Thursday, June 22, 2017

Bersama ASUS E202 - Tetap Produktif Untuk yang Kreatif


Suatu pagi ketika sedang liburan akhir tahun di pinggir kali (mau tubing) ponsel berbunyi: *suara musik*

“Mbak, saya minta dibuatkan SPH (Surat Penawaran Harga) dan dikirim siang nanti ya.”

Atau dalam perjalanan di mobil ada WA masuk:

“Da (Winda), gambar ruko yang kemarin itu dibuat sekalian sama proposalnya. Diemail hari ini, ya.”  
(Ini order dari pak Bos Babe dari Jakarta)

“Tolong buatkan surat ijin masuk site, Bu, urgent,” teriak orang lapangan. 

“Bu, dokumen sudah di approve, bisa segera kirim invoice ya, sebelum tutup buku.”

Atau di luar itu semua waktu saya lagi bengong jemput sekolah anak-anak: Ting! Dapet ide menulis. Ah, tapi nggak bisa langsung diketik, entar aja deh di rumah. Dan begitu sampai rumah, lupa!

Ehm, memang banyak aktivitas random dalam keseharian saya. Hehe. Sebagai arsitek kambuhan, "tukang outbound", punya usaha kecil merangkap aneka jabatan di kantor, banyak hal yang harus dikerjakan sendiri. Selain pekerjaan yang berhubungan dengan gambar dan mendesain rumah, sampai yang berurusan dengan dokumen dan surat menyurat. Ada lagi kegiatan membantu Bos Babe yang membuat saya harus cepat mengirim aneka gambar, presentasi, surat, proposal, dokumen apapun yang bapak saya butuhkan. Belum lagi aktivitas menulis yang meskipun baru berani dibilang hobi, tapi ada juga deadline di sana-sini. 

Tidak jadi masalah kalau saya sedang stand by di dekat PC (Personal Computer), tempat semua data-data kantor, keluarga, dan pribadi dari jaman kuliah tersimpan. Berada di dekat PC, membuat saya selalu siap jika ada pekerjaan dadakan. Belum lagi aplikasi-aplikasi yang sering saya gunakan untuk bekerja, dari CAD (Computer Aided Design – piranti lunak untuk mendesain rumah-) sampai aplikasi e-faktur dari kantor pajak, lengkap di sana semua. PC juga aman terkoneksi dengan internet, jadi gampang untuk cari referensi sekaligus kirim dokumen kemanapun. 

Saya memang rada posesif sama PC saya. Soalnya andalan banget sih. Gara-gara itu juga, sering saya bela-belain bawa PC dan uborampenya yang seabrek itu jika ke luar kota dalam jangka waktu yang lama.
Sungguh ribet dan nggak praktis, memang.

Tapi jika dalam kondisi jauh dari PC, berkat kerjaan yang bisa dibilang serabutan dan campur aduk itu, saya sering kerepotan sendiri. Sekedar ada orang minta dikirimin surat, bisa diatasi dengan smartphone. Tapi kalau sudah menyangkut pekerjaan desain, gambar, proposal, presentasi, tulisan yang panjang, apalagi bikin invoice dan faktur, smartphone tentunya tidak maksimal membantu.

Memang kudunya saya punya notebook, yang bisa mendukung saya mengerjakan semua hal di atas. Apalagi belakangan saya cukup sering bepergian yang mengharuskan saya bekerja di luar kota. Masa iya mau nggembol PC ke mana-mana? Trus kalau nggak ada PC, nggak bisa kerja? Mesti terus produktif dong ah!

Oke, saatnya cari notebook yang andal, mudah dan praktis di bawa bepergian, punya performa yang bagus sehingga bisa menjalankan berbagai aplikasi yang saya butuhkan, bisa menampung data saya yang seabrek-abrek, dan yang nggak boleh ketinggalan, ekonomis. Lebih bagus lagi, kalau notebooknya kece.

"Ehm, Mbak, makanya punya ini dong, kayak saya."
Eh, mas-mas yang pake kacamata, bawa apa tuh?

Wah, usut punya usut, itu notebook ASUS seri E202. Sepertinya cocok nih, buat saya. Saatnya mencari info tentang notebook yang satu ini. 

PRAKTIS DIBAWA KEMANA-MANA


Pakai tas cantik, bisa tetap produktif bawa ASUS E202
Wah ini nih yang jadi catatan pertama saya tentang ASUS E202. Notebook ini bobotnya sangat ringan yaitu cuma 1,21 kg. Ditambah lagi dimensinya hanya 193 x 297mm, yang tidak lebih besar dari kertas berukuran A4. Artinya? Pas banget dimasukkan ke dalam tas. Nggak perlu ribet bawa tas ransel atau tas gede yang suka bikin penampilan kita kayak mau ikutan seminar berhari-hari. ASUS E202 bisa muat ke dalam ke tas cantik dan ikut hang out kemanapun. Enteng pula!

DAYA TAHAN BATERAI OKE BANGET
Yang kedua, apalah artinya punya notebook kalau setiap mau dipakai kudu nempel sama colokan listrik. Nah, ASUS E202 ini punya baterai awet yang bisa tahan sampai delapan jam. Yoi, catat: D E L A P A N jam. Pasti aman nih kalau butuh kerja selama di perjalanan, atau pas lagi jemput anak-anak pulang sekolah, atau pas di pinggir kali seperti awal cerita ini. Hehe. Jadi nggak bengong lagi dan yang pasti tetap produktif. 

PERLENGKAPAN KOMPLIT
Walau ukurannya minimalis, ASUS E202 ini dilengkapi dengan USB port, sebuah micro HDMI port, dan slot MicroSD. Salah satu USB portnya adalah USB 3.1 tipe C. USB 3.1 tipe C ini sangat menghemat waktu, dapat dicolok dengan berbagai arah dengan colokan reversible setiap saatnya. Kecepatan transfernya juga 11 kali lebih cepat dibandingkan dengan USB 2. Cocok buat saya yang sering mindah-mindahin data dari hardisk eksternal dan flashdisk ke notebook. 

Masnya asyik banget kerja pakai ASUS E202
Ada slot micro SDnya pula, jadi praktis kalau ingin memindahkan data dari ponsel. Biasanya tuh saya suka ribet mindahin foto-foto kerjaan untuk disatukan dalam dokumen laporan kerja gitu. Pakai slot micro SD ini pekerjaan saya akan lebih mudah dan cepat.
Colokan HDMI-nya juga akan memudahkan saya ketika harus menampilkan dokumen ke layar LCD. Ini penting banget untuk presentasi di kantor. Kualitas gambarnya pasti jadi lebih tajam.

RUANG PENYIMPANAN BESAR DAN PROSESOR CANGGIH
Selanjutnya yang penting adalah seberapa banyak data-data dapat disimpan dengan aman di notebook. Dengan aneka pekerjaan serabutan tadi, saya jadi perlu banyak tampat untuk menyimpan data. 

Nah ASUS E202 punya kapasitas penyimpanan sampai 500 GB. Wah, cukup untuk menyimpan semua data-data saya nih. Selain data-data kantor, foto-foto pribadi dari jaman langsing sampai jaman kurang langsing, juga video favorit bisa tersimpan dengan aman. Enaknya semua bisa diakses ketika berada di mana aja. Nggak lagi harus nempel sama PC. –Mulai nggak posesif sama PC hehe-

Selain itu untuk memenuhi kebutuhan bekerja dengan beraneka piranti lunak seperti CAD dan Corel, ASUS E202 juga dapat diandalkan. Dipersenjatai dengan Intel® processor terbaik, notebook yang satu ini bisa memberikan performa yang oke ketika mengerjakan aneka pekerjaan saya. Support multitasking banget nih. Ngetik cerpen atau mendesain rumah sambil browsing, sambil sesekali intip video favorit, akan tetap lancar. No lemot!

TEKNOLOGI WIFI TERBARU
Sehari-harinya pekerjaan saya sering berhubungan dengan pihak-pihak lain di berbagai tempat. Belum lagi data-data yang harus diunggah atau diunduh dari internet. Jadi, punya notebook yang terkoneksi lancar dengan internet is a must! ASUS E202 ini punya teknologi WiFi terbaru 802.11ac yang kecepatannya nyaris tiga kali lipat dari 802.11n. Browsing, streaming, download pasti lancar jaya!

Sambil santai begini, masnya tetap produktif, euy!
SMART GESTURE dan DURABLE KEYBOARD
Sebenarnya ya, hal lain yang membuat saya susah lepas dari bekerja pakai PC adalah karena alasan keyboard dan mouse. Keyboard di PC saya udah sehati sama jemari lentik sehingga bisa mengetik dalam kecepatan tinggi hihi. Dan untuk keperluan desain dan gambar rumah, mouse jadi benda yang sangat penting untuk “klak-klik” di dalam aplikasi dengan presisi. Kalau pakai notebook kadang touchpadnya sulit “dikendalikan”.

Tapi ternyata ASUS E202 punya keyboard yang nyaman digunakan, dengan jarak antar keyboard 1,66mm yang membuat proses mengetik lebih nyaman. Dan nggak usah takut karena keyboard ini kokoh dan tahan sampai 10 juta kali pengetikan. Jemari lentik bisa menari dengan aman.  

Touchpad besar dan responsif, nyaman untuk bekerja.
Nah, istimewanya lagi, touchpadnya yang sangat responsif, macam layar smartphone aja. Dan akurasinya tinggi. Hm, nggak perlu khawatir ya “meleset-meleset” ketika “klak-klik”. Belum lagi ukurannya lebih besar dibandingkan touchpad pada notebook lainnya yang berukuran sama. Ini karena fitur teknologi ASUS Smart Gesture sehingga touchpadnya lebih intuitive dan memiliki banyak fungsi macam layar smartphone.

PENAMPILANNYA KECE

Nah, kemampuan notebook yang satu ini memang tidak usah diragukan lagi, tapi karena notebook ini akan jadi benda yang nempel sama saya kemana-mana, rasanya pengen dong ditemani sama yang punya penampilan kece. Biar makin semangat kerjanya. 

ASUS E202 ini penampilannya simpel, elegan dengan desain tipis dan fanless. Artinya ketika dinyalakan nggak bunyi-bunyi berisik. Nah, notebook yang hadir dalam versi Windows 10 dan juga DOS ini tersedia dalam pilihan warna Silk White, Dark Blue, Lightning Blue dan Red Rouge.

Semua pilihan warnanya kece banget!
Tinggal pilih deh, mana yang sesuai dengan kepribadian masing-masing. Konon, warna favorit bisa menunjukkan karakter seseorang. Misalnya orang yang menyukai warna biru berarti cerdas dan dapat dipercaya, sementara penyuka warna merah adalah pribadi yang percaya diri dan ekspresif. Sedang penyuka warna putih adalah pribadi yang penuh kehati-hatian dan prefeksionis.

Tapi melihat empat pilihan warna kece ASUS E202 bikin saya pengen punya semuanya! Hehe. Kalau kamu suka yang mana?  

EKONOMIS
Wah, puas deh dengan informasi tentang (calon) notebook andalan saya ini. Eh tapi tunggu dulu, dengan aneka kelebihan dan performa mumpuni di atas, harganya bikin tabungan jebol nggak nih? Ternyata aman, Mbak dan Mas! ASUS E202 bisa dipinang dengan harga tiga jutaan rupiah saja. Ah, legaa... Ekonomis ya!

Bakal lebih produktif dan kreatif dengan ASUS E202
Hmm kalau begini nggak perlu ditunda terlalu lama kayaknya untuk punya notebook ini. Saya nggak pengen lagi ide menulis menguap, kerjaan gambar rumah nggak selesai, atau telat kirim invoice (penting nih! Hihi) ketika jauh dari PC. Kan ada ASUS E202.

Saya semakin yakin, dengan Notebook ASUS E202, bisa tetap produktif dan kreatif di mana-mana!

Blog Competition ASUS E202 by uniekkaswarganti.com

Friday, June 9, 2017

Identifikasi Kangenmu



Definisi kangen menurut Kbbi adalah rindu atau ingin sekali bertemu.

Kalau dalam arisan Blogger Gandjel Rel kali ini temanya sesuatu yang paling kamu kangenin, berarti ya sesuatu yang paling ingin kau temui. Duo bersaudara Rizka Alyna yang bisa dicek tulisan-tulisannya di http://www.rizkaalyna.com/ dan Alley  di https://hanalle.com yang memberikan tema ini. 

Selama tiga putaran arisan blog, baru yang ini sampai di hari terakhir belum dapat bahan tulisan apa-apa. Bukan karena nggak ada yang dikangenin, tapi karena terlalu banyak “daftar kangen”-nya. Apalagi saya termasuk orang yang gampang kangen. Baru ninggal anak di rumah beberapa jam aja, saya sudah kangen. Baru pulang dari pantai, kangen main air. Baru nggak makan brownies beberapa menit, kangen pengen makan lagi. Hehe. 

Kangen itu ada yang bikin nyesek di hati, ada yang bikin hari-hari jadi optimis. Yang pertama susah terobati, yang kedua ada kemungkinan terobati. 

Coba diidentifikasi kangenmu tipe yang mana?

Kangen yang pertama, biasanya karena you have to accept the fact that that certain things will never go back to how they use to be. Udah nggak mungkin bisa balik lagi seperti dulu, tapi kangen. Baper kan endingnya? Misalnya kangen sama seseorang yang sudah dipanggilNya duluan, kangen sama masa kecil, kangen berat badan kembali seperti dulu.. (eh).  Kangen-kangen macam ini tuh bikin hati kita mellow. 

Misalnya, kalau saya kangen tipe pertama ini kangen sama Kempo. Kempo itu salah satu cabang olahraga beladiri yang asalnya dari Jepang. Di bawa ke Indonesia oleh mahasiswa Indonesia yang belajar di Jepang. Salah satu tokohnya adalah Ginandjar Kartasasmita. Hehe.. Masih adalah yang nyantol di ingatan tanpa perlu tanya Mbah Gugel. Sejarah Kempo ini termasuk bahan ujian kenaikan tingkat lho. 
 
Bersama pasangan Embu: Nenny. Sekarang kamu di mana ya? Btw jangan lihat tahun-nya terus bilang: Hah? Itu kan tahun aku lahir.

Saya stop latihan Kempo bisa dibilang tiba-tiba. Karena ada sesuatu hal yang bikin saya nggak (sampai hati) latihan lagi. Padahal selama tiga tahun sebelumnya, Subuh nongkrong di stadion demi Kempo juga dijalanin. Sekujur tubuh memar, kaki melepuh kepanasan kena aspal, plus lutut cedera juga nggak bikin kapok. Dan sampai bertahun-tahun kemudian, saya masih suka kangen. 

Apa yang bikin kangen? Suasananya, pertemanannya, bahkan sampai capek dan sakit-sakitnya aja bikin kangen. Kenapa nggak balik aja latihan lagi? Nah, ini, I can’t, though. Kangennya masih suka muncul sekarang ini. Terus caranya gimana supaya terobati? 

Dulu kalau kangen kadang mampir ke dojo, lihat teman-teman latihan. Di mana-mana jadi aware banget sama yang berbau Shorinji Kempo, dan rajin lihat foto-foto lama bareng teman-teman. Terobati dikit. Tapi tetap nggak akan sama lagi. 

Lalu kangen yang kedua, kangen yang bikin hari-hari optimis. Biasanya ini terjadi karena ada harapan untuk bertemu atau kembali lagi. Masih ada obatnya, gitu. 

Di Multazam, saya pernah berdoa, agar Allah mengijinkan saya kembali lagi ke Baitullah bersama Ibu dan laki-laki yang diridhoiNya untuk jadi suami saya. (Jadi ceritanya waktu itu saya belum nikah). Seperti diketahui, Multazam itu adalah bagian tembok atau dinding Ka’bah yang terletak di antara Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Tempat ini dinyatakan Rasulullah sebagai tempat yang paling mustajab untuk berdoa. 

Kenapa sih kangen ke Baitullah lagi? Bukannya di sana itu panas? Bukannya capek ya mesti bolak-balik ke masjid saban dengar adzan? Bukannya jadi kurang tidur? Memang. Tapi ah tapi.. waktu memandang Ka’bah untuk pertama kalinya, merasakan hembusan semilir ketika thawaf, segarnya zam-zam membasahi kerongkongan,… Klise.. klise.. tapi itu sungguhan bikin kangen. 

Harus puas dengan foto-foto di luar Masjidil Harom. Jaman itu, kamera dan ponsel nggak boleh di bawa masuk. Di depan pintu akan diperiksa.

Semua orang juga tahu untuk bisa pergi ke Makkah dan Madinah, perlu upaya yang tidak mudah. Kadang niat sudah kenceng, sarana belum ada. Kadang sarana ada, niat belum datang. Seorang sahabat  rajin berdoa sambil melafalkan Surat Al Baqoroh ayat 128  dan berharap agar dapat “undangan” itu lagi. Undangan untuk umroh yang pertama didapat dari hadiah lomba menulis. Sungguh beragam memang cara Allah mengundang kita ke sana. 

Kini meski waktu berlalu, dan kangen saya untuk kembali ke sana belum terpenuhi, saya harus tetap optimis. Di bulan Ramadan ini, semoga terkabulkan bersama dengan doa-doa sahabat-sahabat saya yang lain yang selalu ingin kembali ke Baitullah. Biar kangen kita terobati, ya kan? 

Sometimes the best things happen, when you least expect it.

Eh, kalau sama itu,.. kangen nggak ya?