Tuesday, October 31, 2017

Outbound di Wana Wisata Penggaron Ungaran


Ingin merasakan sejuknya berkemah di bawah naungan pohon-pohon pinus? Atau berbaring di lapang yang luas sambil memandang bintang-bintang di malam hari? Pernahkah merasakan adrenalin meningkat karena menyeberangi  dua pohon setinggi 30 meter di atas seutas tali, atau atau menahan debar jantung karena mempertahankan benteng dalam permainan paintball? Semuanya adalah aktivitas yang biasa dilakukan dalam kegiatan yang sering disebut sebagai outbound activities atau lazim disebut oleh kebanyakan orang: outbound.

Outbound atau kegiatan dengan menggunakan metode experential learning yang memanfaatkan alam memang menjadi salah satu pilihan kegiatan masyarakat. Mulai dari institusi pemerintahan, sekolah, sampai keluarga untuk acara reuni. Untuk mewujudkan kegiatan outbound sangat bergantung pada beberapa hal. Salah satu yang terpenting adalah lokasi yang memadai. Untuk itu, Wana Wisata Penggaron adalah tempat yang tepat.

Menuju Wana Wisata Penggaron Ungaran

Bagi masyarakat Semarang dan sekitarnya, nama Penggaron merujuk ke dua tempat. Yang satu adalah lokasi terminal di wilayah Pedurungan, Semarang Timur, sementara lokasi yang lain adalah sebuah kawasan hutan wisata yang terletak di Ungaran, ibukota Kabupaten Semarang.

Kabupaten Semarang yang terletak 18 kilometer dari pusat kota Semarang ini memang kaya dengan potensi alam. Salah satunya adalah kekayaan flora dan fauna yang tersimpan di hutan kawasan Penggaron. Hutan yang kemudian disebut Wana Wisata Penggaron ini adalah kawasan hutan wisata seluas kurang lebih 500 hektare yang saat ini dikelola oleh Perum Perhutani KPH Semarang.

Wana wisata ini tepatnya terletak di desa Susukan, Ungaran Timur. Dari arah Semarang bisa dicapai melalui Jalan Perintis Kemerdekaan (Jalan raya Semarang-Solo) menuju ke arah Ungaran atau Solo. Selepas melewati gerbang batas kota, mulailah mengamati rambu-rambu jalan di sebelah kiri. Tak jauh dari batas kota Semarang dan Ungaran akan ada petunjuk arah menuju Wana Wisata Penggaron.

Jika menjumpai gerbang Komplek Taru Budaya, berarti sekitar seratus meter dari sana, akan bertemu dengan pertigaan Jalan DI. Panjaitan. Jalan beraspal ini lebarnya sekitar 8 meter.  Dari pertigaan ini, untuk mencapai Wana Wisata Penggaron hanya 1,5 kilometer jauhnya atau sekitar lima menit berkendara. Bagi yang tidak mengendarai kendaraan pribadi, ada pos ojek di sekitar pertigaan jalan ini. Selepas melalui jembatan di atas jalan tol Semarang-Solo, Gerbang Wana Wisata Penggaron akan menyambut di sebelah kiri jalan.

Fasilitas Wana Wisata Penggaron

Wana Wisata Penggaron dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 17.00. Harga tiketnya sangat terjangkau yaitu enam ribu rupiah per-orang. Untuk sepeda motor akan dikenakan tarif dua ribu rupiah dan lima ribu rupiah untuk kendaraan beroda empat. Untuk aktivitas outbound, tiketnya adalah 10 ribu rupiah per-orang. Selain itu bisa juga melakukan foto prewedding di lokasi ini dengan tarif khusus sekitar 200 ribu rupiah. Jangan lupa meminta tiket di loket karena selama berada di wilayah Wana Wisata Penggaron, setiap pengunjung yang memiliki tiket akan terlindungi dengan asuransi wisata.

Area Driving Range Penggaron
Di kawasan hutan ini terdapat kawasan Bumi Perkemahan dan Driving RangeDriving Range ini pada awal dibangunnya sempat dipakai untuk latihan golf,  tapi kini tidak lagi digunakan untuk itu. 

Gazebo di area Bumi Perkemahan
Untuk masuk ke hutan menuju wilayah Bumi Perkemahan dan Driving Range, pengunjung akan menuruni jalanan yang berkelok-kelok sejauh kurang lebih satu kilometer, atau 15 menit berjalan kaki. Jalanan selebar kurang lebih lima meter untuk masuk ke kawasan hutan sudah banyak lubang. Meski demikian suasana khas hutan yang sejuk dan lembab akan langsung menyergap begitu menuruni jalan. Pepohonan tinggi menjulang di kanan dan kiri jalan, dengan sulur-sulur panjang yang saling membelit. Suara burung yang melintas akan terdengar jelas dan kalau beruntung dapat melihat hewan-hewan kecil seperti landak atau tupai yang menyeberang jalan.

Para pelajar dan mahasiswa di sekitar wilayah Kabupaten Semarang, -bahkan hingga ke kota Semarang, Kudus, dan Boyolali-,  khususnya anggota Pramuka dan pecinta alam sering memanfaatkan Wana Wisata Penggaron untuk kegiatan berkemah, khususnya di hari-hari libur. Tempat berkemah pada umumnya di area Bumi Perkemahan dan Driving Range. Untuk area Bumi Perkemahan, suasana lebih teduh karena lebih banyak pepohonan tinggi dengan lahan lebih bervariasi tinggi rendahnya. Fasilitas MCK tersedia dan ada satu buah gazebo di atas bukit yang dapat disewa.

Pondok kayu berisi dua kamar dan dua kamar mandi yang dapat disewa di area Driving Range
Sementara di wilayah Driving Range, lapangan berumputnya lebih luas, fasilitas MCK juga relatif lebih baik. Jalan untuk mencapai Driving Range lebih curam, meski dengan demikian kendaraan dapat masuk hingga ke lapangan. Di sana ada bangunan eks- club house dan satu pondok dari kayu yang dapat disewa untuk berbagai keperluan. Tetapi karena berupa lapangan berumput yang luas dengan pepohonan di tepiannya, jika siang hari akan terasa lebih panas dibandingkan di Bumi Perkemahan.

Aktivitas Outbound di Penggaron

High rope
Pohon-pohon tinggi dan kokoh untuk instalasi tangga tali

Pepohonan di Wana Wisata Penggaron yang besar dan tinggi, memungkinkan untuk dipasangnya aneka instalasi high ropes seperti flying fox, two line bridge, elvis brigde, dan trapezee. Pohon-pohon itu telah cukup umurnya sehingga kuat untuk menyangga beban. Jarak antar pohon juga ideal untuk dihubungkan dengan tali karmentel atau sling. Untuk permainan flying fox, dapat memanfaatkan kontur tanah yang bertingkat-tingkat, sehingga tanpa harus membuat instalasi yang tinggi di atas pohon, sling baja dapat membentang hingga 100 meter.
Two Line Brigde
Aktivitas Two Line Bridge di Penggaron
Memang belum ada instalasi high ropes permanen yang dipasang di wilayah Penggaron. Untuk aktivitas tersebut dapat menghubungi penyedia jasa Outbound terlatih yang sudah terbiasa memasang instalasi di Wana Wisata Penggaron.
Paintball game
Paintball game war lebih seru karena seperti di arena peperangan sungguhan. 
Selain itu kondisi lahan yang berkontur dengan semak-semak dan pepohonan juga sangat cocok untuk aktivitas jelajah hutan atau trekking dan paintball game. Paintball game atau kegiatan simulasi perang dengan senjata peluru berisi cat memang merupakan salah satu kegiatan outbound yang sangat rekreatif. Khusus untuk aktivitas paintball hanya bisa dilakukan di area tertentu karena terkadang penduduk di sekitar masih melintas untuk keperluan sehari-hari.  Jika bermain paintball di Penggaron, jangan lupa memasang safety net untuk mencegah peluru terlontar ke arah yang tak diinginkan.
Outbound fun game bisa dimainkan di bawah teduhnya pepohonan di Penggaron.

Beberapa komunitas penggemar olahraga ekstrim seperti bersepeda gunung, dan motorcross beberapa kali mengadakan acaranya di Penggaron. Kondisi medan di Penggaron yang naik turun dan beberapa jalanan masih cukup terjal, ideal untuk kegiatan semacam itu. Pihak pengelola akan menentukan jalur-jalur mana saja yang bisa dilewati. Tindakan itu perlu untuk tetap menjaga kondisi hutan sebaik mungkin.

Tips Outbound di Wana Wisata Penggaron

Untuk menambah kelancaran pengunjung yang hendak beraktivitas outbound di Wana Wisata Penggaron, berikut tipsnya: 

Tips Umum:
  • Bagi yang pertama kali datang ke Penggaron, mintalah bantuan pengelola untuk menemani ke lokasi yang dicari. Mungkin saja akan kesulitan mencari tanda-tanda di sepanjang jalan, khususnya jika menjumpai persimpangan.
  • Jika hendak beraktivitas di Penggaron baik menginap ataupun tidak, bawalah kantung sampah sendiri, karena tidak ada tempat sampah yang memadai. Terutama untuk membuang bekas wadah air mineral atau kemasan makanan lainnya. Menjaga alam adalah kewajiban kita semua. 
  • Saat hari mulai gelap, (terkadang di petang hari pun sudah gelap karena pepohonan yang rimbun di tepi jalan), tidak ada lampu penerang jalan. Jadi pastikan menguasai medan. Untuk aktivitas yang membutuhkan tenaga listrik, dapat meminta sambungan listrik kepada pengelola dengan dikenakan tarif tertentu.
  • Untuk kebutuhan air,  terutama jika menginap dengan rombongan, sebaiknya berkoordinasi dengan pengelola. Karena di waktu-waktu tertentu jika debit air kurang, perlu air tambahan dengan memesan air dalam tangki untuk mengisi tandon dan bak-bak kamar mandi.
  • Ingin berkemah tapi tak punya tenda? Jangan khawatir karena pengelola Wana Wisata Penggaron bisa membantu untuk mencarikan tenda yang dapat disewa, mulai dari tenda doom sampai tenda pleton.
  • Untuk aktivitas yang cukup beresiko tinggi tidak ada salahnya meminta bantuan pengawasan dari tenaga kesehatan di Puskesmas terdekat atau ke Palang Merah Indonesia di Ungaran.


Tentang Kendaraan
  • Kondisi jalan di dalam hutan kurang baik. Banyak lubang, cukup berliku dan kadang curam. Karena itu persiapkan kendaraan dengan baik jika hendak masuk ke wilayah hutan Penggaron.
  • Kendaraan roda dua pada umumnya bisa menjangkau seluruh area Penggaron. Tapi perhatikan kondisi kendaraan terutama ban dan rem karena jalanan berliku, dan terdapat beberapa tanjakan dan turunan. Jika habis hujan, kondisi jalan akan licin dan ada potensi longsor atau pohon tumbang, jadi harap waspada.
  • Kendaraan roda empat yang ground clearance-nya rendah, apalagi yang dibuat ceper, sangat tidak disarankan turun ke area Bumi Perkemahan, Driving Range atau area lain di Penggaron. Untuk itu mobil bisa parkir dengan aman di area sekitar loket.
  • Bus besar (kapasitas diatas 30 orang) hanya bisa parkir di area loket. Terdapat area yang cukup luas untuk menampung 4 sampai 5 bus berkapasitas 50 tempat duduk.
  • Truk kecil dan mikrolet bisa turun dan menjangkau area parkir Bumi Perkemahan dan Driving Range.

Makanan dan Minuman
  • Di dalam area hutan wisata tidak ada warung permanen penjual makanan. Tapi terkadang di hari Minggu/ libur atau jika ada aktivitas khusus di dalam hutan, akan ada pedagang yang berjualan makanan di dekat Bumi Perkemahan atau di area Driving Range.
  • Di depan gerbang Wana Wisata Penggaron ada warung  yang menjual kopi, teh, aneka minuman dan menu nasi ramesan. Untuk memesan makanan dan minuman di dalam hutan dapat menghubungi pemilik warung tersebut. Makanan dapat dipesan dalam kemasan nasi bungkus atau nasi box. Selain itu dapat juga memesan teh, kopi atau jahe panas di dalam termos. Sangat praktis bagi yang hendak berkemah, karena penjual di warung mau mengantarkan sampai ke lokasi di dalam hutan di jam-jam yang disepakati, bahkan di malam hari sekalipun.
  • Kurang lebih 500 meter dari gerbang Wana Wisata  juga ada perusahaan catering profesional yang sudah biasa menyediakan makanan untuk aktivitas di Penggaron. Tapi catering tersebut belum dapat melayani pemesanan makanan prasmanan di dalam hutan wisata.


Informasi Obyek Wana Wisata Penggaron:
1.  Alamat: Desa Susukan, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
2. Kontak pengelola Wana Wisata Penggaron: Pak Utomo (dapat dihubungi di loket)
3. Jam Buka: Setiap hari pukul 07.00 – 17.00 (kecuali untuk menginap 24 jam, hubungi pengelola)
4. Htm (Oktober 2017): Rp 6.000 Outbound: Rp.10.000. Parkir motor Rp 2.000. Parkir mobil Rp 5.000

Wana Wisata Penggaron memang mengandung sejuta potensi yang cocok untuk mewadahi aneka kegiatan outbound. Hutan ini adalah wahana yang sangat penting bagi masyarakat sebagai tempat rekreasi dan belajar. Apalagi dengan harga terjangkau, masyarakat Kabupaten Semarang dan sekitarnya, dapat menikmati segarnya hutan tak jauh dari rimba beton di kota. Semoga kelestarian alam dan hutan di Penggaron tetap terjaga, dan fasilitas-fasilitas yang ada di dalamnya dapat terpelihara.




Monday, October 30, 2017

Rumah Idaman

Tiga dari lima kenalan yang datang ke rumah saya untuk pertama kalinya selalu bertanya, “Rumahnya didesain sendiri, ya?” Alasan mereka tentu saja karena tahu kalau saya kuliah di jurusan arsitektur. Sepertinya lazim bertanya seperti bertanya pada desainer kondang: bajunya bikinan sendiri, ya?

Sayangnya sementara ini jawaban saya: tidak. (Belum)

Dari hari pertama usai menikah saya langsung tinggal di rumah kontrakan. Awalnya selama dua tahun, lalu pindah di rumah kontrakan lain juga selama dua tahun juga. Di tahun ke lima, kami pindah ke rumah yang dibeli dengan mencicil. Karena kebutuhan akan rumah berjalan linier dengan kebutuhan lain dan pendapatan, jadinya kami nggak sempat benar-benar menabung untuk membangun rumah “from scratch”. 

Idealnya membangun rumah yang benar-benar idaman membutuhkan waktu setidaknya satu tahun. Kalau selama setahun itu kami juga masih harus bayar kontrakan, sungguh tidak ekonomis. Belum lagi proses mencari tanah, mendesain, dan lain-lain. Kalau saja selama empat tahun pertama kami bisa numpang tinggal (misal di rumah keluarga) nggak usah bayar kontrakan, mungkin –mungkin lho ya- uang yang terkumpul bisa buat nyicil beli tanahnya sekaligus nambah-nambahin uang beli pasir dan batu.
Tempat nongkrong idaman. Sumber gambar: Pinterest

Jadi, di rumah sekarang, desain saya sendiri paling top adalah ketika membuat dapur tambahan. Itupun setelah lima tahun rumah ini saya tinggali. Sebelumnya “dapur” saya nangkring di atas meja komputer yang sudah saya pakai sejak zaman kuliah. 

Daripada panjang-panjang cerita soal sejarah rumah, saya mulai saja kisah “rumah impian” seperti diminta oleh mbak Archa Bella, seleb blogger dari Semarang yang cuantik bin ajaib, dan mbak Dian Nafi, seleb penulis dari Demak yang sudah melanglang buana. Keduanya adalah lulusan jurusan arsitektur. 

Apakah saya punya desain rumah idaman?

Saya sudah pernah menggambar rumah idaman saya pakai aplikasi AutoCAD. Sayangnya nggak bisa saya tampilkan di sini karena PC yang ada AutoCAD nya sedang eror. Tiga kali saya menggambarnya. Yang pertama rumah idaman dari rumah sederhana (sekali) yang sempat kami beli waktu masih ngontrak dulu, lalu desain pengembangan dari rumah yang sekarang saya tinggali, dan yang ketiga rumah dari lahan di ladang mimpi yang luasnya 500 meter persegi. Seperti apa kira-kira?

Teras yang luas. 
Teras idaman, tidak pakai gebyok. Sumber gambar: Houzz

Meski model rumah masa kini justru meminimalkan bahkan meniadakan teras, buat saya teras itu penting sebagai ruang peralihan, dan utamanya privasi penghuni rumah. Teras juga baik untuk sirkulasi udara di dalam rumah. Karenannya, di rumah yang saya idamkan, teras harus luas dan teduh. Saya termasuk penyuka bentuk atap teras dengan tritisan lebar dan panjang. Teras idaman saya biasanya memasukkan satu set kursi andong, berlapis tegel merk kunci ala zaman dulu, dengan pot-pot tanaman di sekelilingnya. Di sana setiap tamu bisa duduk dengan nyaman, tapi privasi penghuni rumah tetap terjaga. 

Dapur yang bersih dan terang. 

Di beberapa rumah, dapur sering diletakkan di bagian paling belakang dan kurang diperhatikan. Ada yang menyatukan dapur dengan tempat cuci pakaian, (yang pakai sumur) dan berhadapan dengan pintu kamar mandi, atau letaknya jauh di belakang. Akibatnya acara memasak di dapur sangat tidak nyaman. 

Padahal, dari mana energi satu keluarga itu berasal kalau bukan dari dapur? Mengapa kegiatan dapur dianggap kegiatan kotor yang hanya pantas diletakkan di tempat seadanya? 

Di rumah impian saya, dapur harus cukup luasmya. Lantainya bersih, terang, dan bersirkulasi udara baik. Dapur mesti punya jendela besar yang terbuka ke arah taman, supaya orang yang bekerja di dapur merasa nyaman. 

Di Indonesia, acara memasak memang sepertinya membutuhkan dapur yang mudah dibersihkan. Kalau hanya mengikuti desain pantry ala orang Barat saya kira kurang pas, karena aneka jenis masakan ala Indonesia yang dimasak memakai minyak, santan, rempah, dan lain-lain. Jadi dapur dengan material yang mudah dibersihkan is a must! Percuma kalau di dapur kita jadi kudu ekstra tenaga karena takut dapur ternoda minyak, kecap, takut tepung menyembur, takut bau terasi menguar, dan lain-lain. Memasak harus dilakukan dengan tenang, karena selepas itu toh dapur bisa dibersihkan. 

Halaman Belakang yang Lapang

Rumah idaman saya menyertakan halaman belakang yang luas. Luasnya tak terbatas alias seluas-luasnya kalau bisa menampung semua aktivitas yang tidak bisa dilakukan dengan bebas di luar. Barangkali karena dulu waktu kecil sering main di kebun belakang orang. 

Halaman belakang ini juga sarana yang bagus buat seluruh aktivitas penghuni rumah di ruang terbuka, tapi tetap terjaga privasinya. Kecuali sih, kalau ada yang iseng nerbangin drone dan memata-matai dari atas.
Kolam idaman anak-anak. Sumber gambar: Pinterest
Halaman belakang yang ideal banget ada kolam renangnya. Supaya anak-anak dan temannya, atau kerabat, bisa bermain dengan senang. Supaya emaknya bisa berenang dengan bebas tanpa ribet ke kolam renang umum. 

Selain itu di halaman belakang harus ada bagian berumput dan pohon-pohon peneduh. Bisa buat kemping. Bisa buat menanam pisang. 

Beberapa halaman belakang orang ada pasir pantai dan dermaganya. Jelas ini tidak mungkin kecuali kalau rumah idaman saya ada di pinggir pantai Kemujan Karimun Jawa. 

Musala

Idealnya musala idaman berbentuk gazebo rumah kayu, berada di dekat kolam dan air yang bergemericik. Ukurannya sekitar 5x5 meter persegi. Lantainya dari kayu, jendela kayu. Tempatnya di bagian depan rumah, supaya bisa dijangkau banyak orang, terutama teman-temannya anak-anak. Musala ini tidak perlu ada banyak barang. Cukup lemari untuk meletakkan peralatan ibadah. 

Perpustakaan

Di Indonesia, tanpa bantuan sistem pengatur udara rasanya sulit mewujudkan ruangan yang bebas debu. Meski beberapa desain rak buku yang tak berpintu terlihat menawan, saya lebih memilih ruangan untuk perpustakaan menggunakan lemari buku dengan pintu kaca. Alasannya? Tentu saja supaya buku-buku di dalamnya lebih terlindung dari debu.
Betah berlama-lama di sini. Sumber gambar: Pinterest
Perpustakaan idaman tidak harus luas banget, tapi cukup untuk menampung koleksi buku dan ada jendela dengan sofa dan bantal-bantal empuk. Saya suka banget dengan model “window seat”. Rasanya sangat nyaman duduk sambil membaca di sana. 

SOHO (Small Office Home Office)
Ruang kerja idaman. Sumber gambar: Pinterest
Karena saya sekarang lebih suka kerja di rumah supaya bisa sambil mengurus dan mengawasi anak-anak, keberadaan SOHO ini jadi penting. Sepertinya beberapa belas tahun kedepan, dengan semakin padatnya lalu lintas, dan semakin canggihnya cara manusia berkomunikasi, orang-orang akan semakin banyak yang bekerja dari rumah. SOHO merupakan bagian dari rumah, tapi cukup “terpisah” sehingga aktivitas pekerjaan dan rumah tangga bisa saling terjaga privasinya. 

Rumah yang Melindungi

Hm, sedari tadi rumah idaman selalu menyebutkan kata privasi. Rumah, pada dasarnya memang pelindung bagi penghuninya. Rumah bisa melindungi secara lahiriah, dari cuaca, dari orang lain, dari gangguan binatang, dan lain-lain. Untuk itu rumah haruslah berada di lokasi yang nyaman dan aman. Sejatinya rumah tak perlu luas atau mewah. Secara fisik, rumah cukuplah memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan. 

Yang terpenting, rumah adalah pelindung batin seluruh penghuninya. Rumah idaman, adalah tempat yang selalu dirindukan untuk pulang. Seluruh kenyamanan dan kemewahan fisik tak akan ada artinya jika nyawa dari rumah yaitu para penghuninya tidak kerasan. 

Actually, as long as I’m with my beloved ones, any house would be a home for me.



Friday, October 27, 2017

Selaras di Obyek Wisata Watugunung Ungaran

Kolam renang watugunung
Selamat Datang di Watugunung

Tidak ada papan nama besar jika itu pertanda yang dicari. Ketika menginjakkan kaki di tempat ini, gemerisik dedaunan dan gemercik air adalah musik yang menyambut. Bongkah-bongkah bebatuan beraneka bentuk dan ukuran terhampar di hadapan, serasi dengan sejumlah bangunan bermaterial kayu dan bata eskpos. Angin berembus mengantarkan kesejukan, seolah membisikkan pesan: selamat datang di Watugunung.
Pintu Gerbang watugunung
Pintu Gerbang Watugunung
Watugunung bukanlah sebuah nama Desa, meski ketika mendengar nama itu, angan akan berkelana ke kisah suatu desa dalam kisah persilatan ratusan tahun yang lalu.
Loket masuk di Watugunung
Watugunung, adalah nama tempat wisata berupa kolam renang, danau, dan restoran yang terletak di desa Lerep, Ungaran Jawa Tengah. Desa Lerep dikenal sebagai wilayah dataran tinggi di lereng bukit dengan pesona keindahan tersendiri. Selain dikenal sebagai desa wisata, udara sejuk dan segar menjadi salah satu ciri khas kawasan Lerep. Ungaran sendiri adalah ibu kota Kabupaten Semarang yang berjarak 18 kilometer dari pusat kota Semarang, Jawa Tengah.

Air terjun watugunung
Sejuknya air terjun di Watugunung
Lokasi Watugunung terletak sekitar 1,6 kilometer ke arah Barat dari Alun-alun Lama Ungaran. Dengan kendaraan pribadi, waktu tempuh dari alun-alun tak sampai sepuluh menit. Jika naik kendaraan umum, dengan Bus Trans Semarang/ Trans Jateng, berhentilah di Shelter Alun-alun Ungaran lalu menuju lokasi dengan ojek. Jalan menuju ke Watugunung sudah diaspal halus, dengan lebar yang cukup untuk dua mobil yang berpapasan. Untuk menuju ke lokasi ini, pastikan kendaraan dalam kondisi baik, karena ada beberapa tanjakan yang cukup curam.

Halaman parkir watugunung
Area parkir di Watugunung

Mengapa Watugunung

Batu-batu beraneka bentuk dan ukuran yang tersebar di seluruh area tempat wisata ini memang seakan menegaskan nama Watugunung. Nama yang dipilih oleh Bapak Erry Sadewo, pemilik tempat nan sejuk dan asri ini. Pak Erry, seorang karateka nasional, memiliki kegemaran mengoleksi bebatuan. Beliau mengumpulkan aneka batu-batu unik dari penjuru Indonesia lalu diletakkan di lahan yang dimilikinya ini. Ketika hendak membangun dan mengembangkan lahan menjadi obyek wisata Watugunung, Pak Erry menambahkan lagi batu-batu dari Magelang, Kebumen, Malang, dan berbagai daerah lainnya.
Pemilik Watugunung
Kini ribuan bebatuan menjadi jalan setapak, membentuk bukit-bukit, kolam renang, air terjun, dan menjadi hiasan di seluruh penjuru. Pantaslah nama Watugunung tersemat di tempat asri ini.

Danau Kethek Lorek

Danau Kethek Lorek yang menawan
Selain bebatuan, sebuah embung menjadi daya tarik Watugunung. Embung ini diberi nama Danau Kethek Lorek. Barangkali di sekitar wilayah ini pernah menjadi habitat kera belang, entahlah. Danau berair tenang membuat suasana di Watugunung serasa berada di pedesaan. Sejumlah saung berjajar di sekelilingnya. Saung-saung ini dapat digunakan sebagai tempat makan dan bersantai para pengunjung. Tiga buah sampan kayu tertambat di tepian danau. Di waktu-waktu tertentu, dengan izin dan pengawasan petugas, pengunjung bisa menggunakannya untuk bersampan.

Danau Watugunung
Saung-saung di tepi Danau Kethek Lorek
Seperti juga pohon-pohon besar yang dibiarkan tumbuh alami, seluruh wilayah Watugunung adalah sebuah ekosistem yang selalu diupayakan untuk dijaga kelestariannya. Selain menjadi habitat bagi berbagai ikan tawar, Danau Kethek Lorek sedalam dua meter ini juga dibiarkan tak berdinding beton. Dengan demikian air danau secara alami dapat terserap ke dalam tanah dan mengaliri wilayah yang berada di sekitarnya. Di rumah-rumah warga yang lokasinya berada di bawah Watugunung, air mengalir jernih bagaikan sumber mata air.

Fasilitas di Watugunung


Fasilitas di Watugunung
Fasilitas di Watugunung

Selain danau dan saung-saung di sekelilingnya, di Watugunung berdiri beberapa bangunan lain. Diantaranya beberapa bangunan berbentuk joglo yang berukuran cukup besar. Joglo-joglo ini bisa mewadahi beraneka aktivitas, antara lain digunakan sebagai restoran. Kapasitas joglo bervariasi, bisa menampung puluhan hingga ratusan pengunjung.
Joglo di Watugunung
Joglo untuk berbagai aktivitas di Watugunung
Bangunan utama restoran terletak di bagian depan, dekat dengan loket dan pintu masuk. Untuk saat ini restoran hanya dibuka pada hari Minggu dan hari libur nasional. Sedangkan di hari biasa, para pengunjung diperbolehkan membawa makanan dan minuman sendiri selama berwisata di Watugunung.

Selain menyediakan restoran, saat ini Watugunung juga sudah beberapa kali menjadi lokasi untuk pernikahan, mulai dari akad hingga resepsi. Tentunya menikah di tempat unik ini sangat cocok bagi pengantin yang menyukai suasana alam yang asri. Hmm, terbayang syahdunya menggelar pernikahan bersama lantunan suara alam di Watugunung.
Lansekap Watugunung
Lansekap nan asri di Watugunung
Keindahan penataan lansekap di Watugunung juga membuat banyak pihak mengadakan sesi foto untuk berbagai keperluan di lokasi ini.

Selain saung dan joglo, ada beberapa bangunan tradisional serupa paviliun yang berisi kamar untuk menginap. Rumah-rumah tradisional itu adalah hasil “buruan” pak Erry selama bertahun-tahun ke berbagai wilayah. Rumah-rumah lama yang kadang sudah tak terawat itu bersinar kembali di tempat barunya di Watugunung.
Penginapan di Watugunung
Rumah tradisional berisi kamar di Watugunung
Pembangunan dan pembenahan di Watugunung juga masih terus dilakukan. Harapannya di tahun 2018 Watugunung sudah dilengkapi sarana penginapan dan Glamping. Glamping alias “glamorous camping”, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut aktivitas berkemah dengan fasilitas yang lengkap dan nyaman untuk para pelancong.

Jernih dan Segarnya Kolam Renang Watugunung
 
Kolam Renang
Kolam renang  di Watugunung
Bagi sebagian besar pengunjung, daya tarik utama Watugunung adalah keberadaan empat kolam renang yang memiliki sumber air dari mata air pegunungan. Empat kolam renang itu dibangun dengan bentuk organik, tentunya dengan bebatuan menghias tepiannya, membuat pengunjung seakan berenang di kolam mata air sesungguhnya.

Kolam renang Watugunung
Suasana asri dan sejuk di sekitar kolam renang
Terdapat dua buah kolam renang dengan kedalaman air 130 cm, sedangkan dua kolam lainnya sekitar 60 cm. Kedalaman kolam ini diperhitungkan sedemikian rupa untuk mengurangi risiko tenggelam namun pengunjung tetap bisa berenang dengan nyaman. Para orang tua tidak perlu khawatir jika putra-putri yang masih kecil belajar berenang di Watugunung, karena ada dua buah kolam renang yang cocok dipakai oleh anak-anak.
Kolam Renang Watugunung
Air kolam ini dikuras setidaknya seminggu sekali
Tidak ada bahan kimia berbahaya yang dicampurkan ke dalam air kolam. Yang ada hanyalah air jernih dan dingin khas segarnya air pegunungan. Untuk menjaga kebersihannya, setidaknya seminggu sekali air di dalam kolam akan dikuras habis dan diganti dengan yang baru. Jika sebelumnya air tampak kotor karena hujan atau sebab lainnya, pengelola juga akan langsung menguras kolam. Memang pekerjaan ekstra untuk membersihkan air kolam yang berada di bawah rimbunnya pepohonan. Ketika angin bertiup, air kolam pasti dipenuhi dedaunan. Sehari-harinya pihak pengelola akan membersihkan daun-daun yang jatuh ke air kolam dengan jaring. Pada umumnya kolam akan dikuras selepas “peak season” yaitu setiap hari Minggu malam.

Fasilitas MCK yang terjaga kebersihannya
Untuk melengkapi kolam renang ini, sudah tersedia fasilitas pancuran air, kamar mandi dan WC untuk para pengunjung.

Menjaga Alam Watugunung

Memang tidak mudah untuk mengawinkan idealisme dan bisnis. Keduanya selama ini seperti dua buah kutub yang berseberangan. Seringkali pembangunan tempat wisata baru akan mengabaikan ekosistem yang sudah berada di sana sekian lama. Menjaga alam seringkali dianggap langkah yang kurang praktis dan mahal.

Mendapatkan kesejukan dan kesegaran Watugunung
Tidak demikian halnya dengan Watugunung. Penataan lansekap yang apik, menjadikan pembangunan tempat wisata ini selaras dengan kondisi alami sebelumnya. Membangun bukan berarti merusak, melainkan menjadikan suatu tempat semakin indah dengan memanfaatkan potensi yang sudah ada semaksimal mungkin. Ketika membangun selaras dengan alam, maka keindahan dan kelestariannya tetap terjaga untuk waktu yang lama. Keselarasan ini menjadikan Watugunung tempat yang istimewa untuk mendapatkan suasana alami pedesaan nan asri dan indah.


Informasi Obyek Wisata Watugunung Ungaran:

1. Alamat:
Jalan Srikandi Raya No. 1, Desa Lerep, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
2. Kontak pengelola Watugunung:
Pak Bari: 0857- 2720-4770
3. Jam Buka Watugunung:
Senin-Minggu (setiap hari) pukul 08.00 – 16.00
Restoran buka khusus hari Minggu/ libur nasional
4. Htm Watugunung (Oktober 2017): Rp 25.000
(Anak di atas usia 4 tahun bayar penuh)
5. Pakaian: Casual-santai
Untuk berenang disarankan menggunakan pakaian khusus renang.



Wednesday, October 18, 2017

Hobi yang Mendatangkan Rezeki



Hobi menurut KBBI adalah kegemaran; kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Melakukan hobi adalah sarana rekreasi bagi orang yang menggemarinya. Tak jarang, seseorang rela mengeluarkan sejumlah biaya dan waktu yang tidak sedikit demi menekuni hobi. Tak sedikit juga yang rela menempuh resiko dan bahaya, demi melakoni hobi.

Hobi yang Bikin Miris
Kisah lucu atau miris datang dari kakak ipar saya. Seorang kawannya yang hobi motor trail, sampai harus melihat motor trail kesayangannya “dibumihanguskan” oleh sang istri. Masalahna bukan karena uang puluhan juta yang “diinvestasikan” dalam wujud motor, helm, outfit, sepatu, yang semuanya khusus dan mahal, tapi karena sang istri tak tahan lagi dengan sang suami yang “bertaruh nyawa” demi hobinya ini.

Sang suami sudah pernah menjalani aneka operasi untuk menyambung tulang-tulang rusuk dan kaki yang patah. Belum lagi paru-parunya yang nyaris bocor karena kecelakaan ketika turun gunung. Alih-alih kapok, setelah melewati masa pemulihan, sang suami kembali menjejak gunung di atas si motor. Jadilah motor kesayangan dan uborampenya (yang mahal itu) “dilenyapkan” dari muka bumi oleh sang istri. Tapi sang suami tak hilang akal, kini motor trail (barunya) aman di garasi orang lain.

Kalau para istri suka geleng-geleng kepala dengan hobi suami yang ekstrem, in another level, suami bisa jadi geleng kepala karena hobi istrinya. Seperti sudah sewajarnya, kalau perempuan lebih senang berbelanja dibandingkan laki-laki. Sehari-hari saja kaum perempuan harus belanja untuk kebutuhan rumah tangga. Sudah biasa melihat lebih banyak perempuan di mal dibandingkan laki-laki (yang jika ada pun lebih banyak berperan sebagai juru bayar dan juru angkut serta sopir).

Banyak literatur mencatat bahwa hobi belanja ini benar-benar bisa melenyapkan stres. Apalagi kalau dilakukan dengan dukungan uang yang cukup. Karena menilik kisah di buku The Confession of a Shopaholic, karangan Sophie Kinsella, memenuhi hobi belanja gila-gilaan tanpa peduli utang sudah segunung bisa jadi penyebab stres sesungguhnya.

Saya baru-baru ini membaca buku Hermes Tempation: kisah Fitria Yusuf dan Alexandra Dewi yang hobi belanja tas Hermes. Buat mengulang info saja nih, tas Hermes itu sebijinya bisa buat beli sepeda motor, (ini yang paling murah) sampai bisa beli apartemen di Jakarta. Tapi untungnya buat mereka, hobi mahal tadi bisa mendatangkan rezeki juga. Fitria Yusuf dan rekannya akhirnya menjadikan hobi belanja tas super mahal itu jadi lahan bisnis jual beli tas dengan keuntungan yang “tak seberapa” buat mereka, meski nominalnya setara gaji direktur BUMN di Ibu kota.

Mari kesampingkan bisnis tas yang omsetnya ratusan juta perbulan. Tak sedikit diantara orang-orang yang saya kenal bisa menjadikan hobi mereka tak sekedar sarana rekreasi atau kesenangan di waktu senggang, tapi juga sarana menjemput rezeki. Banyak teman hobi merajut, kini punya bisnis rajutan, ada teman hobi memasak, kini punya bisnis catering. Adik saya punya hobi mengutak-atik mainan, sempat punya usaha jual beli dan reparasi mainan. Saudara yang satu lagi punya hobi berdandan, kini mulai berlatih jadi MUA (Make Up Artist) buat teman-temannya. Lumayan, bayarannya bisa untuk jajan.

Jadi, Mbak Ika Puspita http://www.bundafinaufara.com dan Mbak Arina http://www.arinamabruroh.com, (keduanya blogger perempuan yang bikin saya kagum dengan tulisan dan komitmennya di dunia “perbloggingan”), tema hobi untuk arisan blog Gandjel Rel kali ini membuat saya ingin bilang, kalau hobi bisa jadi bukan kesenangan belaka, tapi juga bisa jadi sarana menjemput rezeki.

Hobi Saya Apa?
Hobi sejak kecil: membaca
Sejak belasan tahun terakhir, kalau ditanya hobi saya apa, saya bilang: membaca dan menulis.

Hobi membaca seperti chip yang ditanamkan di kepala oleh Bapak saya. Ingatan masa kecil saya tak pernah lepas dari belanja buku di toko Sekawan Pusat, salah satu toko buku paling besar di Solo pada masanya, sebelum raja retail buku buka cabang di mana-mana. Buku-buku anak-anak seperti Trio Detektif, Lima Sekawan, Noddy, Donald Bebek, Nina, jadi suplemen buat saya. Setiap pulang dari Sekawan Pusat, saya selalu menenteng setidaknya empat judul buku baru. Belanja buku ini jadi ritual belanja yang lebih menyenangkan buat saya dibandingkan belanja baju atau mainan. Eh, malahan saya nggak ingat kapan ya, belanja mainan sama Bapak waktu kecil.

Membaca adalah hobi yang sangat rekreatif buat saya. Tapi sayangnya, sekarang waktu untuk benar-benar membaca buku jadi berkurang. Kebanyakan baca status sosmed, sih.

Sekarang cerita tentang hobi saya yang satunya, yaitu menulis. Sepanjang saya ingat, di kala teman-teman berkeluh kesah plus bersusah payah menulis karangan di lembar-lembar ulangan, saya menulis dengan senang hati. Benar-benar menulis, karena waktu itu dikerjakan dengan tulisan tangan. Sejak kelas tiga SD saya juga sudah punya buku harian. Hobi menulis ini selain untuk kesenangan, ternyata bisa untuk menyalurkan kegelisahan. Setelah saya baca lagi buku-buku harian saya, ternyata bagus juga kalau punya tempat curhat yang pandai menyimpan rahasia.

Siapapun pasti senang kalau hobinya bisa dinikmati dan diapresiasi orang lain, seperti perasaan saya ketika tulisan yang saya buat dapat wadah untuk dibaca tidak hanya oleh saya dan guru yang memberi nilai. Tulisan pertama saya yang dimuat di majalah adalah liputan tentang perjalanan singkat saya bareng teman-teman sekelas ke Museum Radya Pustaka waktu kelas tiga SD. Majalahnya adalah majalah sekolah saya, namanya Kuntum. Selepas itu masih ada beberapa tulisan lain berupa fiksi dan puisi. Kini meskipun masih punya ratusan file tulisan fiksi, sebagian selesai sebagian besarnya belum, sebagian berupa ketikan dari mesin ketik manual, “karir” menulis (fiksi) saya seperti mentok di majalah-majalah sekolah. Kadang-kadang saja muncul di forum-forum beneran.

Saya juga hobi menulis surat. Kegiatan tulis-menulis surat ini mencapai puncaknya sebelum masa pesan elektronik datang. Menulis juga menjadi hobi yang membantu saya menyelesaikan aneka pekerjaan, dari yang remeh membuat surat tagihan, proposal kegiatan, sampai menyelesaikan satu standar kompetensi untuk organisasi yang saya ikuti.

Selepas selesai kuliah, hobi menulis ini membuka kesempatan untuk jadi koresponden di tabloid arsitektur, dan punya buku tentang arsitektur. But then that was it. Sampai akhirnya hobi tercinta ini mempertemukan saya dengan salah satu rejeki terbesar sepanjang hidup, yaitu bertemu dengan teman-teman di komunitas menulis, sampai sekarang tumbuh menjadi komunitas blogger. Teman-teman yang menjadi mentor, pesaing, pengritik, atau pembaca, yang budiman.

Hobi Jalan-jalan
Jalan-jalan santai bareng Sehati Project
Oiya, di masa kini, jalan-jalan sepertinya sudah menjadi hobi wajib nasional. Aneka majalah, blog, menuliskan kisah-kisah tentang perjalanan. Banyak teman blogger yang dapat rejeki dari hobinya ini juga. Memang jalan-jalan adalah hobi yang sangat menyenangkan. Untuk itu kita harus punya badan sehat, waktu, dan biaya. Bersyukurlah jika ketiganya ada. 
Outbound bareng Sehati Project
Buat saya  hobi jalan-jalan dikombinasikan dengan kemampuan menulis surat penawaran, dan membaca informasi tempat-tempat wisata, membuka rezeki juga untuk saya. Saya bisa piknik gratis dan dapat uang saku, dengan cara mengatur perjalanan rombongan  ke berbagai lokasi. 
Jangan ragu-ragu ya, yang mau piknik ngajak-ngajak saya.

Tuesday, October 3, 2017

Menyalurkan Zakat, Infaq, Sedekah lewat Lazizba

Rasanya hampir semua orang Semarang tahu keberadaan satu masjid besar di pusat kota, yaitu Masjid Baiturrahman. Masjid yang terletak di Barat lapangan Simpang Lima ini sudah lama menjadi jujugan masyarakat untuk melaksanakan solat, pengajian, juga beragam kegiatan keagamaan lainnya.

Tapi mungkin belum banyak yang tahu, kalau masjid Baiturrahman juga punya lembaga amil zakat yaitu LAZIZBA. LAZISBA adalah lembaga amil zakat yang berada di bawah pembinaan Yayasan Pusat dan Pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman. LAZIZBA ini dibentuk dalam rangka untuk mengelola potensi zakat, infaq dan sedekah (ZIS) dari jamaah masjid yang belum tergarap secara maksimal. Seiring perkembangan Lembaga dan tuntutan UU No 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, kini LAZIZBA sudah terdaftar dalam SK Kemenkumham No AHU-10075.50.10.2014 pada Tanggal 3 Desember menjadi Yayasan Lazis Baiturrahman.

Membayar zakat memang sudah menjadi kewajiban setiap umat Islam. Selain itu infaq dan sedekah, juga diharapkan menjadi sesuatu yang rutin untuk dilakukan, agar harta yang diberikan oleh Allah SWT memperoleh keberkahan. Sekarang ini memang banyak lembaga amil zakat di Indonesia. Sebagai masyarakat, harus mengetahui apakah lembaga tempat kita menyalurkan ZIS kita sudah memiliki ijin resmi dari pemerintah. Hal ini penting agar niat kita tersampaikan kepada yang benar-benar berhak dan dikelola melalui program-program yang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk LAZIZBA sendiri saat ini sudah memiliki aneka program. Sesuai dengan tujuan didirikanya yaitu:
  1. Membantu mengatasi kesenjangan sosial ekonomi masyarakat sehingga terwujud hubungan masyarakat serta sejahtera materiil dan spirituil.
  2. Menjaga harkat dan martabat mustahik.
  3. Mengentaskan kemiskinan
  4. Memberikan bantuan pada anak yatim piatu
Program-program LAZIZBA ada dalam empat bidang yaitu:

EKONOMI 
 
Pembinaan Usaha Lazizba

Dengan program pemberian bantuan modal pada Mustahik tanpa bunga atau disebut KUBAH (Kredit Usaha Barokah). Bantuan modal tanpa bunga tersebut sudah disalurkan ke Desa Tambak Mulya (2009), Mangkang (2009) , Tegowanu, Karangawen (2009), Cepoko (2010 – 2015) dan Tambak Rejo-Kali Gawe (2014 – 2019)

KESEHATAN 
Pengobatan gratis Lazizba
BERCERITA (Bersalin dan berbagi cinta ) yaitu pogram bersalin gratis untuk mustahik dengan investasi 600.000/ kelahiran. Ada lagi program IBU – KUS (Ibuku sehat – Anaku Cerdas ) berupa pemeriksaan, penguatan dan peningkatan gizi Ibu dan anakdi desa binaan/ yang telah terdata sebagai mustahik dengan investasi 50.000/ ibu. Baksos kesehatan di daerah binaan, dan SUNAH (Sunat Barokah) yaitu program sunat gratis bagi anak yatim piatu, yatim, duafa.

PENDIDIKAN 
Sekolahku Indah Lazizba
 BUS (Bea Siswa Untuk Surga) yaitu pemberian Bea Siswa untuk anak asuh dengan nominal: SD (Rp. 50.000), SMP (Rp. 75.000),SMA (Rp. 100.000). Ada program “Sekolahku Indah” berupa pemberian bantuan renovasi bagi sekolah – sekolah yang belum memenuhi standar dengan investasi program Rp. 2.500.000/ program. Ada juga program MAKSUM (Masjidku Tersenyum ) berupa bantuan untuk pemberdayaan Masjid agar lebih makmur dengan investasi Rp. 1.000.000

Program pendidikan yang lain adalah pembangunan ELC (Education Learning Centre) yaitu pusat pengembangan pendidikan bagi mustahik. Program ini menerima waqaf tunai dengan nominal RP. 1000.000 dan sudah ada tanah waqafnya.

LAZIZBA juga memiliki program pendirian TPQ di daerah rawan aqidah yang disebut ASYIK (Taman Syiar Qur’an) serta SANTRI (Sahabat Anak Berprestasi) yaitu program pengiriman assatid yang mendampingi anak asuh serta guru mengaji di TPQ yang telah didirikan.

KEPEMUDAAN (SABAB)
Pelatihan Pemuda Lazizba
 Program Kepemudaan LAZIZBA berupaya menciptakan pemuda muslim yang sempurna IMAN dan ILMU yang siap menegakkan Islam, berkarakter Islami, Mandiri dan berjiwa Sosial Tinggi. Selain berfungsi sebagai bank Sumber Daya Manusia untuk Lembaga, program kepemudaan juga sebagai sarana pengembangan semangat Entrepreneurship di kalangan pemuda.

Untuk melaksanakan program-program tersebut, LAZIZBA memiliki sumber-sumber dana berikut ini:
  1. Zakat, Infaq, dan Sedekah merupakan hak penuh Pengurus LAZISBA dalam kebijakan pengelolaan anggaran.
  2. Dana CSR (Corporate Sosial Responbility ) dana bantuan sosial dari perusahaan yang akan disesuaikan program LAZISBA dan program dari perusahaan.
  3. Dana Program berupa penawaran program – program khusus (bea SISwa, Maksum, waqaf dll ) kepada donatur dengan perjanjian jangka waktu tertentu. Memakai akad khusus.
Untuk itu LAZIZBA kini gencar menyosialisasikan program-programnya untuk memberikan informasi kepada masyarakat, bahwa LAZIZBA siap menerima, menampung dan menyalurkan Zakat, Infaq dan Shodaqoh kaum muslimin, kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan melalui program-program yang berkesinambungan.

LAZIZBA dapat dihubungi melalui:
Telepon : 085 100 999 774
EMAIL : lazis.baiturrahman01@gmail.com
ALAMAT : Jalan Mugas Dalam No 22 Semarang
FB : Lazis Baiturrahman
IG/twitter: @lazisba