Wednesday, September 6, 2017

Kunlaptik 2017 ke Puskesmas Sidorejo Kidul dan DUVER Salatiga


Hari kedua acara temu blogger Kesehatan, para Blogger Kesehatan jalan-jalan ke Salatiga
Blogger Kesehatan siap-siap (foto-foto) sebelum berangkat

Salatiga, kota yang berjarak sekitar 50km dari Semarang ini dikenal karena hawanya yang sejuk. Terletak di lereng Merbabu, Salatiga terkenal dengan hasil-hasil pertaniannya. Kalau oleh pecinta kuliner, salah satu kuliner Salatiga yang banyak dicari adalah wedang ronde. Salah satunya adalah Ronde Jago. Eits, tapi para blogger diajak ke Salatiga bukan untuk kuliner atau piknik. Kami akan mengunjungi sebuah Puskesmas, dan satu tempat bernama DUVER alias Dunia Vektor sebagai rangkaian kegiatan Kunlaptik 2017 alias Kunjungan Lapangan Tematik. 

Puskesmas Sidorejo Kidul yang Ramah dan Unggul 
Bu Camat beserta jajarannya menyambut rombongan Kemenkes dan Blogger di kantor Kecamatan.

Selepas satu jam perjalanan melewati jalan tol, kami tiba di Kantor Kecamatan Tingkir. Di sana kami disambut oleh Camat Tingkir beserta jajarannya. 

Ibu Camat Tingkir, Nunuk Dartini SpD Msi penuh semangat menjelaskan tentang program-program kesehatan yang telah berhasil beliau lakukan di wilayahnya. Beliau juga menyampaikan perasaan bangga karena Salatiga, dan khususnya wilayah Tingkir terpilih untuk dikunjungi rombongan kementrian bersama para blogger kesehatan. 

Kemudian kami juga disambut oleh Ibu Kepala Puskesmas yang ramah yaitu ibu dr. Deasy Vebriana. Beliau menyampaikan penjelasan tentang puskesmas yang dipimpinnya, yaitu Puskesmas Sidorejo Kidul. Terletak di dekat taman Tingkir yang asri dengan pemandangan keren gunung Merbabu, puskesmas Sidorejo Kidul punya visi untuk menjadi puskesmas terdepan untuk mewujudkan kecamatan Tingkir sehat dan mandiri. 
Puskesmas Sidorejo Kidul, Tingkir Salatiga

Sedangkan Misinya adalah: 

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
3. Menjalin kerjasama lintas sektor yang harmonis dan dinamis

Sesuai dengan motto Puskesmas: Ramah petugasnya, unggul pelayanannya, ibu kepala puskesmas, dan ibu bidan yang sempat menemani saya jalan-jalan memang ramah dan sabar menemani rombongan blogger. Kalau petugas kesehatannya ramah begini, tentunya nggak akan malas memeriksakan diri ke puskesmas, ya. 

Puskesmas ini sudah memiliki pelayanan yang lengkap antara lain: Pelayanan Dalam Gedung yaitu Klinik Umum, Klinik Ibu-Anak dan KB, dengan waktu pelayanan hari Senin-Sabtu mulai pukul 8 pagi sampai selesai. Selain itu ada juga Klinik Konseling yang terdiri dari konseling gizi, TB/ Kusta, sanitasi dan konseling penyakit jiwa. Untuk pelayanan luar gedung meliputi Posyandu, Pusling, Pos UKK, Poskestren, VCT Mobile, dan kunjungan rumah. 

Untuk mewujudkan kecamatan Tingkir yang sehat, Puskesmas Sidorejo Kidul memiliki program: 

1. Pembinaan keluarga siaga
2. Pembinaan kesehatan dan PHBS di semua tatanan
3. Sosialisasi dan memasyarakatkan GERMAS.
Di taman yang asri ini ada program unggulan "Sabtu Sehat Tingkir" 
Ada lagi sebuah program unggulan Puskesmas Sidorejo Kidul yaitu “Sabtu Sehat Tingkir”. Program ini dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu ke empat setiap bulannya, di Taman Tingkir. Di sana masyarakat bisa menikmati layanan kesehatan antara lain senam sehat bersama, diskusi interaktif, konsultasi kesehatan, donor darah, dan VCT Mobile (Tes HIV)

Selain itu ada juga Kelas menyusui Bunda Cantik Cakap Terampil ASI Eksklusif yang bertujuan memberikan informasi selengkap-lengkapnya bagi kesuksesan pemberian ASI eksklusif untuk bayi. Puskesmas juga memberikan layanan screening HIV-AIDS sebagai salah satu program inovatifnya. 

Puskesmas Sidorejo Kidul juga telah menjalani akreditasi pada tahun 2016 dan masih akan terus berbenah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Semangat! 

Dunia Vektor, Melihat Nyamuk dari Dekat
Selamat datang di DUVER!
Waktu pertama dengar “Dunia Vektor” saya mengira kami akan jalan-jalan ke satu tempat pembuatan desain grafis atau animasi. Sebagai lulusan kampus arsitektur, saya membayangkan desain grafis dan tangki air waktu pertama kali mendengar istilah itu. Karena kalau sehari-hari saya sering mendengar kalimat vektor itu ada hubungannya dengan gambar. 
Ternyata bukan. Di Salatiga ada Dunia Vektor yang lebih amazing!

Rasanya sudah sangat lama tidak mendengar singkatan panjang seperti B2P2VRP. B2P2VRP itu singkatan dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. DUVER ini lokasinya di Jl. Hasanuddin 123 Salatiga. 

Menurut saya DUVER ini sangat menarik. Saya bisa belajar banyak hal tentang kesehatan, istilah-istilahnya dan lain-lain. Kalau selama ini dunia kesehatan yang saya kenal melulu tentang dokter, apotik, obat, kali ini saya mengenal dunia kesehatan yang lain lagi, yang berhubungan dengan penelitian tentang penyakit melibatkan vektor dan reservoir. 

Sebelum cerita lebih panjang, supaya nggak bingung seperti saya, baiknya kita tahu dulu, apa itu vektor? Apa itu reservoir?

Vektor adalah adalah organisme yang tidak menyebabkan penyakit tetapi menyebarkannya dengan membawa patogen dari satu inang ke yang lain. Contoh vektor yang diteliti di DUVER adalah nyamuk, yang seringkali berperan sebagai vektor penyakit demam berdarah dan malaria. selain itu ada juga kecoak. Gampangnya, vektor itu adalah serangga penular penyakit. 

Sedangkan reservoir adalah hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen, tetapi mereka sendiri tidak terkena penyakit tersebut. Atau lebih mudahnya reservoir adalah mamalia kecil yang bisa menyimpan kuman penyakit. Reservoir yang diteliti di DUVER adalah sebangsa tikus dan kelelawar. 

Mulanya DUVER berdiri tahun 1976 di Semarang. Waktu itu ada kejadian luar biasa di Jepara yang harus segera ditangani. Jadi seperti diceritakan oleh ibu Dra. Widarti, M.Kes, Ketua Panitia Pembina Ilmiah (PPÄ°) B2P2VRP Salatiga, awal mula kerjasama DUVER adalah dengan WHO untuk insektisida baru pengganti DDT untuk mengendalikan wabah malaria yang ada di Jepara. 

Mengapa sih perlu ada DUVER? Menurut Bu Widiarti, angka kesakitan penyakit yang bersumber dari binatang semakin tahun cenderung meningkat. Perilaku masyarakat seperti memelihara satwa liar, pertumbuhan populasi dan pemanasan global turut menjadi faktor penyebab meningkatnya penyakit akibat binatang ini. Karena itu keberadaan DUVER sangatlah penting untuk memberikan indormasi tentang penyakit zoonosis dan pencegahannya. 

Tujuan didirikannya DUVER:

1. Menjadi pusat informasi, dokumentasi, display/ peragaan ekologi dan biologi maupun pengendalian vektor dan reservoir penyakit.
2. Menjadi wahana wisata ilmiah guna memasyarakatkan cara pencegahan penyakit bersumber vektor dan reservoir.
3. Memacu kreativitas kalangan peneliti dan masyarakat untuk menciptakan dan mengembangkan metode inovatid pengendallian vektor dan reservoir penyakit. 

Setelah disambut dengan hangat oleh pejabat di DUVER, kami akhirnya dibagi dalam kelompok untuk berkeliling. Tidak semua lab di DUVER boleh dimasuki oleh rombongan. Hanya di beberapa anjungan saja yang dinyatakan aman karena virus dan penyakitnya sudah dimatikan. 

Tempat kelompok saya datangi pertama kali adalah bagian asrama atau penginapan. Ada 16 kamar di unit bangunan ini yang dapat dipakai untuk menginap para peneliti atau pihak-pihak yang berkegiatan di DUVER. Hm.. di tempat seadem Salatiga ini, menginap di DUVER sepertinya akan jadi pengalaman yang nggak biasa ya. 
Laboratorium tempat tikus-tikus dan kelelawar diawetkan.
Setelah melihat asrama yang luas dan bersih, kami masuk ke laboratorium tempat mayat-mayat tikus dan kelelawar diawetkan. Hii.. tempatnya tentu saja berbau alkohol dan formalin. Di sini sampel tikus dari berbagai daerah di Indonesia diawetkan dalam tabung-tabung kaca berisi alkohol 70%. Setelahnya pada sampel-sampel yang dipilih, tikus-tikus terpilih akan dikuliti, dibersihkan dari dagingnya, lalu dibersihkan tulangnya hingga bisa diteliti. Jadi ingat dengan film “Bones” yang meneliti tulang belulang manusia untuk memecahkan kasus kriminal. Hehe. Tulang tikus ini megandung informasi tentang penyakit yang dibutuhkan. Waktu saya tanya pada mas dan mbak yang bertugas di sini, rata-rata mereka adalah lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat. 
Laboratorium uji pestisida, dan tanaman lavender. 
Sesudah masuk ke lab yang penuh "mayat" hehe, kami masuk ke laboratorium uji pestisida. Di sini aneka pestisida dari industri baik yang berupa aerosol, obat nyamuk bakar, lotion anti nyamuk, minyak, dll diuji. DUVER adalah satu-satunya tempat yang berakreditasi KAN di Indonesia yang dapat melakukan uji ini. Karena DUVER punya “peternakan” nyamuk, yang benar-benar bebas insektisida. Nyamuk-nyamuk yang “sehat” ini yang layak untuk menjadi sampel uji dari aneka insektisida tadi. 

Di depan lab ini ada aneka tumbuhan yang mengandung insektisida. Judulnya: Etalase Tumbuhan Berinsektisida. Tadinya saya kira ini adalah kumpulan tanaman yang sakit dan tidak layak konsumsi karena mengandung pestisida. Hihi. Dasar awam banget sama istilah-istilah kesehatan. Tetapi ternyata maksudnya dalah tumbuhan yang memiliki kandungan insektisida, maupun tumbuhan pengusir nyamuk vektor. Beberapa di antara tanaman yang mampu “mengusir” nyamuk adalah Zodia, Geranium, Serai wangi, Lavender, dan Rosemary. Nah, kalau mau rumah kita tidak disukai nyamuk, boleh tuh, menanam tanaman-tanaman tadi, ya. 

Saya kepikiran pengen punya tanaman pengusir nyamuk di rumah. Pasti akan lebih menarik kalau di DUVER bisa membeli aneka bibit tanaman ini. Pasti menarik kalau DUVER juga menjual aneka bibit tanaman ini sebagai oleh-oleh. 
Melihat nyamuk dari dekat. Cantik lho!
Setelah melihat tempat nyamuk diuji coba, kami masuk ke lab tempat penelitian nyamuk, di sana ada tumpukan box berisi nyamuk-nyamuk dari seluruh Indonesia. Sempat melihat nyamuk melalui mikroskop. Despite off nyamuk sering menjengkelkan, ternyata tubuh nyamuk itu sangat indah lho. MasyaAllah. 

Ada juga satu lab yang berisi alat canggih tempat  menggandakan DNA nyamuk untuk diteliti. Ah, saya agak kurang paham sama istilah ilmiahnya. Tapi membayangkan menggandakan DNA, pasti pekerjaan canggih gitu. Saya jadi salut sama tenaga-tenaga kesehatan yang mengabdi di DUVER. Karena merekalah aneka penyakit yang bersumber dari vektor dan reservoir bisa dikendalikan. 

Wahana yang paling menarik buat pengunjung, mungkin anak-anak sekolah barangkali adalah Wahana Ilmiah yang berisi display (bangkai) vektor dan reservoir tadi. Hehe. 
Lihat baik-baik, nyamuk dan kecoak lho itu!
Di sini nyamuk-nyamuk dibuat menjadi instalasi seni berupa gambar-gambar pemimpin negara, peta indonesia, dan lain-lain. Lukisan-lukisan itu adalah mozaik yang dibuat dari serangga semacam nyamuk dan kecoak. Hehe. Setiap lukisan mozaiknya ternyata ada maknanya. Seperti ada mozaik berbentuk mikroskop sebagai simbol penelitian, lalu ada pula mozaik tokoh yang berpengaruh dalam bidang kesehatan, salah satunya mozaik Menteri Kesehatan. 

Sayangnya jatah waktu kelompok saya untuk masuk ke ruangan ini sudah habis, alias rombongan hampir pulang. Untung saya sempat mengintip ruangan ini sebelum acara dimulai. 

Tapi bisa kok kalau di lain waktu kita mau datang ke DUVER. Cukup bikin perjanjian dengan pihak pengelola, dan memberi kontribusi beberapa ribu rupiah saja.  

Meski rasanya belum puas, karena belum semua lab dan ruangan sempat saya masuki, ternyata kunjungan di DUVER ini memberikan pengalaman baru buat saya dan semua rombongan. 

Semoga dunia kesehatan Indonesia semakin maju, khususnya di DUVER ini, agar penyakit-penyakit berbahaya dapat dicegah perkembang biakannya di Indonesia. 

Terima kasih untuk Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dengan program-program kunjungan lapangan seperti ini, kami, rakyat jelata ini jadi lebih tahu tentang langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah demi kesehatan dan juga kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Salam Indonesia Sehat! 

5 comments: