nyaman. Para orang tua tidak perlu khawatir jika putra-putri yang masih kecil belajar berenang di Watugunung, karena ada dua buah kolam renang yang cocok dipakai oleh anak-anak.
Kolam Renang Watugunung
Air kolam ini dikuras setidaknya seminggu sekali
Tidak ada bahan kimia berbahaya yang dicampurkan ke dalam air kolam. Yang ada hanyalah air jernih dan dingin khas segarnya air pegunungan. Untuk menjaga kebersihannya, setidaknya seminggu sekali air di dalam kolam akan dikuras habis dan diganti dengan yang baru. Jika sebelumnya air tampak kotor karena hujan atau sebab lainnya, pengelola juga akan langsung menguras kolam. Memang pekerjaan ekstra untuk membersihkan air kolam yang berada di bawah rimbunnya pepohonan. Ketika angin bertiup, air kolam pasti dipenuhi dedaunan. Sehari-harinya pihak pengelola akan membersihkan daun-daun yang jatuh ke air kolam dengan jaring. Pada umumnya kolam akan dikuras selepas “peak season” yaitu setiap hari Minggu malam.

Fasilitas MCK yang terjaga kebersihannya
Untuk melengkapi kolam renang ini, sudah tersedia fasilitas pancuran air, kamar mandi dan WC untuk para pengunjung.

Menjaga Alam Watugunung

Memang tidak mudah untuk mengawinkan idealisme dan bisnis. Keduanya selama ini seperti dua buah kutub yang berseberangan. Seringkali pembangunan tempat wisata baru akan mengabaikan ekosistem yang sudah berada di sana sekian lama. Menjaga alam seringkali dianggap langkah yang kurang praktis dan mahal.

Mendapatkan kesejukan dan kesegaran Watugunung
Tidak demikian halnya dengan Watugunung. Penataan lansekap yang apik, menjadikan pembangunan tempat wisata ini selaras dengan kondisi alami sebelumnya. Membangun bukan berarti merusak, melainkan menjadikan suatu tempat semakin indah dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada semaksimal mungkin. Ketika membangun selaras dengan alam, maka keindahan dan kelestariannya tetap terjaga untuk waktu yang lama. Keselarasan ini menjadikan Watugunung tempat yang istimewa untuk mendapatkan suasana alami pedesaan nan asri dan indah.


Informasi Obyek Wisata Watugunung Ungaran:

1. Alamat:
Jalan Srikandi Raya No. 1, Desa Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
2. Kontak pengelola Watugunung:
Pak Bari: 0857- 2720-4770
3. Jam Buka Watugunung:
Senin-Minggu (setiap hari) pukul 08.00 – 16.00
Restoran buka khusus hari Minggu/ libur nasional
4. Htm Watugunung (Oktober 2017): Rp 25.000
(Anak di atas usia 4 tahun bayar penuh)
5. Pakaian: Casual-santai
Untuk berenang disarankan menggunakan pakaian khusus renang.