Friday, May 29, 2015

Sunrise Punthuk Setumbu Borobudur



Ke Borobudur lihat candi? Itu sudah lazimnya. Ke Borobudur untuk hiking lihat sunrise? Itu baru pengalaman baru. Di desa Karangrejo, Borobudur ada sebuah obyek wisata yang memungkinkan kita melihat sunrise dengan latar belakang perbukitan, gunung Merapi dan Merbabu, plus siluet candi Borobudur. Namanya Punthuk Setumbu.

Punthuk sendiri artinya tanah yang ‘mawur’ alias tidak padat bagaikan pasir. Ada kisah juga kalau daerah ini ditemukan oleh seorang kyai yang mendapat semacam ‘petunjuk’ bahwa di daerah ini ada tempat untuk melihat matahari terbit. 

Jadi, yang mau ke Punthuk Setumbu (PS) paling oke waktu matahari terbit. Kalau siang hari, menurut beberapa teman, pemandangannya terlihat ‘biasa aja’. Untuk melihat sunrise tentunya kita harus bangun sebelum matahari terbit. Saya dan rombongan siap-siap dari Pondok Tingal di dekat Borobudur jam empat pagi. Dari candi Borobudur sekitar 4km. Arahnya kalau dari Borobudur ke arah Manohara, terus ikutin aja jalanan itu, nanti ada petunjuk arahnya. Tak perlu takut nyasar, karena meski dini hari, (khususnya weekend/ musim libur) sudah ada warga yang nongkrong di jalan raya depan candi Borobudur, siap menunjukkan jalan ke PS. 

Perjalanan ke PS membelah desa lewat jalan kecil (tapi mobil dan mikrobus bisa lewat kok) sekitar sepuluh menit. Waktu itu rombongan kami ada yang pakai bus gede, jadilah sang sopir mesti membawa bus ‘berakrobat’ untuk sampai ke tujuan. Jadi agak tidak disarankan pakai bus besar yah. Banyak kabel listrik yang melintang di atas jalan juga, bisa nyangkut ke atap bus. 
Parkiran di Punthuk Setumbu

Jam 04.20, tibalah kami di parkiran Punthuk Setumbu. Mobil dan sepeda motor bisa parkir dengan aman di dekat loket. Kalau pakai mikrobus harus parkir lebih jauh di jalan di bawah, lalu jalan kaki ke loket (agak menanjak) kira-kira 100 meter. 

Fasilitas di Punthuk Setumbu
Loket PS sudah dilengkapi musola dan toilet, plus warung-warung penjual teh, kopi, dan jajanan. Untuk bisa naik kita dikenai retribusi sebesar 15.000 rupiah  untuk wisatawan lokal dan 30.000 rupiah untuk mancanegara (Mei 2015). Iya, tempat ini sudah dikenal di kalangan wisatawan asing juga. Buktinya waktu saya ke sana ada sepuluhan orang asing. Untuk tiket rombongan, bisa dibicarakan dengan pengelola di sana ya. 
Jalur Punthuk Setumbu
Dari loket ke puncak jaraknya sekitar 300 meter, mesti hiking ringan sekitar sepuluh menit (tergantung kecepatan pribadi). Suasana masih gelap, tapi tidak begitu dingin. Malah gerah karena keringatan. Hehe.
Meski gelap, jalurnya secara umum aman. Di setiap tikungan, warga sudah bersiap menerangi jalan dengan lampu senter. Tapi sebaiknya siap dengan senter sendiri. Warga juga siap menjadi pemandu. Jalannya sebagian besar yang sudah dialasi paving atau ditambah pegangan bambu. Jadi kalau mau ajak anak-anak SD cukup oke. Kalau balita baiknya digendong saja. 

Disarankan ke PS kalau musim kemarau. Kebayang repotnya naik jika jalanan becek dan licin karena habis hujan. Dan lagi kemungkinan di atas pemandangan tertutup awan lebih besar saat musim penghujan.

Puncak Punthuk Setumbu
Sampai di puncak, sudah banyak orang duduk-duduk menatap ke satu arah yang gelap gulita. Saya ikutan rombongan deh. Asumsi saya sih di sana akan muncul pemandangan yang dinantikan. 

Borobudur dari Punthuk Setumbu
 
Selepas subuh, siluet perbukitan mulai tampak, dan siluet candi Borobudur menjadi semakin jelas. Kecil sih, seperti kumpulan segitiga. Stupa terbesar di tengah cukup menjadi penanda kalau yang saya lihat itu benar-benar candi Borobudur. Tapi suasana yang timbul karena pemandangan itu, keren sungguh.
 
Sunrise Punthuk Setumbu, Priceless
Selepas jam enam, matahari mulai meninggi dan akhirnya muncul dari tengah-tengah gunung Merapi dan Merbabu. Keren. Kalau dulu waktu kecil kita selalu menggambar pemandangan dua gunung dengan matahari terbit di tengah-tengahnya, di Punthuk Setumbu, kita bisa melihat gambar itu jadi kenyataan.

Selepas jam setengah tujuh, wisatawan mulai turun. Begitu terang kelihatan ramenya. Waktu itu perkiraan saya ada seratusan orang yang sama-sama di PS. Dari wisman, rombongan remaja, sampai anak-anak. 

Sekedar pendapat pribadi, selain buang sampah pada tempatnya, bagusnya sih kalau sudah di atas PS, jangan sibuk becanda sampai ribut. Jadi mengurangi kekhusyukan suasana di sana. 

Jadi sekarang kalau jalan-jalan ke Magelang, ke candi Borobudur, jangan lewatkan kesempatan melihat sunrise di Punthuk Setumbu. 

It’s magical.

Nama Obyek: Punthuk Setumbu
Lokasi : Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Kec. Borobudur, Magelang, Indonesia
HTM (Mei 2015) : Lokal 15.000 (IDR), Wisman 30.000 (IDR)
Jam Buka : 04.00 - 17.00




14 comments:

  1. wah bisa jadi referensi kalau saya ke jogja lagi .. karena lumayan sering ke jogja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, tepatnya di Magelang, mbak Nabil Fayadh.. :)

      Delete
  2. wahhh indah banget pemandangan sunrisenya ya makwin..Subhanallah...

    ReplyDelete
  3. Pengen kesini nanti liburan, bagus banget ya pemandangannya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyah sekaligus olah raga dikit-dikit mbaak hihi

      Delete
  4. Subhanallah. Dan aku belom pernah ke sini :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini deket, sehari kelar. Taro nyang jauh-jauh duyu lihat sunrisenya.. hihihi

      Delete
  5. Saya baru dengar Panthuk Satumbuh ini meski udah lumayan sering ke Jogja :D
    kalau kesana tujuannya suka ke Marioboro aja sih yaa heheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga baru pertama kali ngeh,... hehehe

      Delete
  6. Wah, baru tahu ada tempat ini, Punthuk Setumbu.
    Btw, aku udah follow blogmu, Mak. Folbek blogku di www.niaharyanto.com juga, ya. Hehehehe... fakir follower nih :D

    ReplyDelete
  7. kerennnn bangetttt....kudu kesini nih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kudu mbak Inung, yang hobi jalan-jalan.. :D

      Delete